Daftar Serangga yang Boleh Dikonsumsi Menurut Penelitian untuk Wacana Terbaru Makan Bergizi Gratis

Serangga disebut-sebut sebagai sumber protein alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis. Ini daftar yang aman dikonsumsi.

oleh Andre Kurniawan Kristi diperbarui 30 Jan 2025, 11:50 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2025, 11:50 WIB
Restoran di Bangkok Sajikan Serangga
Hidangan kombinasi semut bersayap yang dapat dimakan saat disiapkan di dapur restoran Insects in the Backyard, Bangkok, 15 Agustus 2017. Restoran ini menjadi yang pertama membuka menu hidangan makanan dengan kombinasi serangga. (LILLIAN SUWANRUMPHA/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Serangga kini mulai dipertimbangkan sebagai sumber protein alternatif dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dirancang oleh pemerintah. Wacana ini pertama kali disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana, yang menyebut bahwa serangga dapat menjadi bagian dari menu MBG, terutama di daerah yang sudah terbiasa mengonsumsinya.

Gagasan ini mendapat perhatian luas, baik dari kalangan ahli gizi maupun masyarakat. Sebagian pakar menilai konsumsi serangga dapat menjadi solusi atas kebutuhan protein yang terjangkau dan berkelanjutan, sementara yang lain menekankan pentingnya proses pengolahan yang higienis agar aman dikonsumsi. Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Universitas Indonesia (RSUI), Anna Maurina Singal, menegaskan bahwa serangga hanya bisa menjadi sumber protein yang baik jika diolah dengan benar. “Perlu diperhatikan berbagai metode khusus dalam mengolah serangga menjadi makanan,” kata Anna, mengutip Merdeka.com.

Namun, penerapan serangga sebagai makanan dalam skala nasional masih memerlukan kajian lebih lanjut. Preferensi budaya dan kebiasaan makan anak-anak juga menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, kebijakan MBG harus tetap mempertimbangkan habitus gizi anak, mengingat belum semua daerah di Indonesia terbiasa dengan makanan berbasis serangga.

Daftar Serangga yang Aman Dikonsumsi

Tidak semua serangga bisa dikonsumsi. Berdasarkan berbagai penelitian, lebih dari 2.100 spesies serangga di dunia diketahui layak untuk dikonsumsi. Di Indonesia sendiri, beberapa jenis serangga telah menjadi bagian dari kuliner lokal di berbagai daerah. Berikut beberapa jenis serangga yang dinilai aman dan bernutrisi tinggi:

  • Jangkrik (Acheta domesticus) → Kaya protein dan mengandung asam lemak sehat.
  • Belalang (Locusta migratoria) → Sumber protein tinggi dengan kadar lemak rendah.
  • Ulat Hongkong (Tenebrio molitor) → Mengandung protein, lemak sehat, serta serat chitin yang baik untuk pencernaan.
  • Ulat Sagu (Rhynchophorus ferrugineus) → Kaya energi, biasa dikonsumsi mentah atau dipanggang.
  • Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros) → Populer di Asia Tenggara dan memiliki kandungan protein tinggi.

Selain di Indonesia, konsumsi serangga juga umum di beberapa negara. Meksiko terkenal dengan taco belalang, sementara Thailand dan Kamboja memiliki menu jangkrik dan tarantula goreng. Bahkan, Badan Pangan Singapura (SFA) telah menyetujui 16 jenis serangga untuk dikonsumsi, termasuk belalang sembah, ulat hongkong, dan beberapa jenis kumbang.

Bagaimana Cara Mengolah Serangga agar Aman Dikonsumsi?

Meski serangga kaya nutrisi, proses pengolahannya harus dilakukan dengan cermat untuk memastikan keamanan pangan. Serangga yang dikonsumsi harus berasal dari sumber yang terkontrol, bukan dari alam liar, guna menghindari paparan pestisida, logam berat, atau mikroba patogen.

Beberapa metode pengolahan yang direkomendasikan antara lain:

  • Pengeringan → Meningkatkan daya tahan dan memungkinkan serangga dijadikan tepung protein.
  • Penggorengan → Memberikan rasa renyah, tetapi bisa meningkatkan kadar lemak.
  • Panggang atau Rebus → Membantu membunuh bakteri tanpa mengurangi banyak nutrisi.

Di beberapa industri pangan, serangga bahkan diolah menjadi produk inovatif seperti protein bar dan biskuit berbahan dasar jangkrik.

Tantangan Penerapan Serangga dalam Program Makan Bergizi Gratis

Meskipun memiliki potensi gizi tinggi, penerapan serangga dalam MBG menghadapi berbagai tantangan. Pakar gizi Idham Cholid menyoroti bahwa tidak semua anak Indonesia familiar dengan makanan berbasis serangga.

Selain itu, kandungan protein dalam serangga juga harus diperhitungkan dengan cermat. Dr. Anna Maurina Singal menekankan bahwa asupan protein harus mencukupi kebutuhan harian anak. Jika anak butuh 40 gram protein per hari, tapi hanya dapat 5 gram dari serangga tanpa tambahan sumber protein lain, maka asupan serangga tersebut jadi percuma.

"Saran saya diperlukan penelitian komprehensif untuk berbagai jenis serangga-serangga di Indonesia sebagai bahan makanan sumber protein untuk bisa masuk ke dalam database Daftar Bahan Makanan Penukar di Indonesia. Di dalamnya akan terdiri atas jenis serangga dan sejumlah berapa banyak dari satu jenis serangga tersebut untuk memberikan jumlah protein, lemak, mikronutrien tertentu," ujarnya.

Apakah Konsumsi Serangga Aman untuk Semua Orang?

Kendati bernutrisi tinggi, konsumsi serangga tetap memiliki risiko alergi, terutama bagi orang yang memiliki alergi terhadap makanan laut seperti udang dan kepiting. Beberapa serangga juga berpotensi mengandung toksin alami, sehingga harus dipilih dengan hati-hati.

Dokter gizi klinik Anna Maurina Singal menyarankan agar penelitian lebih lanjut dilakukan sebelum serangga dimasukkan dalam daftar bahan makanan utama.

Bagaimana Regulasi Konsumsi Serangga di Negara Lain?

Sejumlah negara telah memiliki regulasi terkait konsumsi serangga sebagai pangan alternatif. Badan Pangan Singapura (SFA) misalnya, telah menyetujui 16 spesies serangga yang dapat dikonsumsi dengan ketentuan ketat, termasuk keharusan untuk membudidayakannya di lingkungan yang higienis.

Di Uni Eropa, beberapa jenis serangga telah diizinkan untuk dijual sebagai bahan pangan sejak 2021, dengan standar ketat terkait keamanan dan proses pengolahan. Sementara di Indonesia, regulasi mengenai konsumsi serangga masih dalam tahap kajian lebih lanjut.

1. Apakah serangga benar-benar sehat untuk dikonsumsi?

Ya, serangga mengandung protein tinggi, lemak sehat, serta vitamin dan mineral esensial.

2. Apa saja jenis serangga yang paling banyak dikonsumsi?

Jangkrik, belalang, ulat sagu, ulat hongkong, dan kumbang kelapa.

3. Bagaimana cara memastikan serangga aman untuk dimakan?

Serangga harus berasal dari budidaya yang terkontrol, serta diolah dengan metode yang tepat seperti pengeringan, penggorengan, atau pemanggangan.

4. Apakah semua orang bisa makan serangga?

Tidak. Orang dengan alergi terhadap makanan laut mungkin juga alergi terhadap serangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya