Liputan6.com, Jakarta Era transformasi digital yang terus berkembang membuat peran pinjaman daring (Pindar) semakin krusial dalam mendukung inklusi keuangan di Indonesia. Tantangan-tantangan yang ada, seperti persepsi publik, keamanan data, dan literasi keuangan, patut menjadi perhatian utama bagi para pemangku kepentingan.
Salah satu fintech P2P lending, RupiahCepat, menegaskan komitmen mereka dalam mendorong inovasi keuangan digital yang inklusif, bertanggung jawab, dan memiliki dampak positif bagi masyarakat.
Baca Juga
"Tujuh tahun terakhir, kami terus melakukan inovasi sehingga menjadi lebih dari sekadar platform pinjaman daring. RupiahCepat senantiasa berusaha menghadirkan layanan keuangan digital yang tak hanya aman dan transparan, tetapi juga mampu memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan literasi keuangan," ungkap Direktur RupiahCepat Anna Maria Chosani saat ditemui di acara Pre-Event RC 7th Anniversary: Navigating the Future of Digital Finance Beyond Lending di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Advertisement
Anna menekankan pentingnya sinergi antara regulator, industri, dan media dalam membangun persepsi yang positif terhadap fintech lending.
“Kami percaya bahwa edukasi dan komunikasi yang baik sangat berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap fintech. Oleh karena itu, media memiliki peran strategis dalam menyebarluaskan informasi yang akurat dan konstruktif terkait industri ini.”
Ia juga memaparkan salah satu program yang RupiahCepat adakan tahun lalu, yaitu ‘RC Greenovation Day’. Ini merupakan sebuah inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan UMKM berbasis lingkungan.
"Program ini telah memberikan dampak nyata dalam mendukung keberlanjutan bisnis UMKM yang peduli terhadap lingkungan, sekaligus membantu mereka mengakses pembiayaan yang lebih mudah dan cepat," jelas dia lagi.
OJK sorot pentingnya literasi keuangan pada masyarakat
Perwakilan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Deputi Direktur Perencanaan, Pengembangan, Evaluasi Literasi dan Edukasi Keuangan Naomi Triyuliani turut menyoroti pesatnya perkembangan industri Pindar dan pentingnya peningkatan literasi keuangan bagi masyarakat.
Menurut dia, setidaknya terdapat 97 platform Pindar yang berizin dan diawasi oleh OJK dengan total 22,42 juta rekening pengguna aktif.
"Outstanding pendanaan mencapai Rp77,02 triliun dengan kontribusi signifikan terhadap UMKM, yakni sebesar Rp28,25 triliun atau 36,67% dari total pendanaan," tuturnya.
Ia mengklaim OJK akan terus mengedukasi masyarakat untuk selalu memastikan legalitas platform Pindar yang digunakan agar terhindar dari risiko pinjaman ilegal.
"Selain itu, melalui Gerakan Nasional Cerdaskan Keuangan (GENCARKAN), OJK menargetkan edukasi keuangan ke seluruh kabupaten/kota, termasuk 10 kelompok prioritas, dengan cakupan hingga 50 juta masyarakat Indonesia.”
Advertisement
Pentingnya rebranding terhadap fintech P2P lending
Di sisi lain, Head of Corporate Communication and Training Development Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), Gledys Sinaga menyoroti pentingnya rebranding dalam membangun persepsi positif terhadap industri fintech P2P lending.
"Kami tegaskan, fintech P2P lending bukan 'pinjol' yang seperti punya konotasi negatif di masyarakat. Karenanya, AFPI menginisiasi rebranding fintech P2P lending dengan istilah ‘Pindar - Pinjaman Daring’, yang lebih mencerminkan inovasi keuangan berbasis teknologi dan kepatuhan terhadap regulasi OJK.”
Gledys menegaskan bahwa fintech lending yang berizin dan diawasi OJK harus didukung oleh media dan masyarakat agar tidak disamakan dengan layanan pinjaman ilegal.
"Kami berharap semua pihak dapat membantu mendukung adopsi istilah Pindar untuk memperjelas perbedaan fintech legal dan yang ilegal."
Berbagai program edukasi literasi keuangan
RupiahCepat sendiri telah menggelar berbagai program edukasi untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Langkah-langkah edukasi akan terus dikembangkan sejalan dengan pertumbuhan industri fintech.
"Kami akan terus menggandeng berbagai pihak dalam menghadirkan program literasi, edukasi, dan inklusi yang lebih luas agar masyarakat senantiasa mendapatkan informasi yang benar dan akurat," pungkas Anna.
Advertisement
