Liputan6.com, Jakarta Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) melalui Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD), Fakultas Psikologi dan Pendidikan, sukses menyelenggarakan Seminar Nasional bertema "Investasi Generasi Emas Melalui Pengasuhan Berkualitas." Acara yang berlangsung secara daring ini menghadirkan perspektif akademik, kebijakan, dan praktik terbaik untuk membangun fondasi Generasi Emas Indonesia 2045.
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., membuka acara dengan menekankan pentingnya pengasuhan sebagai bagian integral dari pembangunan sumber daya manusia. "Pengasuhan anak yang holistik bukan hanya tentang memberikan pendidikan formal, tetapi juga memastikan mereka berkembang secara fisik, mental, dan sosial sejak usia dini," ujar Prof. Asep.
Sementara itu, Direktur Direktorat KPAPO Bappenas, Ibu RR. Rita Erawati, S.H., LL.M., yang hadir sebagai keynote speaker, memaparkan bahwa partisipasi aktif orang tua dan masyarakat merupakan salah satu kunci mewujudkan Indonesia Emas. “Kebijakan pengasuhan harus inklusif, berbasis bukti, dan adaptif terhadap kebutuhan zaman,” tegasnya.
Advertisement
Diskusi Strategis untuk Generasi Masa Depan
Seminar ini dibagi menjadi dua sesi yang menghadirkan pembicara dari berbagai institusi dan organisasi:
Sesi I: Kebijakan dan Praktik Pengasuhan
- Dr. Ir. Pribudiarta Nur Sitepu, M.M. dari KPPPA membahas standar pengasuhan anak di Indonesia dan tantangan implementasinya.
- Fitriana Herarti, M.Psi., Psikolog dari Tanoto Foundation menyampaikan pendekatan berbasis studi kasus dalam pengasuhan berkualitas.
- Dr. Rohimi Zamzam dari HIMPAUDI menekankan kolaborasi antara keluarga, komunitas, dan lembaga pendidikan.
Menurut Dr. Pribudiarta, “Ada kesenjangan signifikan dalam penerapan kebijakan pengasuhan di berbagai daerah. Dibutuhkan sinergi lebih baik antara pemerintah dan komunitas.”
Sesi II: Kolaborasi untuk Pengasuhan Berkualitas
- Syamsul Rizal Syabanudin mempresentasikan program Rumah Anak Sigap (RAS) dan keberhasilannya dalam menciptakan kolaborasi multi-pihak.
- Dr. Fidesrinur, M.Pd., mengaitkan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan pengasuhan anak usia dini.
- Nurfadilah, M.Psi., Psikolog, bersama Ibu Dwi Purwestri, S.S., mengangkat pentingnya kolaborasi nasional untuk mendukung pengasuhan.
“Sinergi antara penelitian, praktik, dan kebijakan akan memperkuat upaya kita menciptakan pengasuhan berkualitas,” kata Dr. Fidesrinur.
Advertisement
Kesimpulan dan Harapan
Seminar ini menghasilkan sejumlah rekomendasi, di antaranya pentingnya pendekatan multidimensi yang mencakup kesehatan, pendidikan, dan lingkungan untuk mendukung perkembangan anak. Kolaborasi lintas sektor juga menjadi kunci utama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Acara ini dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi, praktisi, dan masyarakat umum. Seminar ditutup dengan sesi foto bersama secara daring dan penyerahan sertifikat kepada para narasumber.