Dua Hal Ini Bisa Bahayakan Industri Kripto, Apa Saja?

Lee dan sesama anggota kongres Republik John Curtis sangat kritis terhadap regulasi federal dan negara bagian terhadap aset digital, menyamakannya dengan pengawasan keuangan yang dapat menghambat industri kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 15 Okt 2024, 08:05 WIB
Diterbitkan 15 Okt 2024, 08:05 WIB
Ilustrasi kripto (Foto By AI)
Ilustrasi kripto (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Senator Republik Utah, Mike Lee menguraikan hal yang dapat membahayakan industri mata uang kripto yang baru lahir yaitu penciptaan mata uang digital bank sentral dan regulasi federal yang ketat.

Berbicara di konferensi kripto Permissionless III di Salt Lake City, Lee mengatakan kemungkinan tersebut menghadirkan risiko serius bagi sektor aset digital yang tumbuh cepat. 

Lee dan sesama anggota kongres Republik John Curtis sangat kritis terhadap regulasi federal dan negara bagian terhadap aset digital, menyamakannya dengan pengawasan keuangan yang dapat menghambat industri kripto.

"Daripada mengejar Anda, kami seharusnya menjadi pelindung Anda," kata Curtis tentang peran pemerintah, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (15/10/2024)

Lee dengan lantang membela status mata uang kripto sebagai alat tukar dan mengkritik pengkategoriannya sebagai sekuritas. Hal ini bertentangan dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), yang telah meluncurkan banyak tuntutan hukum terhadap industri tersebut karena gagal mendaftarkan produk mata uang kripto sebagai sekuritas.

Pidato tersebut juga mengecam mata uang digital bank sentral (CBDC), yang sedang dieksplorasi oleh pemerintah di seluruh dunia sebagai cara untuk merampingkan sistem pembayaran dan untuk mengurangi volatilitas dan penipuan dari mata uang kripto tradisional. 

Sementara program CBDC Tiongkok sudah berjalan, Federal Reserve AS masih menilai potensi dan kelayakan CBDC dalam konteks domestik, dengan industri kripto sebagian besar melihatnya sebagai ancaman terhadap kebebasan finansial.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Mantan Bos Binance Peringatkan Penipuan Kripto Pakai Deepfake AI

CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance
CEO Binance, Changpeng Zhao. Dok: Binance

Sebelumnya, Mantan CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ), telah memperingatkan komunitas kripto global agar tetap waspada terhadap deepfake buatan AI yang menyebarkan penipuan mata uang kripto di media sosial.

“Ada video deepfake saya di platform media sosial lain. Harap berhati-hati,” tulis Zhao di media sosial X, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (14/10/2024). 

Zhao dibebaskan dari sel penjara di California bulan lalu, setelah menjalani hukuman empat bulan karena melanggar peraturan AS seputar pencucian uang dan pelanggaran lain seputar Undang-Undang Kerahasiaan Bank. 

Beberapa tokoh terkemuka baru-baru ini ditiru menggunakan deepfake, termasuk mantan presiden Donald Trump, Taylor Swift, CEO Ripple Brad Garlinghouse, CEO Tesla Elon Musk, dan Zhao sendiri.

Keterbukaan Wakil Presiden Kamala Harris baru-baru ini terhadap industri kripto juga telah memicu spekulasi calon presiden dari Partai Demokrat itu mungkin akan segera memunculkan Deepfake AI miliknya sendiri yang menawarkan token kripto.

Menurut firma forensik data blockchain Elliptic, sebagian besar penipuan kripto deepfake menggunakan pola yang sama. 

Penipuan tersebut secara teratur mengundang orang-orang yang tidak menaruh curiga di web untuk meningkatkan penghasilan mereka secara substansial jika mereka mentransfer mata uang kripto ke alamat dompet kripto tertentu tetapi hadiah yang dijanjikan tidak pernah muncul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya