Arus Keluar ETF Bitcoin dan Makroekonomi AS Masih Jadi Sentimen Harga Bitcoin

Salah satu penyebab utama penurunan harga Bitcoin (BTC) adalah tindakan Grayscale yang dilaporkan menarik dana arus keluar lebih dari USD 100 juta.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 14 Mei 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2024, 11:00 WIB
Bitcoin
Di tengah volatilitas pasar kripto, masalah makroekonomi masih menjadi pemain utama. Bukti lebih lanjut dari kekhawatiran investor dan masih adanya ketidakpastian adalah eksodus modal dari ETF Bitcoin Spot AS. Ilustrasi Bitcoin (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan harga Bitcoin masih belum memberikan kepuasan bagi para investor dan trader. Minggu lalu, upaya pemulihan Bitcoin terhenti, menandakan tingkat penjualan yang tetap tinggi.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, semakin lama harga mendekati level USD 60.000 atau setara Rp 965,3 juta (asumsi kurs Rp 16.092 per dolar AS), semakin besar kemungkinan terjadinya penurunan.

Dalam tujuh hari terakhir, harga Bitcoin mengalami penurunan sebesar 4,6%, di bawah kinerja pasar kripto global yang turun sebesar 4,2%. Volume perdagangan 24 jam pada Senin, 13 Mei 2024 tercatat sebesar USD 12,67 miliar atau setara Rp 203,8 triliun, menurun 37% dibandingkan hari sebelumnya.

Penarikan Dana Arus Keluar Grayscale

Salah satu penyebab utama penurunan harga BTC adalah tindakan Grayscale yang dilaporkan menarik dana arus keluar lebih dari USD 100 juta.

“Tindakan ini memiliki dampak signifikan pada kinerja harga Bitcoin yang lamban selama seminggu. Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) tetap menjadi pemain dominan dalam ETF, menunjukkan pengaruh yang dapat menggerakkan harga Bitcoin di pasar,” kata Fyqieh dalam siaran pers, dikutip Selasa (14/5/2024).

Fyqieh menambahkan, komentar hawkish dari pejabat The Fed, bersama dengan tren arus pasar ETF Bitcoin spot pada Jumat lalu, terus memengaruhi permintaan pembeli untuk BTC.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

Makroekonomi AS

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Data ekonomi yang akan datang, termasuk data CPI dan PPI AS, bersamaan dengan pernyataan dari pejabat The Fed, akan menentukan arah pasar kripto di tengah volatilitas yang sedang berlangsung.

“Investor dengan cemas menanti data ekonomi penting ini untuk membantu mereka menavigasi pasar kripto yang bergejolak. Investor dengan cemas menunggu data ekonomi penting untuk membantu mereka menavigasi pasar kripto yang bergejolak,” jelas Fyqieh.

Data penting seperti Indeks Harga Produsen (PPI) dan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS akan segera dirilis masing-masing pada tanggal 14-15 Mei dan mungkin akan mempengaruhi dinamika pasar, terutama mengingat sentimen pasar yang suram saat ini.

Selain itu, menurut Fyqieh, komentar yang dibuat oleh pejabat Fed akan memberikan informasi lebih lanjut tentang tindakan kebijakan, yang akan mempengaruhi prospek investor kripto. Kepercayaan konsumen akhir-akhir ini menurun, sehingga semakin menambah kekhawatiran terhadap perekonomian.

Data CPI dan PPI berikutnya akan menjadi lebih penting mengingat meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi. Pada Selasa, 14 Mei, Indeks Harga Produsen (IHP) Amerika Serikat dan angka PPI Inti akan dirilis, memberikan informasi penting mengenai dinamika harga di berbagai industri

Di tengah volatilitas pasar kripto, masalah makroekonomi masih menjadi pemain utama. Bukti lebih lanjut dari kekhawatiran investor dan masih adanya ketidakpastian adalah eksodus modal dari ETF Bitcoin Spot AS.

“Di samping itu, transaksi on-chain Bitcoin mencapai titik terendah dalam beberapa tahun di tengah ketidakpastian dan ketakutan pasar,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya