Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan informasi dari a-z animals, dalam sebuah video yang memperlihatkan seorang pria di perahu menyaksikan kejadian yang cukup mengejutkan. Seekor pelikan yang kelaparan mengalami kesulitan setelah berupaya menelan ikan yang terlalu besar untuk tenggorokannya.
Walaupun terdengar cenderung lucu, situasi tersebut menjadi serius ketika ikan itu terjebak dan sulit untuk dikeluarkan. Dengan tanggap cepat, pria tersebut berusaha menyelamatkan pelikan yang sedang dalam kesusahan.
Baca Juga
Dengan usaha dan kehati-hatian, pria tersebut mencoba berbagai metode untuk melepaskan ikan yang terjebak di tenggorokan pelikan. Meski awalnya menghadapi kesulitan, bantuan dari orang lain akhirnya tiba, dan bersama-sama mereka berhasil membebaskan pelikan dari penderitaannya. Aksi pahlawan ini mengingatkan kita akan betapa pentingnya keterlibatan manusia dalam melindungi makhluk lain di dunia ini, bahkan dalam situasi yang mungkin terlihat sepele.
Advertisement
1. Apa yang Biasanya Dimakan Burung Pelikan?
Burung pelikan adalah bagian dari genus Pelecanus, yang merupakan jenis burung besar dan cenderung hidup di lingkungan air. Mereka dikenal dengan ciri khas paruh besar. Beberapa jenis pelikan meliputi pelikan putih Amerika (Pelecanus erythrorhynchos) dan pelikan coklat (Pelecanus occidentalis).
Mereka umumnya ditemukan di sekitar perairan, baik pesisir maupun pedalaman. Pelikan sebagian besar memilih ikan sebagai makanan utama, termasuk ikan mas, belanak, kijang, dan ikan kecil. Selain ikan, mereka juga makan krustasea, serangga, amfibi, burung, dan bahkan mamalia kecil. Meski memiliki reputasi sebagai pemangsa yang lihai, pelikan tidak dikenal sebagai burung yang terlalu bersuara.
Keberagaman dalam pola makan pelikan mencerminkan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan berbagai sumber makanan yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka. Hal ini menunjukkan bahwa pelikan adalah spesies yang sukses dan mampu bertahan dalam berbagai habitat air.
Advertisement
2. Bagaimana Alat Penangkap Ikan Dapat Merusak Satwa Liar?
Klip ini menunjukkan secara nyata dampak buruk alat penangkapan ikan terhadap satwa liar. Banyak hewan yang dibawa ke Pusat Margasatwa Virginia mengalami luka serius akibat alat tangkap, menggarisbawahi risiko yang dihadapi oleh spesies-spesies tersebut.
Salah satu bahaya umum adalah menelan kail yang dapat menyebabkan luka serius di mulut, esofagus, lambung, atau usus hewan. Hal ini dapat mengakibatkan pendarahan internal, regurgitasi makanan, kerusakan jaringan, dan rasa sakit yang parah, bahkan dapat berakibat fatal. Kait dan pemberat timbal juga dapat menyebabkan keracunan timbal pada burung pemangsa, meningkatkan risiko kesehatan yang serius pada satwa liar.
Unggas air, termasuk burung pelikan, dan penyu air, secara konsisten menderita dampak negatif ini. Terjebak dalam tali pancing atau jaring, hewan-hewan ini mengalami luka dan kerusakan kulit yang signifikan, membuat mereka kesulitan mencari makanan atau menghindari predator. Dampak ini tidak hanya merugikan individu tersebut, tetapi juga mengurangi harapan hidup mereka secara keseluruhan, menekankan perlunya perlindungan lingkungan untuk mengatasi ancaman terhadap keberlanjutan satwa liar.
Question and Answer
1. Burung pelikan apakah dilindungi?
Sisanya termasuk satwa yang tidak dilindungi, seperti pelikan (Pelecanus conspicillatus) dan harimau benggala (Panthera tigris tigris).
Advertisement
2. Apa fungsi paruh unik burung pelikan?
Paruh burung pelikan, yang memiliki bentuk menyerupai kantong besar, berperan penting dalam menangkap ikan.
3. Apakah pelikan mampu terbang?
Hidup berkelompok di daerah basah pantai, burung pelikan terbang dalam formasi huruf "V", menunjukkan kemampuan terbangnya yang luar biasa. Meskipun mampu terbang dalam jarak yang cukup jauh, ketika berada di darat, burung pelikan tampak canggung.
Advertisement
4. Apa peran kaki unik burung pelikan?
Burung perenang seperti bebek, itik, dan pelikan memiliki kaki berselaput untuk membantu mereka berenang.
5. Bagaimana proses perkembangbiakan burung pelikan?
Betina pelikan dapat meletakkan 1 hingga 3 telur, yang kemudian akan dierami bergantian oleh betina dan jantan. Proses ini berlangsung selama 28 hingga 36 hari sebelum telur menetas.
Advertisement