Citizen6, Lamongan: Jika mendengar kata Lamongan, yang terlintas di ingatan kita pertama kali pasti Soto Lamongan atau Tahu Campur. Dua makanan ini memang khas dari Lamongan dan sudah dikenal di berbagai kota lainnya. Namun ada satu makanan khas Lamongan yang belum dikenal masyarakat luas tapi menjadi makanan wajib masyarakat Lamongan sendiri, yaitu Sego Boran.
Sego Boran adalah makanan asli dari Lamongan dan hanya bisa dijumpai di kota ini. Bisa dikatakan sego boran memang hanya dijual di kota asalnya yaitu kota Lamongan. Jarang orang yang bukan asli dari Lamongan mengetahui makanan ini. Bahkan beberapa teman saya yang tinggal di Sukodadi (sepuluh menit dari pusat kota Lamongan) tidak tahu bagaimana bentuk dan rasa sego boran ini.
Sego boran adalah makanan disegala suasana. Pagi, siang maupun malam sego boran selalu tersedia dan tetap nikmat disantap. Walaupun banyak kuliner baru yang berkembang dan masuk ke Lamongan (pizza, brownies, burger, kebab, dan lain-lain), namun sego boran tetap diburu dan selalu habis terjual setiap hari. Sego boran juga tidak kalah dengan kuliner populer lainnya, karena tidak jarang sego boran menjadi salah satu menu yang disajikan pada acara resepsi pernikahan maupun acara-acara penting lain.
Arti nama sego boran adalah nasi boran atau nasi di dalam boran. Boran merupakan tempat nasi yang terbuat dari anyaman bambu yang diayam rapat, memiliki empat kaki dan bentuknya cukup besar.
Selain nasi putih, tersedia juga nasi jagung sebagai variasi lainnya. Untuk lauk utama sego boran sendiri sangat beragam. Lauk tersebut adalah gimbal empuk yang terbuat dari tepung terigu dicampur dengan tepung kanji dan bumbu-bumbu lainnya. Adonan ini digoreng kecil dan berbentuk bulat sebesar bola pimpong. Rasanya gurih dan unik. Lalu ada tahu, tempe, krawu atau urap-urap, peyek kacang atau peyek teri, pletuk yang terbuat dari kacang kedelai yang disangrai lalu ditumbuk halus dan letok atau bumbu kuning yang terbuat dari tepung jagung kasar dicampur bersama daun kemangi. Terakhir dan yang paling utama adalah sambal pedas merah yang ada campuran parutan kelapanya.
Selain lauk yang beragam tersebut ada lagi lauk pelengkap yang bisa disertakan dalam sajian sego boran ini. Lauk ini menjadi lauk pilihan sesuai selera si pembeli. Ada ayam, udang, bandeng goreng, iwak kotok (ikan gabus) goreng, ikan sili, terlur asin, sate jeroan ayam, dan dadar telur. Ada yang berbeda antara dadar telur sego boran dengan dadar telur yang biasa kita buat sendiri di rumah. Dadar telur di dalam menu sego boran sangat tebal karena ada campuran tepungnya. Warna dadar telur sego boran ini juga agak kekuningan, rasanya gurih dan benar-benar lezat. Rasanya sangat berbeda dengan telur dadar rumahan.
Bisa dibayangkan bagaimana ramenya sajian sego boran ini. Hanya dengan lauk utama saja, sajian sego boran sudah sangat menggoda untuk disantap. Apalagi jika ditambah dengan lauk pilihan yang bermacam-macam.
Cara penyajian hidangan sego boran sangat sederhana. Daun pisang dirangkap dengan lembaran koran atau keras minyak kemudian dibentuk agak mengerucut, dikaitkan dengan biting atau lidi yang sudah dipotong-potong. Yang pertama diletakkan dalam wadah daun pisang tersebut adalah nasi hangat, kemudian lauk utama seperti gimbal empuk, krawu, tahu, tempe. Berikutnya adalah lauk pilihan, bisa ayam, bandeng, dadar atau lauk lainnya. Satu yang tidak kalah penting adalah sambal pedas merah yang disiram di atasnya. Jika semua lauk dan sambal merah sudah diletakkan di atas nasi, peyek dan pletuk siap bergabung. Untuk letok atau bumbu kuning biasanya tergantung pembeli. Jika kurang menyukainya, tidak diserakan juga tidak apa-apa. Sego boran siap disantap!
Harga seporsi sego boran beragam tergantung lauk yang diminati. Biasanya jika saya membeli sego boran lebih suka dengan tambahan lauk dadar. Cukup dengan Rp 4.000 sampai Rp 5.000 saja, saya sudah bisa menikmati sego boran lauk dadar ini.
Ada cerita unik tentang sego boran. Masyarakat di sini percaya bahwa hanya orang tertentu yang bisa membuatnya. Kemampuan membuat menu sego boran ini diwariskan turun menurun. Jika kita bukan keturunan penjual sego boran, maka kita tidak bisa membuatnya.
Pernah suatu hari ibu saya coba membuatnya. Setelah seharian meracik dan memasak, akhirnya sambel boran buatan ibu saya jadi juga. Namun harus diakui, sambel boran buatan ibu rasanya tidak seenak seperti sambel boran yang dijual biasanya.
Sego boran ini sangat mudah ditemukan di kota Lamongan. Diberbagai sudut kota bisa dipastikan ada yang menjualnya. Sego boran ini dijual di pinggir-pinggir jalan. Yang menjual adalah mbok-mbok perempuan. Boran yang cukup besar itu digendong di punggung dengan kain gendongan (sewek). Belakangan saya mendapat kabar dari seorang teman yang tinggal di Tuban. Ternyata di sana sudah mulai dijual sego boran, namun kelezatannya masih kalah dengan sego boran yang dijual di Lamongan.
Jika ingin menikmati sego boran bisa mencarinya di trotoar dekat gedung Pemda di sekitar Alun-alun Lamongan, di Rangge yaitu jalan Basuki Rahmat, Ndapur atau Lamong Raya dan di ruas-ruas jalan lainnya di kota Lamongan. Mengenai rasa dan kualitas sangat beragam tergantung selera penikmat masing-masing. Jika ingin membawanya sebagai oleh-oleh, siapkan saja wajah besar atau rantang. Anda bisa membeli kuliner ini tanpa nasi.
Namun perlu diingat, sambel boran hanya mampu bertahan satu hari. Jika sudah tiba di rumah, sebaiknya sambel boran ini disimpan di kulkas agar bisa dinikmati keesokan harinya. Sebelum menikmatinya, cukup panaskan sebentar saja dan sambel boran khas kota Lamongan siap disantap!
Yang penasaran dengan bentuk dan rasa sego boran, silahkan berkunjung ke Lamongan. Temukan keunikkan dan kelezatan rasanya. Sego boran siap bersaing dengan kuliner nusantara lainnnya. (Ayu Pinaringan Wilujeng/kw)
Â
Ayu Pinaringan Wilujeng adalah pewarta warga bisa dihubungi via akun Twitternya @Lujeng_Ayu
Â
Mulai 30 September-11 Oktober ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Oleh-oleh Khas Kotaku". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.
Sego Boran adalah makanan asli dari Lamongan dan hanya bisa dijumpai di kota ini. Bisa dikatakan sego boran memang hanya dijual di kota asalnya yaitu kota Lamongan. Jarang orang yang bukan asli dari Lamongan mengetahui makanan ini. Bahkan beberapa teman saya yang tinggal di Sukodadi (sepuluh menit dari pusat kota Lamongan) tidak tahu bagaimana bentuk dan rasa sego boran ini.
Sego boran adalah makanan disegala suasana. Pagi, siang maupun malam sego boran selalu tersedia dan tetap nikmat disantap. Walaupun banyak kuliner baru yang berkembang dan masuk ke Lamongan (pizza, brownies, burger, kebab, dan lain-lain), namun sego boran tetap diburu dan selalu habis terjual setiap hari. Sego boran juga tidak kalah dengan kuliner populer lainnya, karena tidak jarang sego boran menjadi salah satu menu yang disajikan pada acara resepsi pernikahan maupun acara-acara penting lain.
Arti nama sego boran adalah nasi boran atau nasi di dalam boran. Boran merupakan tempat nasi yang terbuat dari anyaman bambu yang diayam rapat, memiliki empat kaki dan bentuknya cukup besar.
Selain nasi putih, tersedia juga nasi jagung sebagai variasi lainnya. Untuk lauk utama sego boran sendiri sangat beragam. Lauk tersebut adalah gimbal empuk yang terbuat dari tepung terigu dicampur dengan tepung kanji dan bumbu-bumbu lainnya. Adonan ini digoreng kecil dan berbentuk bulat sebesar bola pimpong. Rasanya gurih dan unik. Lalu ada tahu, tempe, krawu atau urap-urap, peyek kacang atau peyek teri, pletuk yang terbuat dari kacang kedelai yang disangrai lalu ditumbuk halus dan letok atau bumbu kuning yang terbuat dari tepung jagung kasar dicampur bersama daun kemangi. Terakhir dan yang paling utama adalah sambal pedas merah yang ada campuran parutan kelapanya.
Selain lauk yang beragam tersebut ada lagi lauk pelengkap yang bisa disertakan dalam sajian sego boran ini. Lauk ini menjadi lauk pilihan sesuai selera si pembeli. Ada ayam, udang, bandeng goreng, iwak kotok (ikan gabus) goreng, ikan sili, terlur asin, sate jeroan ayam, dan dadar telur. Ada yang berbeda antara dadar telur sego boran dengan dadar telur yang biasa kita buat sendiri di rumah. Dadar telur di dalam menu sego boran sangat tebal karena ada campuran tepungnya. Warna dadar telur sego boran ini juga agak kekuningan, rasanya gurih dan benar-benar lezat. Rasanya sangat berbeda dengan telur dadar rumahan.
Bisa dibayangkan bagaimana ramenya sajian sego boran ini. Hanya dengan lauk utama saja, sajian sego boran sudah sangat menggoda untuk disantap. Apalagi jika ditambah dengan lauk pilihan yang bermacam-macam.
Cara penyajian hidangan sego boran sangat sederhana. Daun pisang dirangkap dengan lembaran koran atau keras minyak kemudian dibentuk agak mengerucut, dikaitkan dengan biting atau lidi yang sudah dipotong-potong. Yang pertama diletakkan dalam wadah daun pisang tersebut adalah nasi hangat, kemudian lauk utama seperti gimbal empuk, krawu, tahu, tempe. Berikutnya adalah lauk pilihan, bisa ayam, bandeng, dadar atau lauk lainnya. Satu yang tidak kalah penting adalah sambal pedas merah yang disiram di atasnya. Jika semua lauk dan sambal merah sudah diletakkan di atas nasi, peyek dan pletuk siap bergabung. Untuk letok atau bumbu kuning biasanya tergantung pembeli. Jika kurang menyukainya, tidak diserakan juga tidak apa-apa. Sego boran siap disantap!
Harga seporsi sego boran beragam tergantung lauk yang diminati. Biasanya jika saya membeli sego boran lebih suka dengan tambahan lauk dadar. Cukup dengan Rp 4.000 sampai Rp 5.000 saja, saya sudah bisa menikmati sego boran lauk dadar ini.
Ada cerita unik tentang sego boran. Masyarakat di sini percaya bahwa hanya orang tertentu yang bisa membuatnya. Kemampuan membuat menu sego boran ini diwariskan turun menurun. Jika kita bukan keturunan penjual sego boran, maka kita tidak bisa membuatnya.
Pernah suatu hari ibu saya coba membuatnya. Setelah seharian meracik dan memasak, akhirnya sambel boran buatan ibu saya jadi juga. Namun harus diakui, sambel boran buatan ibu rasanya tidak seenak seperti sambel boran yang dijual biasanya.
Sego boran ini sangat mudah ditemukan di kota Lamongan. Diberbagai sudut kota bisa dipastikan ada yang menjualnya. Sego boran ini dijual di pinggir-pinggir jalan. Yang menjual adalah mbok-mbok perempuan. Boran yang cukup besar itu digendong di punggung dengan kain gendongan (sewek). Belakangan saya mendapat kabar dari seorang teman yang tinggal di Tuban. Ternyata di sana sudah mulai dijual sego boran, namun kelezatannya masih kalah dengan sego boran yang dijual di Lamongan.
Jika ingin menikmati sego boran bisa mencarinya di trotoar dekat gedung Pemda di sekitar Alun-alun Lamongan, di Rangge yaitu jalan Basuki Rahmat, Ndapur atau Lamong Raya dan di ruas-ruas jalan lainnya di kota Lamongan. Mengenai rasa dan kualitas sangat beragam tergantung selera penikmat masing-masing. Jika ingin membawanya sebagai oleh-oleh, siapkan saja wajah besar atau rantang. Anda bisa membeli kuliner ini tanpa nasi.
Namun perlu diingat, sambel boran hanya mampu bertahan satu hari. Jika sudah tiba di rumah, sebaiknya sambel boran ini disimpan di kulkas agar bisa dinikmati keesokan harinya. Sebelum menikmatinya, cukup panaskan sebentar saja dan sambel boran khas kota Lamongan siap disantap!
Yang penasaran dengan bentuk dan rasa sego boran, silahkan berkunjung ke Lamongan. Temukan keunikkan dan kelezatan rasanya. Sego boran siap bersaing dengan kuliner nusantara lainnnya. (Ayu Pinaringan Wilujeng/kw)
Â
Ayu Pinaringan Wilujeng adalah pewarta warga bisa dihubungi via akun Twitternya @Lujeng_Ayu
Â
Mulai 30 September-11 Oktober ini, Citizen6 mengadakan program menulis bertopik "Oleh-oleh Khas Kotaku". Ada merchandise eksklusif bagi 6 artikel terpilih. Syarat dan ketentuan bisa disimak di sini.
Anda juga bisa mengirimkan artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atau opini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com.