Liputan6.com, Jakarta Harga Bitcoin melonjak pada 19 Maret 2023 hingga melampaui zona USD 28.000 atau setara Rp 429,6 juta (asumsi kurs Rp 15.345 per dolar AS), angka tertinggi sejak Juni 2022, setelah runtuhnya Terra LUNA.
Dilansir dari Cointelegraph, Senin (20/3/2023), secara keseluruhan minggu ini, harga Bitcoin telah naik lebih dari 37 persen terhadap dolar AS. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga telah bertambah USD 194 miliar atau setara Rp 2.976 triliun pada 2023, mewakili kenaikan 66 persen tahun ini.
Baca Juga
Bitcoin juga mengungguli saham bank Wall Street terutama karena kekhawatiran akan krisis perbankan global meningkat. Bitcoin meningkat sekitar 65 persen versus keuntungan 2,5 persen S&P 500 dan penurunan 15 persen Nasdaq sepanjang 2023.
Advertisement
Mantan chief technology officer Coinbase Balaji Srinivasan di Twitter mengatakan krisis perbankan global yang akan datang dapat membawa Bitcoin menjadi USD 1 juta atau setara Rp 15,3 miliar dalam waktu kurang dari 90 hari.
Menurut perkiraan Srinivasan, krisis perbankan AS akan memicu deflasi dolar Amerika dan, dengan demikian, menjadi skenario hiperinflasi yang mengarah ke harga Bitcoin sebesar Rp 15,3 miliar. Srinivasan bertaruh USD 2 juta atau setara Rp 30,6 triliun di Twitter atas pandangannya untuk masa depan ekonomi AS, serta dampak potensial terhadap nilai Bitcoin.
Valuasi bank Amerika Serikat telah turun di tengah kekhawatiran yang terus berlanjut seputar bank-bank regional di negara itu setelah perkembangan minggu lalu, termasuk penutupan Silvergate, diikuti oleh pengambilalihan Signature Bank dan Silicon Valley Bank oleh regulator.
Pasar Kripto Berpotensi Lanjutkan Penguatan, Sentimen Berikut Perlu Dicermati
Pasar kripto mengalami kenaikan sebesar 39,55 persen selama sembilan hari terakhir dimulai dari 11 hingga 19 Maret 2023. Kenaikan yang signifikan ini memiliki potensi untuk terus berlanjut lebih tinggi lagi selama satu minggu mendatang.
Tim riset Tokocrypto mengungkapkan ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pasar, seperti rapat FOMC dan pengumuman kebijakan The Fed pada 21-22 Maret 2023.
“The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, tetapi jeda tidak boleh sepenuhnya dikesampingkan jika terjadi tekanan lebih lanjut di pasar keuangan dalam beberapa hari mendatang,” kata tim riset dalam analisis harian yang diterima Liputan6.com, Senin (20/3/2023).
Menurut tim riset, suku bunga acuan ini sangat berpengaruh terhadap aset-aset berisiko seperti pasar kripto.
“Apabila suku bunga acuan ini berada pada angka 4,75 persen. Maka Aset kripto memiliki potensi untuk mengalami kenaikan lebih tinggi lagi,” jelas tim riset.
Kabar ini akan sangat menggembirakan bagi aset kripto maksimalis, target kenaikan Bitcoin memiliki potensi hingga USD 28.755 atau setara Rp 442 juta atau setara Rp 15.372 (asumsi kurs Rp 15.372 per dolar AS). Titik harga tersebut merupakan area support bitcoin pada bulan Mei 2023.
Apabila candlestick Bitcoin harian ditutup di atas harga tersebut, maka ada potensi untuk mengalami kenaikan yang lebih tinggi hingga USD 31.667 atau setara Rp 486,8 juta.
“Namun, apabila terjadi penolakan, maka BTC kemungkinan akan mencoba kembali ke area support-nya di harga USD 25.256 atau setara Rp 388,3 juta,” jelas tim riset.
Kemudian, adanya isu masalah dengan bank besar asal Swiss yaitu Credit Suisse. UBS telah sepakat mengajukan penawaran USD 1 miliar untuk mengakuisisi Credit Suisse.
Proposalnya senilai USD 1 miliar merupakan diskon tajam terhadap kapitalisasi pasar bank pada 17 Maret sekitar USD 8 miliar, menurut data kapitalisasi pasar perusahaan.
Advertisement
Kripto Berkembang di Vietnam, Investor Sentuh 16,6 Juta
Data terbaru mengungkapkan sekitar 17 persen populasi Vietnam telah ikut serta dalam tren cryptocurrency.
Melansir Cryptopotato, Minggu (19/3/2023), berdasarkan laporan pasar kripto Vietnam 2022, terdapat 16,6 juta orang memiliki mata uang digital Vietnam dengan bitcoin sebagai aset paling populer.
Riset lain yang dilakukan oleh Chainalysis menempatkan negara Asia tersebut sebagai pemimpin adopsi cryptocurrency dunia, dengan skor 1.000.
Studi tersebut, yang dilaporkan oleh outlet media lokal, memperkirakan 16,6 juta orang Vietnam telah membeli cryptocurrency (sekitar 17 persen dari populasi negara). Lalu, 31 persen dari mereka telah berinvestasi dalam bitcoin, menjadikannya aset digital yang paling disukai.
Penelitian tersebut menetapkan Thailand adalah satu-satunya negara dengan lebih banyak HODLers daripada Vietnam di Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Selain memiliki banyak investor kripto, Vietnam juga merupakan rumah bagi beberapa proyek blockchain yang terutama berfokus pada GameFi (Game Finance), NFT, atau Web3.
Vietnam telah mendirikan tujuh dari 200 organisasi blockchain teratas secara global, dengan Axie Infinity, Coin98, dan Kyber Network menjadi beberapa contohnya.
Selain itu, Axie Infinity adalah salah satu game berbasis blockchain paling populer, mencapai puncak hampir tiga juta pengguna pada awal 2022. Basis pengguna turun di bawah satu juta pada bulan-bulan berikutnya sebelum meningkat lagi pada awal 2023.
Game ini mengalami pukulan balik yang parah pada Maret tahun lalu setelah kolektif peretasan Korea Utara Grup Lazarus menguras mata uang digital senilai lebih dari USD 600 juta atau Rp 9,21 triliun (asumsi kurs Rp 15.363 per dolar AS) dari Ronin Network, terhubung dengan sidechain Ethereum yang menggerakkan Axie Infinity. Lalu, proyek pun meningkatkan kebijakan keamanannya dan memulai kembali operasinya tiga bulan kemudian.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.