Liputan6.com, Jakarta Sampah tetap menjadi isu lingkungan yang kompleks di Indonesia. Setiap tahunnya, Hari Peduli Sampah Nasional menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya gotong royong dalam mengatasi masalah ini.
Salah satu perusahaan yang turut mengambil peran aktif adalah PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe). Melalui inisiatif berbasis lingkungan, Kalbe mendukung pengolahan sampah secara berkelanjutan sebagai bagian dari pilar ekosistem dan kelestarian lingkungan yang mereka usung.
Baca Juga
“Pembahasan sampah tidak lepas dari tiga R, yaitu reduce, reuse, recycle. Banyak yang sudah dilakukan Kalbe, contohnya beberapa produk Kalbe sudah 100 persen tidak menggunakan virgin paper untuk kemasannya. Kalbe Nutritionals 100 persen sudah pakai kertas yang memang sudah recycle untuk outer box-nya,” ujar Arief Purwanto Nugroho, Senior Manager of Corporate Sustainability PT Kalbe Farma Tbk, dalam sesi Live Instagram @ptkalbefarmatbk.
Advertisement
Kalbe juga mengambil langkah inovatif dalam menangani sampah organik melalui budidaya maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF). Maggot BSF dikenal memiliki kemampuan sebagai pengurai limbah organik tanpa menyebarkan penyakit, berbeda dengan lalat biasa. Limbah organik, termasuk produk yang tidak bisa dipasarkan, diberikan kepada peternak maggot sebagai pakan.
“Lalat BSF selama siklus hidupnya kurang lebih 40 sampai 45 hari. Dalam fase maggot, mereka dapat menguraikan sampah organik secara efektif,” kata Yohanes Wisnu Susalit, Senior Dept. Head of QS Supply Chain Kalbe Nutritionals.
Dampak signifikan budidaya maggot
Budidaya maggot memberikan dampak signifikan. Sebelum menggunakan limbah organik Kalbe, panen maggot memerlukan waktu dua minggu dengan ukuran kecil. Namun kini, maggot dapat dipanen hanya dalam 10 hari dengan kondisi yang lebih optimal. Maggot tersebut dimanfaatkan sebagai pakan ternak alami, seperti untuk ikan atau ayam, serta sebagai bahan baku pelet.
Selain itu, Kalbe juga memberdayakan masyarakat melalui program pengumpulan sampah rumah tangga yang dapat ditukar dengan produk susu anak. Limbah organik yang terkumpul menjadi bagian dari pakan maggot, sementara residunya diolah menjadi pupuk kompos. Sampah anorganik, seperti plastik dan kertas, ditangani melalui kerja sama dengan perusahaan pengolahan sampah lainnya dalam konsep circular economy.
Advertisement
Tantangan budidaya maggot
Namun, pengembangan budidaya maggot belum sepenuhnya bebas tantangan. Wisnu menjelaskan, “Keterbatasan peternak maggot yang belum merata di setiap kota menjadi kendala. Kalbe Nutritionals hadir membantu mereka dengan menyediakan limbah organik tambahan dari produk yang tidak bisa dijual.”
Meski begitu, Kalbe berhasil mengelola sekitar 20–26 persen limbahnya menggunakan metode ini dan menargetkan peningkatan hingga 40 persen pada tahun mendatang.
Komitmen Kalbe dalam pengolahan sampah turut berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sebesar 90 ton CO2 dan mendukung praktik pertanian berkelanjutan melalui produk kompos. Circular economy yang diterapkan menjadi wujud nyata dari upaya Kalbe dalam menciptakan kelestarian lingkungan sembari memberikan nilai tambah bagi masyarakat.
