Pengertian Alexithymia dan Bagaimana Hubungannya dengan Autisme?

Alexithymia juga sering kali disebut sebagai kebutaan emosional atau perasaan. Tak jarang pula istilah tersebut dihubungkan dengan autisme. Yuk, simak apa sebenarnya Alexithymia itu dan bagaimana hubungannya dengan autisme!

oleh Ega Ayu Agustin diperbarui 02 Mar 2024, 16:56 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2024, 16:37 WIB
Ilustrasi sendirian tanpa ekspresi Credit by unsplash.com
Alexithymia merupakan kebutaan emosional.

Liputan6.com, Jakarta Alexithymia adalah kesulitan atau ketidakmampuan seseorang untuk mengenali, mengidentifikasi, dan menggambarkan perasaan atau emosinya. Istilah "alexithymia" sendiri dapat diartikan sebagai "kurangnya kata-kata untuk emosi." Meskipun bukanlah sebuah kondisi yang dapat didiagnosis, alexithymia sering dianggap sebagai sebuah ciri kepribadian. Lebih sering lagi, alexithymia terkait dengan individu yang memiliki kondisi neurodivergen, seperti gangguan spektrum autisme.

Berikut ini hal-hal lengkap terkait Alexithymia dikutip dari Health.com (27/2/2024).

Gejala-gejala yang Muncul dari Alexithymia

Orang yang mengalami alexithymia mungkin menghadapi kesulitan dalam merasakan emosi dan mengidentifikasinya, sehingga mereka mungkin tidak dapat mengenali tanda-tanda dan gejala dalam diri mereka sendiri. Sebaliknya, teman atau anggota keluarga mungkin lebih mampu mengenali gejala-gejalanya terlebih dahulu. Gejala-gejala tersebut bisa mencakup ketidakmampuan untuk fokus pada perasaan sendiri, keterbatasan dalam menunjukkan empati, ketidaknyamanan fisik saat mengalami emosi, dan kurangnya perhatian terhadap kebahagiaan orang lain.

Mengapa Seseorang Bisa Mengalami Alexithymia

Introvert sedikit untuk melakukan interaksi
Pentingnya orang tua untuk mengenali kepribadian sang anak. (pexels.com/@elizaveta-dushechkina-2099536)

Beberapa pakar berpendapat bahwa alexithymia memiliki komponen genetik karena cenderung muncul dalam beberapa gangguan perkembangan saraf yang bersifat herediter. Faktor budaya atau lingkungan juga bisa memengaruhi perkembangan karakteristik tersebut. Kombinasi kedua faktor ini sangat mungkin berperan sebagai penyebabnya.

Hubungan Antara Alexithymia dengan Autisme

anak autisme
Ilustrasi/copyright shutterstock.com

Beberapa peneliti telah mempertimbangkan bahwa, kesulitan yang dihadapi oleh individu dengan autism spectrum disorder (ASD) dalam mengenali emosi mungkin tidak sepenuhnya disebabkan oleh autisme itu sendiri, tetapi oleh alexithymia. Dengan demikian, ada keyakinan bahwa alexithymia dan autisme mungkin terjadi secara bersamaan.

Kondisi Lain yang Terkait dengan Alexithymia

Selain autisme, alexithymia juga telah dikaitkan dengan beberapa kondisi kesehatan lainnya. Beberapa kondisi lain yang bisa terjadi bersamaan dengan alexithymia termasuk depresi, skizofrenia, cedera otak traumatis, gangguan saraf, post traumatic stress disorder (PTSD), dan gangguan penyalahgunaan zat.

Bagaimana Alexithymia Didiagnosis?

Alexithymia tidak termasuk dalam gangguan kesehatan mental resmi yang tercantum dalam DSM-5. Karena itu, tidak ada kriteria khusus yang harus dipenuhi untuk mendiagnosis kondisi ini. Meskipun demikian, beberapa dokter dan peneliti menggunakan kuesioner yang disebut Toronto Alexithymia Scale (TAS-20), yang dikembangkan pada tahun 1994.

Apa yang Dirasakan Penderita Alexithymia?

Penderita Alexithymia biasanya tidak mampu mengenali dan merespons emosi orang lain, termasuk ekspresi wajah dan nada bicaranya.

Apa yang Terjadi Jika Kita Tidak Memiliki Emosi?

Apabila seseorang tidak memiliki emosi maka ia akan merasa jiwa, pikiran dan raganya tidak saling terhubung sebagaimana roh yang lepas dari dalam tubuh (disosiasi).

Apa Itu Emosi Datar?

Seseorang yang mengalami alexithymia (emosi datar) biasanya menunjukkan tanda dan gejala berikut ini: Sulit memahami diri sendiri dan orang lain. 

Kenapa Saya Tidak Merasakan Apa-apa?

Mati rasa secara emosional sering dikaitkan dengan stres yang tidak terkelola dengan baik.

Faktor Apa yang Berpengaruh Terhadap Emosi?

Kondisi yang turut mempengaruhi emosi yang dominan ialah kondisi kesehatan, suasana rumah, cara mendidik anak, hubungan dengan para anggota keluarga, hubungan dengan teman sebaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya