Ada Momen Halving, Bitcoin Masih Menarik pada Tahun Politik?

Investor dan pengamat pasar mulai mempertanyakan apakah Bitcoin (BTC) bisa menjadi pilihan investasi yang menarik selama periode tahun politik mendatang di Indonesia dan ketika momen halving terjadi.

oleh Agustina MelaniElga Nurmutia diperbarui 27 Sep 2023, 19:17 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2023, 19:14 WIB
Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal (Foto: Tokocrypto)
Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal (Foto: Tokocrypto)

Liputan6.com, Jakarta - Bagi investor kripto di Indonesia, 2024 tidak akan hanya menjadi tahun politik yang penting dengan Pemilihan Presiden dan Pemilihan Umum legislatif, tetapi juga ada peristiwa Bitcoin halving patut dinanti.

Dalam konteks ini, banyak investor dan pengamat pasar mulai mempertanyakan apakah Bitcoin (BTC) bisa menjadi pilihan investasi yang menarik selama periode tahun politik mendatang di Indonesia dan ketika momen halving terjadi. Bitcoin pertama kali muncul pada 2009, adalah aset kripto yang telah menarik perhatian dunia sejak saat itu. Ini bukan hanya alat pembayaran digital, tetapi juga bentuk investasi yang sangat volatil.

Di masa lalu, Bitcoin telah mengalami lonjakan nilai yang signifikan, menjadikannya daya tarik bagi banyak investor yang mencari peluang keuntungan besar.

Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal memaparkan keunggulan Bitcoin sebagai bentuk investasi masa depan, terlebih pada 2024 nanti bertepatan dengan momen halving dan Pemilihan Umum di Indonesia. Dengan tagline #PilihBitcoin2024, Iqbal menekankan tiga kata kunci utama yang mencerminkan sifat unik Bitcoin: Merakyat, Transparan, dan Dapat Diandalkan.

"Sejak diciptakan oleh entitas yang dikenal dengan nama “Satoshi Nakamoto” pada tahun 2009, Bitcoin telah mengubah wajah industri keuangan global. Tanpa adanya principal owner, aset digital ini benar-benar merepresentasikan makna "Dari Rakyat, Oleh Rakyat, dan untuk Rakyat," ujar Iqbal dalam acara Web3 On Campus di Universitas Brawijaya, Senin, 25 September 2023, seperti dikutip dari keterangan resmi Rabu (27/9/2023).

Sebagai bentuk aset yang demokratis dan inklusif, Bitcoin bisa dimiliki dengan nilai berapapun. Aksesibilitasnya di seluruh dunia, di mana saja dan kapan saja, dengan biaya transaksi yang terjangkau melalui Bitcoin Lightning Network, memastikan semua individu memiliki kesempatan yang sama dalam memanfaatkannya.

Aset Digital

Crypto Bitcoin
Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Dalam dunia investasi, menurut Iqbal transparansi adalah kunci. Bitcoin memiliki supply tetap sebanyak 21 juta yang menjamin kelangkaannya. Seluruh transaksi tercatat dalam blockchain dan tidak dapat diubah atau dimanipulasi. Keterbukaan ini memberikan rasa aman kepada investor, sebab setiap transaksi dapat divalidasi oleh public

Ketika berbicara tentang aset investasi, ketersediaan dan keamanan menjadi hal yang krusial.

"Bitcoin selalu tersedia 24/7 dan dapat diakses serta ditransaksikan melalui berbagai metode, baik itu Peer-to-Peer, Central Exchange, maupun Decentralize Exchange. Kemudahannya dalam dibawa kemana saja menjadikannya aset 'travel free', dengan tingkat keamanan yang sangat tinggi," jelas Iqbal.

Menariknya, saat menimbang Bitcoin sebagai aset investasi, tak bisa tidak membandingkannya dengan emas dan saham. Emas telah lama dikenal sebagai 'safe haven' dalam dunia investasi, sementara saham menawarkan pertumbuhan dan dividen. Namun, dengan momentum yang akan datang pada 2024, yakni Bitcoin Halving, potensi kenaikan harga Bitcoin di prediksi akan jauh lebih tinggi.

Halving, proses di mana hadiah untuk menambang Bitcoin dibagi dua, telah historis mengakibatkan kenaikan harga signifikan. Di samping itu, momen pemilihan umum di 2024 juga akan menjadi pendorong sentimen positif bagi industri kripto di Indonesia.

"Dengan segala keunggulannya, Bitcoin kini tidak hanya menjadi aset digital, melainkan juga bentuk investasi masa depan yang menjanjikan. #PilihBitcoin2024 bukan hanya sebuah slogan, tetapi juga refleksi dari masa depan investasi yang cerah, namun tetap utamakan riset sebelum mengambil keputusan dan bijak dalam menghadapi volatilitas pasar," pungkas Iqbal.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Regulator Filipina Berkolaborasi dengan SEC AS Untuk Memerangi Penipuan Kripto

Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Sebelumnya diberitakan, untuk memerangi penipuan kripto, Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina (SEC) telah bekerja sama dengan SEC AS dan Bank Pembangunan Asia. 

Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (22/9/2023), untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan penegakan hukum, ketiga organisasi tersebut menyelenggarakan Lokakarya Organisasi Internasional Komisi Sekuritas (IOSCO) dan Lokakarya Pelatihan Investigasi dan Penegakan Hukum. 

Komisi Sekuritas dan Bursa Filipina baru-baru ini menandatangani Nota Kesepahaman Multilateral IOSCO tentang kejahatan kripto. Kemitraan kelompok ini merupakan langkah maju yang besar bagi Filipina dalam hal tata kelola aset digital. 

SEC Filipina bekerja sama dengan organisasi internasional untuk menjalankan misinya melindungi masyarakat dari penipuan sekuritas dan jenis penipuan investasi lainnya. 

Kemitraan SEC Filipina dengan mitranya di AS dan Bank Pembangunan Asia bertujuan untuk menindak penjahat yang menggunakan mata uang kripto untuk melakukan penipuan dan kejahatan keuangan lainnya. 

SEC Filipina berkomitmen untuk melindungi dan menghormati data pribadi yang dikumpulkan dari kliennya sesuai dengan Undang-Undang Privasi Data 2012. SEC mengambil langkah-langkah keamanan untuk melindungi informasi dari kehilangan, akses, penggunaan, atau pengungkapan yang tidak sah.

SEC AS sepanjang 2023 telah melakukan langkah keras untuk industri kripto di AS. Beberapa bursa kripto besar seperti Binance hingga Coinbase tak luput dari pantauan SEC. 

Di sisi lain, Filipina menjadi salah satu negara Asia yang cukup keras dalam melindungi konsumen dari penipuan kripto. Pada Agustus 2023, unit penanggulangan kejahatan dunia maya di Kepolisian Nasional Filipina telah meminta warga untuk mewaspadai hadiah yang dijanjikan oleh game play-to-earn (P2E) karena dapat digunakan untuk mencuri aset kripto senilai jutaan dolar. 

Unit tersebut mengatakan pemain dapat mengurangi kemungkinan kehilangan uang untuk scammers dengan melakukan penelitian mereka sendiri sebelum melakukan penyetoran atau penarikan dana.

Ketua SEC Sebut Kripto Penuh Penipuan, Penyalahgunaan, dan Pelanggaran

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Sebelumnya, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Gary Gensler bersaksi di depan Komite Perbankan Senat, menyatakan bahwa kripto adalah bidang yang penuh dengan penipuan, penyalahgunaan, dan pelanggaran.

Dia juga menyatakan bahwa regulator sekuritas masih meninjau permohonan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF).

Melansir Bitcoin, Gary Gensler angkat bicara soal cryptocurrency selama kesaksiannya di hadapan Komite Senat AS untuk Perbankan, Perumahan, dan Urusan Perkotaan pada Selasa.

Mengulangi pandangannya bahwa sebagian besar token kripto adalah sekuritas, Gensler mengatakan kepada anggota parlemen soal perantara kripto juga harus mematuhi undang-undang sekuritas.

“Tanpa berprasangka buruk pada satu token pun, sebagian besar token kripto kemungkinan besar memenuhi uji kontrak investasi. Mengingat sebagian besar token kripto tunduk pada undang-undang sekuritas, maka sebagian besar perantara kripto juga harus mematuhi undang-undang sekuritas," ujar dia.

Dia mengaku, pihaknya telah berkecimpung di bidang keuangan selama 44 tahun sekarang dan belum pernah melihat bidang yang penuh dengan pelanggaran. Hanya saja kripto ini menakutkan.

"Saat ini, sayangnya, terdapat ketidakpatuhan yang signifikan dan ini adalah bidang yang penuh dengan penipuan, penyalahgunaan, dan pelanggaran," kata dia.

Senator Bill Hagerty (R-TN) bertanya kepada Gensler selama sidang apa yang perlu dilihat SEC dari emiten untuk menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) menyusul keputusan pengadilan baru-baru ini yang mendukung Grayscale Investments.

Pengadilan menemukan bahwa penolakan regulator sekuritas terhadap aplikasi ETF bitcoin spot Grayscale adalah “sewenang-wenang dan berubah-ubah.”

"Kami masih meninjau keputusan itu. Kami memiliki banyak pengajuan seputar produk yang diperdagangkan di bursa bitcoin, jadi bukan hanya produk yang Anda sebutkan saja, tetapi juga beberapa produk lainnya. Kami sedang meninjaunya dan saya menantikan rekomendasi staf," kata Ketua SEC.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya