Liputan6.com, Jakarta Dalam dunia anak-anak, camilan sering kali menjadi bagian tak terpisahkan dari pola makan sehari-hari. Camilan pun bisa menjadi sumber energi dan nutrisi yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
Pasalnya, riset yang dilakukan American Academy of Pediatrics menyebut, camilan dapat menjaga keseimbangan energi si kecil, sehingga mereka bisa tetap aktif tanpa merasa terlalu lapar sebelum waktu makan utama datang.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya itu, sebuah riset yang dilakukan Journal of School Health pun menemukan, anak-anak yang mengonsumsi camilan yang tepat cenderung memiliki konsentrasi lebih baik selama di sekolah.
Advertisement
Ya, dikarenakan sifatnya makanan selingan, memilih camilan pun tidak boleh asal. Academy of Nutrition and Dietetics menekankan, orang tua perlu menyiapkan porsi camilan yang tepat agar anak tidak terlalu kenyang sebelum waktu makan.
Lantas, bagaimana cara memilih camilan yang tepat untuk anak?
Camilan untuk Anak
1. Perhatikan Usia Anak
Memperhatikan usia anak saat memilih camilan sangat penting karena kebutuhan nutrisi dan kemampuan pencernaan mereka bervariasi seiring pertumbuhan. Pada usia yang lebih muda, seperti bayi dan balita, camilan haruslah lembut dan mudah ditelan, serta kaya akan nutrisi yang mendukung perkembangan otak dan fisik.
Seiring bertambahnya usia, anak-anak mulai memiliki preferensi rasa berbeda dan kemampuan untuk mengunyah makanan yang lebih keras. Camilan yang sesuai dengan tahap perkembangan tidak hanya menjaga keamanan saat makan, tetapi juga membantu mengajarkan kebiasaan makan sehat.
2. Cek Bahan Camilan
Mengecek bahan-bahan dalam camilan sangat penting untuk memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi anak sehat dan bergizi. Hindari camilan yang mengandung bahan tambahan seperti gula, garam, dan pengawet yang berlebih karena dapat berdampak negatif pada kesehatan anak.
3. Pantau Kebutuhan Kalori
Memantau kebutuhan kalori anak penting untuk memastikan mereka mendapatkan energi yang cukup untuk pertumbuhan dan aktivitas. Kebutuhan kalori bervariasi tergantung usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas.
Cukup kalori dapat mendukung perkembangan fisik dan mental, mencegah obesitas, dan memastikan anak memiliki energi untuk beraktivitas.
4. Variasikan Camilan
Anak-anak mungkin mudah bosan dengan camilan yang itu-itu saja. Sebagai solusinya, kamu dapat memberikan camilan dengan berbagai varian rasa.
Terbuat dari bahan-bahan berkualitas, Lexus Biskuit cocok untuk dijadikan camilan anak. Biskuitnya yang renyah dan gurih berpadu dengan isian yang melimpah dan meleleh di mulut.
Variannya pun bermacam-macam, mulai dari Chocolate Cream, Peanut Butter, Cream Cheese, Dark Chocolate Cookies, hingga Mixed Nut –membuat anak tidak mudah bosan dengan camilannya.
Menariknya lagi, Lexus Sandwich Crackers membawa keceriaan di setiap gigitannya dengan edisi spesial berkolaborasi dengan karakter Sanrio, sebagai bagian dari kampanye “That’s A Lexus Moment.”
Kolaborasi ini menghadirkan desain kemasan yang menampilkan Hello Kitty dan teman-temannya seperti My Melody, Keroppi, Bad Badtz-Maru, Kuromi, dan banyak lagi, menginspirasi lebih banyak momen bonding bermakna bagi ibu dan anak Indonesia.
Karakter-karakter dari Sanrio, yang dikenal karena menyimbolkan keceriaan, persahabatan, dan kepolosan, sangat cocok untuk mencerminkan nilai-nilai Lexus sebagai cemilan yang memperkaya momen-momen sederhana namun penuh makna dalam keseharian.
Dengan adanya semua karakter Sanrio yang ikut serta, harapannya setiap produk Lexus dapat membawa semangat kebersamaan, keceriaan, dan ikatan emosional yang erat antara keluarga.
Kemasan edisi spesial Lexus Sandwich Crackers dengan tema karakter-karakter Sanrio hanya ada di varian rasa favorit anak Indonesia yaitu rasa coklat dan rasa keju. Dua varian Lexus Sandwich Cracker tersebut dilengkapi dengan pilihan 10 set stiker limited edition yang bisa dikoleksi.
5. Libatkan Anak saat Memilih Camilan
Melibatkan anak dalam memilih camilan dapat menjadi salah satu aktivitas bonding yang sederhana dan bermanfaat untuk anak. Sebab, dengan orang tua membiasakan anak untuk selalu mengutarakan pilihannya, mengeluarkan pendapat apa yang dia suka dan tidak suka, berkomunikasi hingga mengambil keputusan.