Ekspansi Bisnis Berkat Pinjaman Fintech, Jasa Ekspedisi Raih Omzet Puluhan Miliar

Fasilitas pendanaan yang diberikan platform pinjaman daring (Pindar) terbukti dapat membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mendapatkan akses pendanaan yang selama ini sulit diperoleh.

oleh Septian Deny Diperbarui 10 Apr 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 20:00 WIB
Fintech
Fasilitas pendanaan yang diberikan platform pinjaman daring (Pindar) terbukti dapat membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mendapatkan akses pendanaan yang selama ini sulit diperoleh. Dok: sbs.ox.ac.uk... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Fasilitas pendanaan yang diberikan platform pinjaman daring (Pindar) terbukti dapat membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mendapatkan akses pendanaan yang selama ini sulit diperoleh. Selain karena proses digitalisasi yang membuatnya mudah dijangkau, syarat pengajuan di Pindar juga tidak memberatkan UMKM karena tanpa agunan. 

Seperti diketahui saat ini masih banyak pelaku UMKM masuk dalam kategori unbanked dan underserved, atau belum bisa mengakses layanan keuangan formal. Sehingga, Pindar menjadi solusi yang cepat dan mudah bagi UMKM mendapatkan pendanaan sebagai modal pengembangan usahanya. Terlebih Pindar menawarkan dana pinjaman untuk sektor produktif hingga Rp 2 miliar.

Salah satu yang merasakan manfaat Pindar yakni PT The Lorry Online Indonesia atau Thelorry.com. Usaha bidang ekspedisi di Jakarta ini mendapat pendanaan awal Rp 500 juta melalui skema invoice financing dari platform Pindar GandengTangan.

Direktur Thelorry.com Resti Yani Fauzi mengungkapkan berkat kredit skor yang baik, usahanya dipercaya untuk mendapatkan limit mencapai Rp 2 miliar. 

Adapun alasan Resti memilih GandengTangan adalah karena prosedur pengajuan pinjamannya yang tergolong mudah dan fleksibel, selain itu pelayanan yang diberikan juga baik dengan bunga yang kompetitif, yaitu hanya 1,5% per bulan atau 18% per tahun.

Resti mengungkapkan untuk mengajukan pinjaman ke bank, ia keberatan karena ada persyaratan agunan. Selain itu, besaran pinjaman juga dibatasi sesuai dengan nilai agunan dan hasil audit kelayakan.

“Kalau di P2P Lending kita bisa dapat limit sampai Rp2 miliar. Jadi dengan tidak adanya agunan lebih memudahkan kita mengajukan pinjaman untuk modal usaha,” ungkap Resti dikutip Kamis (10/4/2025).

 

Bisnis B2C

ilustrasi akuntansi
ilustrasi akuntansi (sumber: freepik)... Selengkapnya

Resti menuturkan awalnya The Lorry hanya fokus di bisnis B2C untuk membantu orang-orang yang ingin pindahan dengan menyediakan fasilitas mobil pickup atau mobil box.

Berkat pendanaan yang diberikan GandengTangan, lanjut Resti, Thelorry.com mampu melakukan ekspansi bisnis dengan merambah ke B2B dan memperluas kerja sama sebagai mitra ekspedisi dari e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada. Kini, The Lorry mampu meningkatkan penjualan hingga Rp 20 miliar per bulan dari yang awalnya hanya Rp 200 juta per bulan. 

“Oleh karena itu modal yang dibutuhkan lebih besar. Bisnis kita yang awal omzetnya hanya Rp 200 juta, sekarang dari tahun ke tahun semakin bagus. Apalagi setelah pandemi minat masyarakat untuk belanja online semakin bertambah,” lanjut Resti.

 

Total Pinjaman

Ilustrasi Fintech
Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com... Selengkapnya

Chief Product and Operation GandengTangan Darul Syahdanul menyatakan total pinjaman yang telah disalurkan oleh GandengTangan sejak 2015 sebesar Rp 286 miliar yang seluruhnya merupakan pendanaan ke sektor produktif atau kepada lebih dari 25.000 usaha mikro dan sekitar 100 badan usaha di seluruh Indonesia. 

Saat ini GandengTangan memiliki dua lini produk pendanaan yaitu micro channeling yang menyasar usaha-usaha kecil seperti warung kelontong dengan pinjaman di bawah Rp 10 juta, dan invoice financing kepada badan usaha dengan pinjaman rata-rata Rp 100-200 juta dan maksimal Rp 2 miliar. Kedepannya, GandengTangan berencana untuk menambah kerja sama dengan sejumlah platform maupun instansi keuangan lainnya untuk mendorong pendanaan kepada UMKM.

Darul menuturkan awalnya GandengTangan memiliki misi untuk membantu para pemilik warung. Namun, sejak pandemi 2020, banyak warung yang terpaksa tutup. Untuk itu, hingga tahun lalu perusahaan terus fokus untuk mengucurkan pembiayaan dengan melakukan kolaborasi dan memaksimalkan ekosistem yang ada.

“Dengan adanya pandemi, kita mendapat pelajaran kalau ingin besar harus bergandengan dengan yang lain, maksimalkan ekosistem, kita tap-in dan kolaborasi di mana ada aktivitas ekonomi pasti butuh financing,” kata Darul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya