Jepang Alami Krisis Populasi, Satu dari 10 Orang Kini Berusia 80 Tahun ke Atas

Lebih dari 10% penduduk Jepang kini berusia 80 tahun atau lebih, kata pemerintah pada hari Senin (18/9/2023).

oleh Camelia diperbarui 19 Sep 2023, 15:01 WIB
Diterbitkan 19 Sep 2023, 15:01 WIB
Bendera Jepang
Undang-undang eugenika memberikan wewenang untuk melakukan sterilisasi terhadap orang dengan disabilitas atau gangguan keturunan guna mencegah kelahiran anak yang dianggap "terbelakang". (Dok. Instagram/@mitsuosuzuki)

Liputan6.com, Jakarta Lebih dari 10% penduduk Jepang kini berusia 80 tahun atau lebih, kata pemerintah pada hari Senin (18/9/2023) dilansir dari CNN. Ini menjadi sebuah tonggak sejarah terbaru yang mengkhawatirkan dalam krisis demografi negara tersebut.

Menurut angka yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, proporsi lansia Jepang, yang didefinisikan sebagai usia 65 tahun ke atas, juga berada pada rekor tertinggi, yaitu 29,1% dari populasi angka tertinggi di dunia.

Kementerian Jepang merilis angka tersebut untuk memperingati Hari Penghormatan terhadap Lansia, yang merupakan hari libur umum di negara tersebut, yang juga menghadapi anjloknya angka kelahiran dan menyusutnya angkatan kerja yang dapat berdampak pada pendanaan dana pensiun dan layanan kesehatan seiring dengan melonjaknya permintaan dari populasi lansia.

Populasi Jepang terus mengalami penurunan sejak ledakan ekonomi pada tahun 1980an, dengan tingkat kesuburan sebesar 1,3. Jauh di bawah angka 2,1 yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi yang stabil, tanpa adanya imigrasi. 

Sementara angka kematian telah melampaui angka kelahiran di Jepang selama lebih dari satu dekade, sehingga menimbulkan masalah yang semakin besar bagi para pemimpin negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia.

Banyak pekerja lanjut usia di Jepang

Ilustrasi Jepang
Ilustrasi Jepang. (Sofia Terzoni/Pixabay)

Negara ini juga merupakan salah satu negara dengan angka harapan hidup tertinggi di dunia, sehingga berkontribusi terhadap meningkatnya populasi lansia.

Untuk mengatasi meningkatnya kekurangan tenaga kerja dan dengan harapan dapat menghidupkan kembali perekonomian yang sedang lesu, pemerintah Jepang telah mendorong lebih banyak warga lanjut usia dan ibu rumah tangga untuk kembali memasuki dunia kerja dalam satu dekade terakhir.

Sampai batas tertentu, tujuan tersebut berhasil saat ini terdapat 9,12 juta pekerja lanjut usia di Jepang, jumlah ini terus meningkat selama 19 tahun berturut-turut. Pekerja berusia 65 tahun ke atas kini mencakup lebih dari 13% angkatan kerja nasional, kata Kementerian Dalam Negeri.

Negara tetangga juga alami krisis populasi serupa

Ilustrasi masyarakat Jepang
Ilustrasi masyarakat Jepang (Dok. Pixabay)

Tingkat lapangan kerja lansia di Jepang termasuk yang tertinggi di antara negara-negara besar, tambahnya. Namun bahkan mendorong pekerja lanjut usia saja tidak cukup untuk mengimbangi dampak sosial dan ekonomi dari krisis demografi, dimana Perdana Menteri Fumio Kishida memperingatkan pada bulan Januari bahwa Jepang berada di ambang tidak mampu mempertahankan fungsi sosial karena menurunnya angka kelahiran.

Dia menambahkan bahwa dukungan pengasuhan anak adalah “kebijakan paling penting” dari pemerintah, dan penyelesaian masalah ini tidak bisa untuk menunggu lebih lama lagi.

Negara-negara tetangga seperti Tiongkok, Korea Selatan, Singapura dan Taiwan juga mengalami krisis serupa. Pemerintah negara tersebut sedang berjuang untuk mendorong kaum muda untuk memiliki lebih banyak anak, di tengah meningkatnya biaya hidup dan ketidakpuasan sosial.

Jepang Dibayangi Krisis Demografi, Lansia dan Ibu Rumah Tangga Kembali Bekerja

Ilustrasi masyarakat Jepang
Ilustrasi masyarakat Jepang (Dok. Pixabay)

Bayang-bayang krisis demografi di Jepang semakin tampak. Lebih dari 10 persen populasi di Jepang berusia 80 tahun atau lebih. Angka demografi yang dirilis Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang, proporsi lansia Jepang yang didefinisikan sebagai usia 65 tahun ke atas juga berada di angka yang juga tinggi, yakni 29,1 persen dari populasi. Angka tersebut tercatat sebagai tertinggi di dunia.

Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi merilis angka demografi tersebut guna memperingati Hari Penghormatan pada Lansia yang merupakan hari libur nasional di Jepang.

Tak hanya jumlah lansia yang tinggi, Jepang juga menghadapi anjloknya angka kelahiran dan menyusutnya angkatan kerja. Hal tersebut berdampak pada pendaan dana pensiun dan layanan kesehatan seiring dengan melonjaknya permintaan populasi lansia.

Sejak adanya ledakan ekonomi pada 1980-an, populasi Jepang terus menurun dengan tingkat kesuburan 1,3--jauh di bawah angka 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi yang stabil tanpa adanya imigrasi. Sementara, angka kematian telah melampaui angka kelahiran di Jepang selama lebih dari 1 dekade. Hal ini menimbulkan masalah yang semakin besar bagi para pemimpin negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia.

Selengkapnya...

Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang
Infografis Naruhito Kaisar Baru Jepang. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya