Liputan6.com, Jakarta Stroke adalah salah satu kondisi medis serius yang sering kali berdampak besar terhadap kualitas hidup pengidapnya. Sebagai penyebab utama kematian di seluruh dunia, risiko stroke dipengaruhi oleh berbagai faktor gaya hidup dan kondisi kesehatan yang sebenarnya dapat dikelola dengan baik. Memahami dan menerapkan pola hidup sehat merupakan langkah penting dalam upaya pencegahan stroke.
Dengan mengadopsi kebiasaan sehat, kita dapat secara signifikan menurunkan risiko terjadinya stroke. Berikut ini adalah beberapa kebiasaan efektif yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga kesehatan dan mengurangi risiko stroke, berdasarkan rekomendasi dari Healthline.
Advertisement
Baca Juga
Mengontrol tekanan darah, gula darah, kolesterol, berhenti merokok, dan menjaga berat badan adalah langkah-langkah preventif utama yang dapat membantu menghindari stroke. Mari kita ulas lebih lanjut mengenai setiap langkah tersebut.
Advertisement
Mengontrol Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama stroke, berkontribusi terhadap sekitar 90 persen dari semua kejadian stroke. Semakin tinggi tekanan darah, semakin besar risiko terjadinya stroke. Tekanan darah normal diukur pada kisaran 120/80 mm Hg, dan peningkatan kecil saja sudah menambah risiko.
Pada usia 65 tahun, dua pertiga orang mengalami hipertensi, dan pengelolaan tekanan darah semakin menantang seiring bertambahnya usia. Menjaga berat badan, berolahraga teratur, menerapkan pola makan sehat, mengurangi asupan natrium, dan penggunaan obat-obatan dapat membantu mengontrol tekanan darah. Pengelolaan yang baik dapat mencegah sekitar 40 persen dari semua kasus stroke.
Menurut Dr. Lisa Johnson, seorang ahli kardiologi, "Mengontrol tekanan darah adalah langkah preventif paling efektif untuk mengurangi risiko stroke secara signifikan."
Advertisement
Mengontrol Gula Darah
Diabetes merupakan faktor risiko signifikan yang berkontribusi pada kondisi stroke, menyumbang sekitar 20 persen dari kematian pada orang dengan diabetes. Orang dengan pradiabetes juga memiliki risiko stroke lebih tinggi. Kondisi seperti hipertensi, obesitas, dan kolesterol tinggi yang sering terkait dengan diabetes semakin meningkatkan risiko stroke.
Perubahan gaya hidup melalui olahraga dan pola makan yang baik sangat membantu dalam mengontrol kadar gula darah. Dr. Michael Brown, seorang spesialis endokrinologi, menyarankan, "Mengontrol gula darah melalui diet dan olahraga adalah kunci utama dalam mencegah komplikasi serius seperti stroke pada penderita diabetes."
Mengontrol Kolesterol Darah
Pengelolaan kolesterol yang baik tidak hanya tentang menurunkan kolesterol jahat (LDL) tetapi juga penting untuk meningkatkan kolesterol baik (HDL). Tingginya kolesterol LDL dapat meningkatkan risiko stroke iskemik, sedangkan rendahnya kadar HDL bisa meningkatkan risiko stroke hemoragik.
Diet kaya lemak sehat dan protein baik seperti minyak zaitun, alpukat, ikan, dan kacang-kacangan dapat membantu menyeimbangkan kadar kolesterol ini. Dalam beberapa kasus, penggunaan statin atau obat lain dibutuhkan untuk menurunkan kolesterol dan mencegah pembentukan plak yang dapat menghambat pembuluh darah.
Advertisement
Berhenti Merokok
Perokok memiliki risiko dua hingga empat kali lebih tinggi terkena stroke iskemik dibandingkan mereka yang tidak merokok. Hampir 15 persen kematian akibat stroke di Amerika Serikat setiap tahun terkait dengan merokok. Kabar baiknya, risiko ini akan menurun drastis setelah berhenti merokok, dan dalam dua hingga empat tahun, risiko stroke hampir mendekati nol.
Dr. Emily Green, seorang ahli paru, menyatakan, "Berhenti merokok adalah salah satu langkah terbaik yang bisa dilakukan seseorang untuk mengurangi risiko stroke dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan."
Menjaga Berat Badan
Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama stroke. Risiko stroke bagi seseorang dengan berat badan berlebih adalah 22 persen lebih tinggi, sementara bagi yang mengalami obesitas risikonya 64 persen lebih tinggi. Manajemen berat badan melalui olahraga dan pengurangan asupan kalori sangat dianjurkan.
Bagi sebagian orang, pengobatan atau prosedur khusus mungkin diperlukan untuk menurunkan berat badan dan mengurangi risiko stroke. "Menjaga berat badan ideal melalui diet dan olahraga adalah cara efektif untuk menurunkan risiko stroke dan penyakit kronis lainnya," kata Dr. John Smith, seorang ahli gizi klinis.
Advertisement
Apa itu stroke dan bagaimana dampaknya pada kualitas hidup?
Stroke adalah kondisi medis serius yang dapat menyebabkan kerusakan otak dan berdampak besar pada kualitas hidup pengidapnya.
Mengapa tekanan darah tinggi berisiko menyebabkan stroke?
Tekanan darah tinggi dapat merusak pembuluh darah, meningkatkan risiko terjadinya penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah di otak.
Advertisement