Liputan6.com, Jakarta - Intoleransi laktosa adalah kondisi pencernaan yang sangat umum, namun seringkali tidak disadari oleh banyak orang. Diperkirakan jutaan individu di seluruh dunia mengalami gangguan ini, meskipun mereka mungkin tidak tahu persis penyebab gejala yang mereka alami.
Laktosa adalah gula alami yang terdapat dalam susu dan produk susu lainnya. Ketika tubuh tidak dapat memecah laktosa dengan baik, berbagai masalah pencernaan dan kesehatan lainnya dapat muncul.
Namun, selain masalah pencernaan, intoleransi laktosa juga dapat menyebabkan berbagai gejala yang lebih luas, termasuk nyeri tubuh, kelelahan, dan masalah kulit.
Advertisement
Jika Anda sering merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi produk susu, bisa jadi intoleransi laktosa adalah penyebabnya.
Oleh karena itu, ketahui beberapa tanda di tubuh yang memberi sinyal bahwa Anda intoleransi laktosa, seperti melansir dari Bright Side, Rabu (22/1/2025):
1. Sariawan MulutÂ
Mungkin Anda tidak menyangka bahwa sariawan mulut bisa menjadi salah satu tanda intoleransi laktosa. Beberapa individu yang mengalami intoleransi laktosa melaporkan sering mengalami sariawan, terutama setelah mengonsumsi produk susu.
Hal ini mungkin terjadi karena reaksi imun tubuh terhadap protein dalam susu sapi, yang bisa memicu peradangan di mulut dan menyebabkan sariawan. Beberapa ahli juga mencatat bahwa bagi individu dengan masalah pencernaan atau sensitivitas terhadap susu, kekambuhan sariawan bisa lebih sering terjadi.
2. Pembengkakan dan Reaksi Alergi pada Kulit
Meskipun lebih umum terjadi pada alergi susu, intoleransi laktosa juga bisa menyebabkan pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Reaksi ini dapat terjadi di sekitar bibir, wajah, atau bahkan tenggorokan.
Gejala-gejala ini muncul akibat reaksi peradangan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa dengan baik. Selain itu, intoleransi laktosa juga dapat memicu ruam kulit dan bahkan masalah pernapasan seperti mengi atau sesak napas.
Pada kasus yang lebih parah, intoleransi laktosa bisa memicu reaksi alergi yang lebih serius, seperti anafilaksis—suatu reaksi alergi berat yang memengaruhi saluran pernapasan dan bisa mengancam jiwa. Anafilaksis seringkali terjadi beberapa menit setelah mengonsumsi makanan yang mengandung laktosa.
Gejala anafilaksis meliputi pembengkakan tenggorokan, kesulitan bernapas, dan pusing.Â
Â
3. Diare atau Sembelit
Salah satu gejala yang paling umum terkait dengan intoleransi laktosa adalah gangguan pencernaan seperti diare. Ketika tubuh tidak dapat memecah laktosa dengan baik, laktosa yang tidak tercerna akan tetap berada di usus besar, di mana bakteri mencerna laktosa tersebut dan menghasilkan gas.
Gas yang dihasilkan ini bisa memicu kembung dan diare. Namun, bagi sebagian individu, intoleransi laktosa justru menyebabkan sembelit, bukan diare. Hal ini berkaitan dengan bagaimana bakteri di dalam usus memfermentasi laktosa menjadi gas yang memperlambat pergerakan usus.
Sembelit yang terkait dengan intoleransi laktosa biasanya terjadi karena jenis bakteri usus tertentu yang menghasilkan metana alih-alih hidrogen. Metana ini memperlambat proses pencernaan dan menyebabkan sembelit, yang memengaruhi sekitar sepertiga dari penderita intoleransi laktosa.Â
4. Kembung
Kembung adalah gejala yang sangat umum bagi individu dengan intoleransi laktosa. Ketika laktosa tidak dapat dicerna dengan benar di usus halus, ia akan berpindah ke usus besar, di mana bakteri mulai memfermentasi laktosa dan menghasilkan gas, seperti hidrogen, karbon dioksida, dan metana.
Gas inilah yang menyebabkan perut terasa penuh, kencang, dan tidak nyaman. Selain kembung, gejala ini bisa disertai dengan rasa mual atau perasaan ingin muntah.
Â
Advertisement
5. Sakit Kepala dan Kelelahan
Beberapa individu dengan intoleransi laktosa melaporkan gejala yang lebih dari sekadar masalah pencernaan. Selain kembung dan diare, mereka sering mengalami sakit kepala yang berlangsung lama atau kelelahan berlebihan.
Hal ini bisa disebabkan oleh peradangan tubuh yang dipicu oleh ketidakmampuan tubuh dalam mencerna laktosa. Peradangan ini bisa memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan gejala seperti sakit kepala, pusing, atau bahkan migrain.
Selain itu, banyak individu yang merasa kelelahan atau lesu setelah mengonsumsi produk susu. Perasaan ini mungkin muncul karena tubuh harus bekerja lebih keras untuk mencerna laktosa, yang dapat menguras energi dan memengaruhi kualitas tidur.
6. Nyeri Otot dan Sendi
Meskipun terdengar tidak biasa, beberapa individu dengan intoleransi laktosa melaporkan nyeri otot dan sendi. Ini bisa terjadi karena laktosa mengganggu mikrobioma usus, yang berfungsi untuk memecah berbagai makanan dan menjaga keseimbangan tubuh.
Ketika tubuh kesulitan mencerna laktosa, ini dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, yang kemudian menyebar ke seluruh sistem, termasuk otot dan sendi.
Laktosa sendiri dapat memperburuk peradangan karena tubuh kesulitan mengubahnya menjadi glukosa dengan cara yang optimal. Jika peradangan ini tidak diatasi, bisa menyebabkan nyeri sendi atau otot, terutama pada mereka yang sudah memiliki kondisi peradangan lainnya.
Â
7. Nyeri Perut dan Kram
Tanda paling umum dari intoleransi laktosa adalah nyeri perut dan kram, yang biasanya muncul dalam waktu beberapa jam setelah mengonsumsi produk susu. Kram ini bisa sangat menyakitkan dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Jika Anda mengalami rasa sakit ini setelah makan atau minum produk susu, bisa jadi intoleransi laktosa adalah penyebabnya. Dalam beberapa kasus, gejala ini bisa sangat parah, bahkan menyebabkan gangguan pencernaan yang lebih besar.
Advertisement