Liputan6.com, Jakarta - NEM (New Economy Movement) adalah platform ekosistem yang menggunakan blockchain dan kriptografi untuk memberikan solusi bagi bisnis dan individu. XEM Coin adalah cryptocurrency asli dari blockchain publik NIS1 milik NEM.
NIS1 beroperasi dengan cara yang mirip dengan bitcoin (BTC), ia memiliki jaringan node independen terdistribusi yang memproses dan mencatat transaksi pada buku besar publik yang disebut blockchain.
Baca Juga
Node-node ini mendapat insentif untuk pajak waktu dan sumber daya pemrosesan mereka dan tetap tidak dapat dikorupsi melalui ketidakseimbangan biaya transaksi; hadiah ini diisi dalam XEM Coin ke setiap node yang berhasil menambahkan blok transaksi baru ke ujung blockchain.
Advertisement
Blockchain NIS1 memiliki sejumlah fitur unik yang membedakannya dari Bitcoin dan sebagian besar cryptocurrency lainnya.
Harga XEM Coin
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (20/11/2023) XEM Coin menguat 7,76 persen dalam 24 jam terakhir. Harga XEM Coin saat ini berada di level Rp 591,60 dengan volume perdagangan 24 jam terakhir sebesar Rp 135,27 miliar.
Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 119. XEM Coin memiliki kapitalisasi pasar sekitar Rp 53,2 triliun.
Siapa Saja Pendiri NEM?
NEM awalnya diciptakan oleh tiga pengembang yang dikenal dengan nama samaran mereka di forum Bitcointalk.org Jaguar0625, BloodyRookie, dan gimre. Sejak didirikan pada 2014-2015, NEM telah berkembang dari proyek pribadi tiga pemrogram menjadi ekosistem besar yang terdiri dari beberapa platform.
Pengembangan dan promosi NEM secara keseluruhan sekarang dikelola oleh NEM Foundation, yang terdaftar di Singapura. Anggota pendiri Lembaga ini adalah Erik Van Himbergen, Jeff McDonald, Lon Wong, dan Leon Yeoh.
Keunikan XEM Coin
Erik Van Himbergen adalah seorang pengusaha dari Belgia. Dia telah belajar ekonomi bisnis di universitas KU Leuven, akuntansi dan perusahaan keuangan di EHSAL Management School, dan merekayasa perangkat lunak di University of Antwerp.
Keunikan XEM Coin
XEM adalah cryptocurrency sumber terbuka yang terdesentralisasi yang memiliki sejumlah fitur unik. Fitur yang paling penting adalah cara mengamankan blockchain NIS1. NIS1 menggunakan algoritmenya sendiri proof-of-importance (PoI) sebagai lawan dari proof-of-work dan proof-of-stake yang jauh lebih luas untuk tujuan memastikan bahwa transaksi di jaringan diproses dan dicatat secara tepat waktu dan jujur.
Proof-of-importance memungkinkan siapa saja untuk menjalankan node di jaringan NIS1 dan memfasilitasi transaksi melalui proses yang disebut “delegated harvesting”.
Sistem ini menghitung jumlah koin yang dimiliki setiap node, seberapa sering mereka bertransaksi di jaringan, dan dengan siapa mereka bertransaksi, untuk memperkirakan "skor kepentingan" mereka dalam perekonomian NEM. Berdasarkan skor ini, node kemudian menerima bagian dari biaya transaksi yang telah mereka bantu prosesnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Harga Bitcoin Menguat 124% Sepanjang 2023, Ini 3 Faktor Pendorongnya
Sebelumnya diberitakan, pasar cryptocurrency telah mengalami kebangkitan pada November 2023. Dalam satu bulan terakhir (per 10 November 2023), harga bitcoin melonjak 37,4 persen. Kenaikan harga yang signifikan ini telah memperbarui minat dan kegembiraan di dunia kripto setelah periode relatif stagnasi.
Sentimen bullish ini mengikuti pemulihan yang kuat selama tujuh bulan pertama tahun ini, yang telah membantu menghapus kekecewaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Bitcoin naik 124 persen sepanjang tahun ini.
Ada beberapa faktor utama telah berkontribusi pada reli baru di pasar mata uang kripto sepanjang tahun ini. Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (17/11/2023) berikut faktor utama pendorong reli Bitcoin sepanjang 2023.
Jeda Kenaikan Suku Bunga ASKeputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuannya antara 5,25 persen dan 5,5 persen pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) September dan November telah berdampak signifikan pada reli kripto.
Meskipun tingkat inflasi melebihi target The Fed sebesar 2 persen, data pasar tenaga kerja baru-baru ini menunjukkan bahwa pasar kerja melambat telah meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan menghentikan kampanye pengetatan moneter yang sedang berlangsung.
Hal ini telah menanamkan kepercayaan pada investor, terutama mereka yang bergerak di bidang mata uang kripto, karena suku bunga yang lebih tinggi biasanya berdampak buruk pada sektor-sektor pertumbuhan seperti teknologi, kebijakan konsumen, dan mata uang kripto.
Harapan SEC Menyetujui ETF Bitcoin
Pendorong signifikan lainnya dari optimisme investor adalah ekspektasi Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan segera menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin.
Dampak Positif
Persetujuan ETF semacam itu akan menjadi tonggak sejarah bagi pasar mata uang kripto, karena akan memberikan investor tradisional jalan yang teregulasi dan nyaman untuk berinvestasi dalam Bitcoin dan mata uang kripto lainnya melalui pasar saham reguler.
Perkembangan ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan mata uang kripto dan menarik investasi baru, yang berpotensi mendorong pertumbuhan pasar lebih lanjut.
Dampak Positif pada Mata Uang KriptoRespon pasar mata uang kripto terhadap keputusan Federal Reserve positif. Jeda kenaikan suku bunga telah menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi mata uang kripto untuk berkembang, karena hal ini menghilangkan potensi hambatan bagi pertumbuhannya.
Reli ini tidak terbatas pada Bitcoin saja. Mata uang kripto utama lainnya, termasuk Ethereum (ETH), Cardano (ADA), Dogecoin (DOGE), dan Binance Coin (BNB), semuanya mengalami kebangkitan nilainya selama periode yang sama. Pemulihan pasar yang luas ini menggarisbawahi kekuatan reli kripto saat ini.
Advertisement