AS Jatuhkan Sanksi Pasar Darknet Rusia hingga Pertukaran Kripto

Pasar darknet yang dimaksud adalah Hydra Market sedangkan pertukaran kripto-nya adalah Garantex.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 06 Apr 2022, 12:22 WIB
Diterbitkan 06 Apr 2022, 12:22 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi pada Selasa untuk situs pasar darknet terkemuka yang berbasis di Rusia dan pertukaran cryptocurrency yang diduga beroperasi di luar Moskow dan St. Petersburg.

Pasar darknet yang dimaksud adalah Hydra Market sedangkan pertukaran kripto-nya adalah Garantex. Pengumuman sanksi tersebut diterbitkan di situs Departemen Keuangan AS. 

“Kami kirim pesan hari ini kepada penjahat yang tidak dapat Anda sembunyikan di darknet atau forum mereka," kata Menteri Keuangan AS, Janet Yellen dalam pengumuman tersebut, dikutip dari Channel News Asia, Rabu (6/4/2022). 

Menurut perusahaan peneliti blockchain, sekitar 86 persen Bitcoin ilegal yang diterima langsung oleh bursa kripto Rusia pada 2019 berasal dari Hydra, yang digambarkan Departemen Keuangan sebagai "pasar darknet terbesar dan paling menonjol di dunia.

Departemen Keuangan menjelaskan, sanksi tersebut melarang orang AS membuat atau menerima "kontribusi atau penyediaan dana, barang, atau jasa apapun" ke Hydra atau Garante. 

Departemen tersebut juga mengatakan sanksi, yang melarang transaksi AS dengan Hydra dan Garantex serta berusaha untuk membekukan aset apa pun yang mungkin mereka miliki di bawah yurisdiksi AS. 

Hal tersebut bagian dari upaya internasional untuk mengganggu proliferasi layanan kejahatan dunia maya berbahaya, obat-obatan dan penawaran ilegal lainnya, termasuk aktivitas ransomware, yang berasal dari Rusia.

Dalam menangani kasus ini, Departemen Keuangan bergabung dengan Departemen Kehakiman AS, FBI, dan Polisi Kriminal Federal Jerman, yang mengatakan pihaknya telah menutup server Hydra di Jerman dan menyita Bitcoin senilai USD 25 juta atau sekitar Rp 359 triliun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Otoritas Jerman Tutup Pasar Darknet Rusia

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, pihak berwenang Jerman menyita USD 25 juta atau sekitar Rp 359 triliun dalam bentuk Bitcoin (BTC) saat menutup Hydra Market, dengan mengatakan mereka telah menutup salah satu pasar darknet terbesar di dunia.

Menurut pernyataan polisi federal pada Selasa, kantor kejahatan dunia maya dari kantor kejaksaan Frankfurt dan polisi kriminal federal menyita 543 Bitcoin saat mereka mengamankan situs tersebut.

Polisi federal menemukan 17 juta pelanggan dan 19.000 akun penjual. Hydra Market mungkin memiliki omset tertinggi di antara pasar ilegal di dunia, menurut pernyataan itu. Pada 2020, Hydra Market memiliki pendapatan EUR 1,23 miliar (Rp 19,3 triliun). 

“Pasar berbahasa Rusia ini juga memiliki mixer privasi Bitcoin built-in, yang memperumit pelacakan transaksi,” tambah pernyataan polisi, dilansir dari CoinDesk, Rabu (6/4/2022).

Hydra Market telah beroperasi sejak 2015 dan dapat diakses melalui browser Tor. Namun, saat ini situs telah dihilangkan dari internet sehingga tidak dapat diakses kembali.

Menurut perusahaan analisis blockchain Ciphertrace, pasar itu terutama digunakan untuk narkotika, dan melayani Rusia, Ukraina, Belarus, Kazakhstan, Azerbaijan, Armenia, Kirgistan, Uzbekistan, Tajikistan, serta Moldova, 

Penyelidikan pada Hydra Market ini telah dimulai pada Agustus 2021 dan juga melibatkan beberapa pihak salah satunya otoritas AS. 

 

Anak Muda Rusia Sebut Kripto Dapat Diandalkan

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, hukuman keuangan dan lainnya yang dikenakan oleh Barat atas keputusan Moskow untuk menyerang Ukraina sudah mempengaruhi situasi ekonomi di Rusia.

Nilai mata uang Rusia sempat terperosok akibat sanksi yang diberikan barat, sehingga banyak warga Rusia yang mencari alternatif aset investasi yang lebih aman. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu, 6 April 2022, pusat analisis Rusia NAFI mengungkapkan dalam sebuah laporan baru popularitas cryptocurrency telah tumbuh secara signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Para peneliti NAFI telah menetapkan, dua pertiga responden dalam jajak pendapat terbaru mereka, sebanyak 67 persen orang Rusia telah mendengar tentang bitcoin sementara lima tahun lalu kelompok ini hanya menyumbang 16 persen dari pertanyaan.

Mayoritas orang Rusia mengharapkan nilai kripto meningkat di masa depan. Saat ini, 8 persen melihat akuisisi aset kripto sebagai aset investasi yang andal, sementara 11 persen berpikir membeli koin digital itu menguntungkan. 

Kaum muda, usia 18-24 tahun bahkan lebih optimistis. Seperempat dari mereka atau sekitar 23 persen, menggambarkan investasi kripto sebagai aset dapat diandalkan. Sedangkan anak muda lainnya sekitar 24 persen menyebut aset kripto menguntungkan.

Ketika pemerintah yang mendukung Ukraina terus memperluas pembatasan yang membatasi akses Rusia ke sistem keuangan global, muncul kekhawatiran, Moskow dapat menggunakan cryptocurrency untuk menghindari sanksi. 

Sementara beberapa platform kripto telah memberlakukan pembatasan, bursa utama seperti Binance dan Kraken menolak permintaan Kiev untuk secara sepihak membekukan akun semua pengguna Rusia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya