Liputan6.com, Jakarta - Halving bitcoin yang akan terjadi pada April menjadi salah satu peristiwa yang dinantikan di dunia blockchain dan kripto.
Dikutip dari Yahoo Finance, ditulis Selasa (19/3/2024), ada alasan halving bitcoin dinantikan di dunia kripto. Salah satunya harga bitcoin yang melonjak setelahnya dan ini terjadi tiga halving sebelumnya. Melihat hal itu, banyak investor prediksi hal yang sama akan terjadi kali ini.
Baca Juga
Akibatnya, banyak investor berencana membeli bitcoin sebelum halving. Namun, kripto lain mana yang mendapatkan manfaat dari halving ini? Ini sejumlah kripto yang berpotensi melambung di tengah sentimen halving.
Advertisement
Meski harga kripto berkorelasi dengan bitcoin hingga tingkat tertentu, sejumlah kripto jajaran teratas secara historis menunjukkan korelasi lebih tinggi dari rata-rata. Jika bitcoin siap alami terobosan besar setelah halving, sebaiknya mencari kripto lain yang kemungkinan besar akan ikut serta.
Tim analis Motley Fool dikutip dari Yahoo Finance menyebutkan sulit untuk abaikan Ethereum (ETH) yang sangat berkorelasi dengan bitcoin. Korelasi ini mencapai 0,95 (1 adalah korelasi sempurna).
Namun, setelah Ethereum mengubah arsitektur blockchainnya secara mendasar sebagai bagian dari the merge pada 2022, korelasi antara bitcoin dan Ethereum mulai menurun.
Dalam catatan kepada klien institusi pada April 2023, Coinbase Global membahas perubahan korelasi itu telah turun dari rata-rata 12 bulan sebesar 0,90 menjadi 0,82. Jalur dua kripto itu dinilai menyimpang.
Namun, menurut matrik korelasi kripto, tampaknya korelasi dalam 12 bulan telah kembali naik menjadi 0,89. Hal ini masuk akan mengingat bitcoin dan Ethereum sama-sama naik 60 persen pada 2024. Meski tidak mendapatkan korelasi mendekat 1, seperti yang terjadi pada masa awal Ethereum, sebagian besar investor mungkin akan mendapatkan korelasi yang sama.
Selain itu, hal yang menjadi pertimbangan dan identifikasi adalah jika kripto diperdagangkan lebih dari 50 persen di bawah harga tertinggi sepanjang masa. Standar itu dinilai dapat bantu identifikasi kripto yang memiliki lebih banyak ruang untuk reli di pasar kripto.
Kripto Lainnya
Kripto yang menjadi sorotan antara lain Solana (SOL) dan Avalanche (Avax). Dengan harga sekitar USD 187, Solana berada 29 persen di bawah harga tertinggi USD 260. Sebaliknya Avalanche diperdagangkan lebih dari 60 persen di bawah level tertingginya di USD 146.
Akhir-akhir ini, Avalanche mulai mendapatkan momentum di kalangan investor. Kripto lainnya yang berada di peringkat 20 besar berdasarkan kapitalisasi pasar yang patut mendapatkan perhatian karena diperdagangkan dengan diskon besar dari harga tertingginya. Kripto itu antara lain cardano (ADA) yang diperdagangkan 76 persen di bawah puncaknya dan Chainlink (LINK) yang diperdagangkan 62 persen di bawah posisi puncak.
Selain itu, ada kripto yang dinilai historis sangat berkorelasi dengan bitcoin adalah Litecoin (LTC). Namun, di antara kripto tersebut, Avalanche dinilai menjadi pilihan utama. Avalanche dinilai sangat berkorelasi dengan bitcoin (korelasi 12 bulan sebesar 0,79 dan masuk 10 jajaran kripto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar). Meski demikian, kripto merupakan aset yang sangat fluktuatif dan memiliki risiko yang tinggi.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Advertisement
Siklus Halving Bitcoin 2024 Berbeda dari Tahun Sebelumnya, Kenapa?
Sebelumnya diberitakan, Bitcoin akan mengalami peristiwa Halving yang diprediksi bakal terjadi pada April mendatang. Bitcoin Halving adalah kondisi ketika imbalan bagi penambang Bitcoin (block reward) berkurang setengah setelah selesai menambang 210.000 blok, yang biasanya terjadi empat tahun sekali.
Chief Compliance Officer Reku, Robby menuturkan ada perbedaan dalam peristiwa halving tahun ini dibanding halving sebelumnya, yaitu Bitcoin yang mencapai harga tertinggi baru sebelum Halving terjadi. Biasanya harga tertinggi dicapai sekitar satu tahun setelah Halving.
Robby mengungkapkan ada beberapa faktor yang mendorong harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi baru sebelum peristiwa Halving salah satunya persetujuan ETF Bitcoin Spot di AS oleh SEC pada Januari lalu.
“ETF itu membuka peluang besar bagi orang yang awalnya bingung menyimpan aset kripto, tetapi dengan ETF Bitcoin Spot membuat orang mudah menyimpan dan berinvestasi kripto,” kata Robby dalam acara Reku Finance Flash, Kamis (14/3/2024).
Tak hanya itu, menurut Robby banyaknya institusi besar yang mulai masuk ke aset kripto turut mendorong kenaikan harga Bitcoin menembus rekor tertinggi baru.
“Harapannya di Indonesia juga mulai diperbolehkan. Jadi, tidak hanya investor individu yang bertransaksi kripto, tetapi juga institusi,” jelas Robby.
Fokus Bappebti
Senada dengan Robby, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Senjaya juga menuturkan adanya pihak individu maupun institusi yang membeli Bitcoin dalam jumlah banyak membuat suplai Bitcoin semakin terbatas.
“Kalau sebelum Halving saja sudah naik terus, bagaimana kalau setelah Halving,” ujar Tirta.
Terkait persetujuan ETF Bitcoin Spot di AS, Tirta mengungkapkan produk ETF Bitcoin Spot bisa saja diluncurkan di Indonesia, tetapi saat ini Bappebti masih fokus untuk memberikan fitur tambahan bagi investor kripto seperti staking dan futures atau perdagangan berjangka.
“Saat ini di Indonesia pasarnya masih spot, sedangkan secara global pasar futures nilainya jauh lebih besar. Kita targetkan futures tahun ini,” pungkasnya.
Advertisement