Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin (BTC) sepanjang 2023 meningkat lebih dari 150%. Peningkatan laju harga BTC menjadi sentimen positif bagi investor kripto untuk menyambut bull market pada 2024 dan 2025.
Menjelang momen ini, Chief Marketing Officer PINTU, Timothius Martin menyebut ada narasi-narasi penting yang berpotensi memengaruhi pasar kripto di seluruh dunia. Berikut empat narasi penting di pasar kripto menurut Timothius.
Baca Juga
Persetujuan ETF Spot Bitcoin yang Semakin Dekat
Pengajuan Bitcoin spot ETF dan ETH spot ETF yang tengah menunggu keputusan dari Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) masih ramai diperbincangkan.
Advertisement
Narasi besarnya adalah ETF spot kemungkinan akan disetujui oleh SEC dan akan membuat aliran uang yang masuk tidak hanya dari pemain retail, tapi juga institusi besar.
“Jika aliran dana berjumlah besar masuk ke Bitcoin dan ETH, dipercaya dapat memengaruhi harga dari aset kripto Bitcoin dan ETH itu sendiri. Lembaga keuangan besar yang mengajukan permohonan di antaranya BlackRock, Fidelity, dan Grayscale,” kata Timothius dalam siaran pers, dikutip Sabtu (16/12/2023).
Perkembangan Suku Bunga the Fed pada 2024
Timothius menjelaskan, sejak Maret 2022 hingga Juli 2023, the Fed sangat hawkish (agresif) dalam menaikan suku bunga dengan alasan untuk melawan tingkat inflasi di Amerika Serikat (AS).
Inflasi yang terjadi di AS dapat mempengaruhi kondisi perekonomian atau inflasi di pasar termasuk di Indonesia. Kenaikan suku bunga telah terjadi dari 0,25%-5.50%, namun pada 2024 banyak yang meyakini kenaikannya akan disetop, atau stabil, bahkan dapat diturunkan kembali, karena inflasi dinilai sudah di bawah kendali.
"Jika suku bunga turun, masyarakat akan lebih open berinvestasi di aset yang berisiko tinggi dengan reward tinggi seperti tech stocks maupun aset kripto," ujar Timothius.
Kepastian Regulasi Investasi Kripto
Narasi selanjutnya menurut Timothius adalah regulasi menjadi hal yang penting dalam kepastian berinvestasi pada aset kripto. Dilihat dari perkembangannya, dilansir dari Coinmarketcap, dua negara telah mengizinkan cryptocurrency sebagai alat pembayaran sah seperti Republik Afrika Tengah (Central African Republic) dan El Salvador. Kepastian regulasi diharapkan dapat menumbuhkan adopsi yang lebih tinggi.
Bitcoin Halving 2024
Bitcoin halving menjadi salah satu narasi penting pada 2024. Peristiwa halving kali ini terbagi menjadi dua perspektif; historikal dan makroekonomi. Dari sisi historikal halving sebelumnya, enam bulan atau satu tahun setelah halving harga Bitcoin mengalami kenaikan.
Terakhir kali halving pada 2020 yang menjadi awal mula bull run dengan kenaikan Bitcoin lebih dari 300%.
Halving di 2024 akan berbeda dengan halving sebelumnya karena dipengaruhi banyak faktor seperti; Krisis ekonomi secara global yang besar dan tingkat suku bunga yang tinggi yang diperkirakan bisa mempengaruhi kenaikan harga Bitcoin.
Timothius menuturkan keempat narasi yaitu Bitcoin ETF Spot, suku bunga, kepastian regulasi, dan Bitcoin Halving menjadi faktor penting yang bisa menjadi fire starter di bull market, dengan catatan keempatnya harus positif.
“Jika hanya bergantung kepada salah satu faktor saja tidak akan maksimal. Sebagai investor kita perlu lebih bijak dalam melihat faktor dan narasi penting yang terjadi sehingga sudah siap menghadapi risiko yang terjadi,” tutup Timothius.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Perusahaan ATM Bitcoin Coin Cloud Diretas, Pelaku Curi Data Pribadi Nasabah
Sebelumnya diberitakan, pada November, kolektif keamanan siber bernama vx-underground menulis di Twitter, peretas tak dikenal telah membobol Coin Cloud, sebuah perusahaan ATM Bitcoin yang bangkrut.
Menurut vx-underground, para peretas mengaku telah mencuri 70.000 gambar nasabah yang diambil dari kamera yang terpasang di ATM, serta data pribadi 300.000 nasabah, yang diduga memuat, Nomor Jaminan Sosial, tanggal lahir, Nama Depan, Nama Belakang, alamat email, Nomor Telepon, Pekerjaan Saat Ini, Alamat Fisik, dan banyak lagi.
Tidak ada yang mengklaim peretasan tersebut secara publik. Sebulan kemudian, apa yang sebenarnya terjadi pada Coin Cloud masih menjadi misteri, bahkan menurut pemilik baru perusahaan tersebut.
Coin Cloud adalah perusahaan yang mengelola ribuan ATM Bitcoin di AS dan Brasil, menurut situs resminya, hingga perusahaan tersebut mengajukan kebangkrutan pada Februari.
Pada Juli, Genesis Coin, penyedia ATM Bitcoin lainnya, mengakuisisi 5.700 ATM dari Coin Cloud yang sudah tidak beroperasi lagi, menurut siaran pers yang diterbitkan pada saat itu.
Jadi Misteri
Genesis Coin diakuisisi pada awal Januari oleh Andrew Barnard dan rekannya, yang memiliki perusahaan ATM cryptocurrency lain bernama Bitstop.
Barnard, yang menjabat sebagai CEO ATM Bitcoin, perusahaan yang berganti merek setelah pembelian beberapa aset Coin Cloud dalam proses kebangkrutan, mengatakan perusahaannya meluncurkan penyelidikan setelah tweet vx-underground.
Namun, Bernard tidak dapat menyimpulkan kapan pelanggaran itu terjadi atau siapa yang bertanggung jawab. Dia sendiri menggambarkan insiden itu sebagai “sebuah misteri.”
"Pelanggaran data terjadi beberapa waktu lalu karena Coin Cloud telah diretas beberapa kali di masa lalu ketika mereka masih menjadi perusahaan yang beroperasi,” kata Barnard,” dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (13/12/2023).
Barnard mengatakan jika seseorang memperoleh kode sumber, yang berisi kredensial admin ke database, peretas akan memiliki akses ke semua informasi KYC dari pelanggan.
Advertisement