Investor Ini Sebut Kripto Telah Mati di AS, Ada Apa?

Palihapitiya menyalahkan kematian kripto sebagian besar pada regulator AS.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 25 Apr 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Investor teknologi sekaligus pendukung kripto Chamath Palihapitiya memberikan pandangan yang cukup keras terkait perkembangan industri kripto di AS. 

“Crypto sudah mati di Amerika,” kata Palihapitiya dalam sebuah Podcast, dikutip dari CNBC, Selasa (25/4/2023). 

Palihapitiya menyalahkan kematian kripto sebagian besar pada regulator, yang menjadi jauh lebih agresif dalam mengejar aktor jahat di industri ini.

Ketua Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) Gary Gensler mengatakan platform perdagangan kripto harus mematuhi undang-undang sekuritas AS yang ketat.

Dalam menjawab pertanyaan di depan anggota parlemen baru-baru ini, Gensler menghubungkan keruntuhan Silicon Valley Bank dengan industri kripto.

“Anda bahkan melihat Gensler menyalahkan krisis perbankan pada kripto. Otoritas Amerika Serikat dengan tegas mengarahkan senjata mereka ke kripto,” jelas Palihapitiya.

SEC belakangan ini telah meningkatkan penegakan industri kripto, menekan perusahaan dan proyek yang menurut regulator menjual sekuritas yang tidak terdaftar. 

Pada Februari 2023 SEC mengusulkan aturan yang akan mengubah perusahaan kriptomana yang dapat menyimpan aset pelanggan. Kemudian pada Maret, SEC mengeluarkan pemberitahuan kepada crypto exchange Coinbase memperingatkan perusahaan itu mengidentifikasi potensi pelanggaran undang-undang sekuritas AS. 

Terakhir, minggu lalu, SEC menuduh platform perdagangan aset kripto Bittrex dan mantan CEO-nya dengan mengoperasikan pertukaran yang tidak terdaftar.

Pada awal 2021, Palihapitiya sempat memperkirakan di CNBC bitcoin akan naik dari USD 39.000 atau setara Rp 583,1 juta (asumsi kurs Rp 14.953 per dolar AS) pada saat itu menjadi USD 100.000 atau setara Rp 1,4 miliar, dan kemudian naik menjadi USd 200.000 atau setara Rp 2,9 miliar.

Kemudian pada 2021, tepat sebelum puncaknya, Palihapitiya mengatakan bitcoin telah secara efektif menggantikan emas. 

Bitcoin Melemah 9 Persen dalam Sepekan, Ekonomi AS jadi Pendorong

llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik
llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

Tren penurunan Bitcoin terus berlanjut, dengan kripto terbesar saat ini diperdagangkan di sekitar USD 27.500 atau setara Rp 411,2 juta (asumsi kurs Rp 14.953 per dolar AS) turun lebih dari 9 persen dalam seminggu terakhir, menurut data dari CoinGecko.

Dilansir dari Decrypt, Selasa (25/4/2023), penurunan BTC menghapus keuntungan awal April Bitcoin di atas USD 30.000 atau setara RP 448,6 juta. Kini Bitcoin bergerak di bawah nilai penutupan bulan sebelumnya sekitar USD 28.500 atau setara Rp 426,1 juta.

Beberapa kripto terkemuka lainnya juga tergelincir selama seminggu terakhir, mayoritas dari 10 cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar. 

Penyebab Penurunan

Penguatan dolar AS mendorong penurunan, dengan bank sentral Amerika diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat basis poin lagi dalam pertemuan tingkat kebijakan Mei mendatang. 

Dolar dengan imbal hasil lebih tinggi membuat aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti cryptocurrency dan emas menjadi kurang menarik.

Akhir-akhir ini, Bitcoin memiliki korelasi yang lebih kuat dengan emas daripada indeks pasar saham, menurut data dari Valkyrie Fund. Ini terjadi terutama setelah runtuhnya Silicon Valley Bank, yang memicu kekhawatiran tentang kegagalan perbankan.

 

Faktor Lain

Ilustrasi Crypto
Ilustrasi Crypto

Faktor lain yang dilaporkan berkembang dalam ekonomi Amerika adalah krisis plafon utang. Departemen Keuangan AS memegang jumlah utang bersejarah, utang saat ini melebihi batas utang USD 31,4 triliun, dengan sekitar USD 31,46 triliun sudah diambil pinjaman.

Plafon utang Departemen Keuangan AS adalah jumlah maksimum utang yang dapat dipinjam pemerintah AS untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Kongres menentukan plafon utang, dan suara mayoritas dapat mengubahnya.

Sementara beberapa pendukung Bitcoin percaya bahwa harga Bitcoin dapat dinaikkan jika kepercayaan pada ekonomi Amerika goyah, reaksi impulsif dari krisis ekonomi global telah menciptakan banyak ketidakpastian di pasar.

 

DisclaimerSetiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya