Liputan6.com, Jakarta - Salah satu penambang bitcoin terbesar, Marathon Digital (MARA), mengatakan telah menghentikan fasilitas kreditnya dengan Silvergate Bank. Keputusan itu menyusul pengumuman Silvergate yang mengumumkan rencana untuk menghentikan operasional bank dan melikuidasi asetnya.
Marathon mengatakan pembayaran pinjaman berjangka telah selesai dan fasilitas kredit perusahaan dengan Silvergate Bank juga telah diakhiri, mengurangi utangnya sebesar USD 50 juta.
Baca Juga
Utang yang dibayarkan juga meningkatkan kepemilikan bitcoin tak terbatas sebesar 3.132 karena bitcoin yang dipegang sebagai jaminan oleh kustodian pihak ketiga dikembalikan ke penambang.
Advertisement
"Kami telah mengurangi leverage kami sekitar USD 50 juta, segera membebaskan sekitar USD 75 juta bitcoin yang ditahan sebagai jaminan untuk pinjaman berjangka, dan mengurangi biaya bunga tunai tahunan dan biaya fasilitas sekitar USD 5 juta," kata Kepala keuangan Marathon, Hugh Gallagher dikutip dari Coindesk, ditulis Minggu (11/3/2023).
Perusahaan telah mengambil langkah-langkah untuk menopang neracanya dengan melunasi sebagian utangnya dan membebaskan bitcoin terbatas yang digunakan sebagai jaminan.
Awal tahun lalu, Marathon Digital mengatakan mereka telah melunasi pinjaman revolver senilai USD 30 juta dengan Silvergate pada Desember 2022, membebaskan 3.615 bitcoin (BTC) yang telah dijanjikan sebagai jaminan. Perusahaan juga menjual 650 bitcoin pada Februari, menyusul penjualan 1.500 bitcoin pada Januari untuk membayar biaya operasional dan keperluan umum perusahaan.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Bitcoin Alami Pekan Terburuk Sejak November 2022
Sebelumnya, Bitcoin mengalami minggu terburuknya sejak November 2022 karena kecemasan di sektor perbankan dan penindakan regulasi kripto yang meningkat dari AS merusak sentimen investor.
Bitcoin hingga 3,2 persen pada Jumat, turun di bawah USD 20.000 atau setara Rp 310 juta (asumsi kurs Rp 15.503 per dolar AS) untuk pertama kalinya sejak Januari 2023.
Koin yang lebih kecil seperti Ether, Solana, dan Cardano juga turun, meskipun Bitcoin memulihkan sebagian dari kerugian pada Jumat sore dan token lainnya berbalik positif setelah penurunan sebelumnya.
Kecemasan meningkat di semua kelas aset berisiko setelah berita Silicon Valley Bank (SVB) runtuh ke dalam penerimaan Federal Deposit Insurance Corp pada Jumat, memicu penjualan saham AS dan banyak bank, saat para analis menilai risiko kontagion atau menular.
Kegagalan SVB menyusul penghentian bank yang ramah kripto, Silvergate Capital Corp, yang membebani sentimen pasar pada awal minggu ini.
Kepala strategist investasi di MAPsignals, Alec Young mengatakan semua yang terjadi saat ini dan berdampak pada semua aset investasi adalah kerusakan kolateral.
"Ini adalah kerusakan kolateral dan itu diharapkan oleh investor kripto, itu adalah apa yang Anda dapatkan dari kripto,” kata Young dikutip dari Yahoo Finance, Sabtu (11/3/2023).
Saham lain yang berfokus pada kripto juga terpukul, di antaranya MicroStrategy Inc., Riot Platforms Inc., dan Coinbase Global Inc., memperpanjang kerugian mingguan pada Jumat.
Advertisement
Harga Bitcoin Terkoreksi, Dekati Titik Terendah Sejak Februari 2023
Sebelumnya, Bitcoin pada sejak Kamis diperdagangkan di kisaran USD 20.000 atau setara Rp 310 juta (asumsi kurs Rp 15.503 per dolar AS) level ini berada di dekat posisi terendahnya sejak pertengahan Februari.
Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (11/3/2023), penurunan harga bitcoin mendekati terendah sejak Februari 2023 terjadi setelah bank Silvergate mengumumkan mereka akan secara sukarela likuidasi, menjadi kejatuhan kripto terbaru yang diikuti oleh kejatuhan tingkat tinggi lainnya yang dipicu oleh kejatuhan bursa FTX.
Silvergate Capital Corp mengatakan pada Rabu berencana untuk menutup dan secara sukarela melikuidasi, setelah memberi peringatan minggu lalu mereka sedang mengevaluasi kemampuan mereka untuk beroperasi sebagai entitas bisnis yang berkelanjutan.
Perusahaan yang berbasis di California ini, merupakan mitra perbankan kunci bagi bisnis kripto, telah terkena dampak investor yang ingin menarik sekitar USD 8 miliar atau setara Rp 124 triliun deposito setelah kebangkrutan mendadak FTX tahun lalu
Pada Sabtu, harga Bitcoin turun 0,4 persen di kisaran USD 20.256 atau setara Rp 314 juta dan turun 9,51 persen dalam sepekan.
Investor dan analis mengatakan dampak pasar dari penutupan Silvergate yang dianggap sebagai jembatan penting antara sektor kripto dan dunia keuangan tradisional sudah diprediksi.
Beberapa mitra bank, termasuk bursa kripto besar Coinbase Global Inc, memutuskan hubungan dengan Silvergate minggu lalu. Perusahaan kripto lainnya, termasuk Binance, mengatakan mereka tidak mengalami kerugian aset di Silvergate.
Harga bitcoin telah naik lebih dari 30 persen sejauh ini tahun ini, mengembalikan sebagian dari kerugian hampir 65 persen pada 2022 yang dipicu oleh serangkaian kegagalan perusahaan profil tinggi di dunia kripto.
Nilai Pasar Kripto Lebih dari Rp 1.085 Triliun Hilang dalam Sehari
Sebelumnya, lebih dari USD 70 miliar atau setara Rp 1.085 triliun (asumsi kurs Rp 15.503 per dolar AS) hilang dari nilai pasar kripto dalam waktu 24 jam ketika harga bitcoin jatuh di bawah USD 20.000 atau setara Rp 310 juta.
Dilansir dari CNBC, Sabtu (11/3/2023), bitcoin sempat turun 8 persen mencapai level terendah hampir dua bulan setelah terjadi penjualan saham di pasar Amerika Serikat dan keruntuhan sebuah bank yang menjadi jembatan untuk para pelaku industri kripto.
Penurunan harga kripto disebabkan oleh beberapa faktor. Harga kripto berkorelasi cukup erat dengan pasar saham AS, terutama indeks Nasdaq yang dipenuhi teknologi.
Pada Selasa, Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengindikasikan tingkat suku bunga mungkin akan naik dan tetap tinggi dibanding yang diperkirakan. Peningkatan suku bunga selama setahun terakhir telah membebani aset berisiko seperti saham, terutama kripto.
Keruntuhan Silvergate Capital, lender besar bagi industri kripto, juga mempengaruhi harga kripto. Silvergate mengatakan pada Rabu mereka akan membatalkan operasi dan melikuidasi bank.
Keruntuhan Silvergate adalah contoh lain dari bagaimana keruntuhan bursa kripto besar FTX terus mempengaruhi industri kripto. Di sisi lain, Federal Deposit Insurance Corporation menutup Silicon Valley Bank dan mengambil kendali atas depositnya pada Jumat pagi, menjadikannya kegagalan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan global.
Perusahaan induk bank, SVB Financial, mengatakan pada Rabu malam menjual USD 21 miliar atau setara Rp 325,5 triliun dari portofolio mereka dengan kerugian USD 1,8 miliar atau setara 27,9 triliun. SVB adalah bank besar di ruang startup teknologi.
Advertisement