Bitcoin Melonjak di Atas USD 70.000, Siap Akhiri Kuartal I 2024 dengan Positif

Sementara jika dilihat sejak awal tahun, bitcoin (BTC )telah naik sebesar 64,96% dari harga pembukaan di USD 42.280 pada 1 Januari 2024.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Mar 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2024, 06:00 WIB
Bitcoin Melonjak di Atas USD 70.000, Siap Akhiri Kuartal I 2024 dengan Positif
Setelah turun ke level USD 60.800 pada Rabu, 19 Maret 2024 pekan lalu, Bitcoin (BTC) pulih dan mencapai level di atas USD 70.000 pada awal minggu ini.(Foto: Vadim Artyukhin/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah turun ke level USD 60.800 pada Rabu, 19 Maret 2024 pekan lalu, Bitcoin (BTC) pulih dan mencapai level di atas USD 70.000 pada awal minggu ini.

Kenaikan Bitcoin telah mencapai 14,24% dari harga pembukaan BTC di USD 62.168 pada 1 Maret 2024. Sementara jika dilihat sejak awal tahun, BTC telah naik sebesar 64,96% dari harga pembukaan di USD 42.280 pada 1 Januari 2024.

“Bitcoin berpotensi melanjutkan tren positifnya hingga menutup bulan Maret 2024 dengan positif. Jika hal ini terjadi, maka ini akan menjadi penutupan beruntun ketujuh, dimulai sejak September 2023, menandakan konsistensi dan ketahanan pasar Bitcoin dalam menghadapi berbagai dinamika pasar,” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (30/3/2024).

Panji melanjutkan, BTC kembali naik di atas angka USD 70.000 pada perdagangan Senin, 25 Maret 2024 dan pada Selasa 26 Maret 2024 pagi pukul 08:00 WIB. Saat itu, Bitcoin berada di level USD 69.898, naik 4,99% dalam 24 jam terakhir.

"Potensi BTC untuk menguji area all-time high USD 73.000 dapat terjadi jika mampu bertahan di atas support USD 69.000. Namun, jika terjadi penurunan di bawah level support tersebut, BTC potensi melemah ke kisaran USD 66.000," tutur Panji.

Rekap Sepekan

Aset kripto berbasis real world assets (RWA) mengalami performa positif awal pekan ini berkat dari aksi BlackRock yang mengumumkan Tokenisasi Aset dengan meluncurkan Digital Liquidity fund pada Kamis, 21 Maret 2024 Kabar tersebut berpotensi menjadi sentimen positif bagi beberapa aset kripto berbasis RWA, seperti: MKR, ICP, SNX , LINK , ONDO, dll.

“Sektor real world assets (RWA) dalam kripto bertujuan menghubungkan aset fisik seperti properti, saham, obligasi, dan komoditas dengan teknologi blockchain, menciptakan representasi digital.

 

Percepat Proses Transaksi

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

Menurut Panji, RWA juga memperkuat keterhubungan antara dunia kripto dan nyata, mempercepat proses transaksi serta penyelesaian kontrak, dan membantu membangun ekosistem finansial yang lebih inklusif dan terhubung.

Sementara dari sisi makro, minggu ini pejabat Federal Reserve termasuk Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, dan Gubernur Federal Reserve Lisa Cook akan memberikan wawasan penting tentang pasar pada Senin, 25 Maret 2024, Lisa Cook menekankan pentingnya hati-hati dalam pemangkasan suku bunga untuk mengatasi inflasi.

Sementara pidato Gubernur Fed Christopher Waller dan Ketua Fed Jerome Powell akan dipantau oleh para pelaku pasar akhir minggu ini. Data ekonomi penting akan rilis pekan ini, seperti Kepercayaan Konsumen pada Selasa (26/3) dan Produk Domestik Bruto (PDB) pada Kamis, 28 Maret 2024.

Selanjutnya Indeks PCE dan Indeks PCE Inti dirilis pada hari Jumat (29/3), akan semakin mengarahkan ekspektasi investor mengenai keputusan suku bunga The Fed di masa depan.

"Terlepas dari volatilitas pasar, optimisme terhadap potensi kenaikan Bitcoin akan tetap berlanjut. Optimisme ini didorong oleh potensi dampak dari Bitcoin halving ke BTC yang cenderung mengalami performa positif pasca halving, sehingga dapat mendorong momentum positif ke pasar kripto global," ujar Panji.

 

Otoritas Bursa AS Todong Anggaran Rp 40,9 Triliun untuk Awasi Pasar Kripto pada 2025

Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)
Bitcoin (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Sebelumnya diberitakan, Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) menyampaikan permintaan anggaran sebesar USD 2,594 miliar, atau setara Rp 40,9 triliun (kurs Rp 15.780 per dolar AS) untuk tahun anggaran 2025 untuk mengawasi pasar kripto.

Dalam Congressional Budget Justification atau dokumen kebutuhan anggaran 2024, Bursa AS meminta tambahan USD 158 juta atau setara Rp 2,5 triliun dari anggaran tahun ini yang sebesar USD 2,446 miliar.

Ketua SEC Gary Gensler beranggapan, teknologi dengan cepat mengubah pasar kripto dan model bisnis. Adapun tambahan anggaran tersebut diajukan guna mengatasi pertumbuhan dan perubahan signifikan di pasar kripto.

"Telah terjadi perubahan dinamis dalam komunikasi kepada dan di antara para investor, dari forum Reddit hingga influencer selebriti," ujar Gensler mengutip laman cointelegraph, Senin (25/3/2024).

"Lebih lanjut, kita telah melihat pasar kripto di wilayah Wild West, yang penuh dengan ketidakpatuhan, di mana investor telah menempatkan aset yang diperoleh dengan susah payah dalam risiko di kelas aset yang sangat spekulatif," ungkapnya.

 

Tingkat Kepatuhan

Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Gensler mengatakan, perubahan tersebut berarti berpotensi menciptakan berbagai kesalahan. Sehingga SEC selaku polisi yang menangani perkara ini harus mampu mengatasi para pelaku kejahatan.

Adapun sebagian dari anggaran tambahan itu diperlukan untuk menambah staf di seluruh divisinya. SEC memasang target 5.621 posisi pada 2025, naik dari target 2024 sebesar 5.473 posisi.

Tingkat Kepatuhan

Sementara Divisi Pemeriksaan SEC (EXAMS) yang memeriksa tingkat kepatuhan hendak mendanai 23 posisi lagi guna memperkuat kemampuan dalam mengatasi risiko kritis dan terus berkembang, termasuk aset kripto dan teknologi keuangan baru.

Sedangkan Kantor Pendidikan dan Advokasi Investor (OIEA) yang berhadapan dengan investor ritel meminta satu posisi lagi yang akan fokus, terutama pada penanganan pertanyaan dan keluhan terkait penipuan yang melibatkan sekuritas aset kripto.

Kantor Penasihat Umum (OGC) SEC, yang memimpin pasukan pengacaranya, memerlukan dua posisi lagi. Posisi pertama untuk membantu berlanjutnya peningkatan litigasi perdata dan administratif yang diajukan terhadap komisi. Sementara yang lainnya untuk mendukung pelaporan pelanggaran (whistleblowing) yang secara volume melonjak signifikan.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya