Pendiri Huobi Du Jun Sebut Bitcoin Tak Bakal Bull Run hingga Akhir 2024

Du Jun mengatakan pasar Bull Bitcoin terkait erat dengan proses yang disebut Halving.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 28 Feb 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 18:00 WIB
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay
Bitcoin - Image by mohamed Hassan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin mungkin tidak mengalami pasar Bullish hingga akhir 2024 atau awal 2025, jika siklus harga masa lalu dijadikan indikasi, menurut salah satu pendiri bursa cryptocurrency terbesar di dunia, Huobi, Du Jun. 

Du Jun mengatakan kepada CNBC pasar Bull Bitcoin terkait erat dengan proses yang disebut halving, yang terjadi setiap beberapa tahun.

"Ini terkait dengan apa yang disebut penambang di jaringan bitcoin, yang menjalankan komputer khusus yang kuat untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks untuk memvalidasi transaksi di jaringan bitcoin. Penambang dihargai dalam bitcoin sebagai hasilnya,” kata Jun, seperti dikutip dari CNBC, Senin (28/2/2022). 

Halving sendiri adalah membagi dua kode dasar Bitcoin dan memotong setengah dari hadiah yang diperoleh penambang untuk memvalidasi transaksi di jaringan cryptocurrency. Itu terjadi kira-kira setiap empat tahun.

Halving terakhir terjadi pada Mei 2020, dan pada 2021, Bitcoin mencapai titik tertinggi sepanjang masa di atas USD 68.000 (Rp 975,6 juta). Kejadian serupa terjadi ketika Halving terjadi pada 2016. Tahun berikutnya, Bitcoin mencapai rekor tertinggi pada saat itu.

Saat ini, Bitcoin berada hampir 40 persen dari rekor tertingginya sejak November, meskipun sempat turun dari beberapa posisi terendah yang terlihat pada Januari. Momen halving berikutnya dijadwalkan berlangsung pada 2024.

"Jika lingkaran ini berlanjut, kita sekarang berada pada tahap awal pasar beruang," kata Jun, menurut terjemahan CNBC dari komentarnya dalam bahasa Mandarin.

"Sangat sulit untuk memprediksi secara pasti karena ada begitu banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi pasar juga seperti masalah geopolitik termasuk perang, atau Covid baru-baru ini, juga mempengaruhi pasar," ujar dia.

"Mengikuti siklus ini, tidak akan sampai akhir 2024 hingga awal 2025 kita dapat menyambut pasar bullish berikutnya pada bitcoin.” lanjut Jun.

Penurunan harga cryptocurrency baru-baru ini telah membuat beberapa pelaku pasar khawatir dengan apa yang disebut “crypto winter”, atau periode bearish yang panjang, akan segera terjadi. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Harga Kripto Hari Ini 28 Februari 2022

Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas terlihat kembali alami pergerakan harga yang kompak, Senin pagi, 28 Februari 2022. Mayoritas kripto jajaran teratas masih melemah dalam perdagangan pagi ini.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah sebesar 4,11 persen dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan sebesar 1,82  persen.

Saat ini, harga Bitcoin berada di level USD 37.637,68 per koin atau setara Rp 539,4 juta (asumsi kurs Rp 14.334 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) sebagai kripto terbesar kedua juga kembali melemah. Dalam 24 jam terakhir, ETH melemah sebesar 6,67 persen. Namun masih menguat 0,11 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 2.619,58 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) pagi ini juga ikut melemah. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah sebesar 3,07 persen dan dalam sepekan sebesar 4,73 persen. Hal itu membuat BNB berada di level USD 363,02 per koin. 

Adapun Cardano (ADA) juga melemah hari ini. ADA melemah dalam 24 jam terakhir sebesar 5,14 persen dan 8,91 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,8533 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) juga melemah dalam satu hari terakhir sebesar 5,87 persen dan 6,73 persen dalam sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 85,50 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), keduanya alami pergerakan harga yang berbeda.. Dalam 24 jam terakhir USDT melemah 0,01, tetapi harganya masih bertahan dil USD 1,00 per koin. 

Sedangkan USDC berhasil menguat sedikit 0,01 persen dalam 24 jam terakhir yang membuat harganya berada di level USD 0,9998.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya