Apa Itu Prosopagnosia? Ketahui Gejala-Gejala dan Bagaimana Cara Menghadapinya

Liputan6.com, Jakarta Ketika kita bertemu dengan seseorang yang baru, hal pertama yang sering kali menarik perhatian adalah wajah mereka. Wajah memiliki peran yang sangat penting dalam membantu kita membedakan satu individu dengan lainnya, memungkinkan kita untuk mengenali teman, keluarga, atau orang yang kita temui setiap hari.

Namun, ada kondisi yang disebut prosopagnosia, atau gangguan pengenalan wajah, yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengenali wajah orang lain. Gangguan ini disebabkan oleh kelainan pada sistem saraf, di mana membuat individu kesulitan dalam mengingat dan mengenali wajah, meskipun mereka dapat mengenali orang tersebut melalui suara atau ciri-ciri lain.

Berikut adalah penjelasan rinci mengenai penyakit prosopagnosia, termasuk definisi, variasi dan faktor pemicunya yang dikutip dari berbagai sumber, Selasa (28/1/2025).

Prosopagnosia merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi wajah individu lain dan anggota keluarganya sekalipun.

Penyakit ini mungkin disebabkan oleh kelainan bawaan sejak lahir, masalah saraf, atau akibat dari cedera pada kepala.

Prosopagnosia atau kebutaan wajah merupakan gangguan yang dapat terjadi karena adanya ketidaknormalan pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengenali, membedakan, dan mengingat wajah seseorang.    

Ada dua jenis Prosopagnosia berdasarkan penyebabnya.

Acquired Prosopagnosia

Prosopagnosia Acquired terjadi akibat trauma pada otak, seperti stroke atau kecelakaan. Individu yang mengalaminya akan mengalami kesulitan dalam mengenali atau mengingat wajah orang lain, menunjukkan perubahan dalam fungsi otak sebelum dan sesudah trauma.

Penyebab utama kelainan ini adalah kerusakan pada gyrus fusiformis, bagian otak yang mengatur ingatan tentang wajah. Akibatnya, seseorang mungkin kesulitan mengingat wajah orang lain, namun masih dapat mengingat hal-hal lain.

Developmental Prosopagnosia

Prosopagnosia Developmental adalah kelainan bawaan yang menyebabkan individu sulit mengenali dan mengingat wajah orang lain sejak lahir.

Penderita jenis ini sering kali tidak menyadari kondisinya dan seringkali terkait dengan faktor genetik yang diturunkan dalam keluarga.

Ciri khas gangguan pengenalan wajah adalah kesulitan mengidentifikasi wajah individu terdekat seperti anggota keluarga dan teman tanpa adanya keterlibatan masalah memori, penglihatan, atau pembelajaran.

Selain kesulitan mengenali wajah orang lain, individu yang mengalami gangguan pengenalan wajah mungkin mengalami:

• Kesulitan mengenali gambar wajah sendiri dalam foto atau refleksi cermin.
• Kesulitan membedakan antara wajah dan objek.
• Kecemasan yang mengganggu.
• Menghindari interaksi sosial.
• Gejala depresi.

Penyebab Prosopagnosia karena kelainan bawaan lebih mungkin terjadi pada individu yang memiliki kondisi genetik tertentu, termasuk:

• Gangguan pada spektrum autisme
• Sindrom Asperger
• Sindrom Turner
• Williams syndrome

Sementara itu, terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami prosopagnosia yang diperoleh, yaitu:

• Trauma kepala
• Gangguan perkembangan otak
• Paparan karbon monoksida
• Penyakit Alzheimer
• Demensia
• Tumor otak
• Kekurangan oksigen di otak (hipoksia serebral)
• Infeksi virus di otak (ensefalitis virus)
• Epilepsi
• Stroke    

Prosopagnosia yang terjadi karena bawaan lahir maupun karena kelainan genetik belum bisa disembuhkan. Namun, dokter dapat melatih penderita agar tetap bisa berinteraksi dengan orang lain, misalnya dengan terapi okupasi.

Agnosia visual adalah kesulitan dalam mengenali objek yang terlihat tanpa ada masalah pada kemampuan penglihatan, bahasa, dan ingatan. Khususnya, ketidakmampuan untuk mengenali wajah orang yang sudah dikenal atau wajah baru disebut sebagai prosopagnosia.

Prosopagnosia merujuk pada sulitnya seseorang dalam mengidentifikasi wajah individu lain, yang juga dikenal sebagai ketidakmampuan mengenali wajah. Secara medis, tingkat keparahan prosopagnosia bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang parah.