Bitcoin Siap Tembus Level Psikologis Selanjutnya di USD 104.000

Kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini juga mencerminkan minat institusional yang semakin meningkat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Des 2024, 13:30 WIB
Diterbitkan 15 Des 2024, 13:30 WIB
CEO Bursa Pertukaran Kripto Indodax Oscar Darmawan. (Dok Indodax)
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan angka inflasi ini berdampak kepada pasar kripto. Data inflasi yang sesuai ekspektasi telah memberikan angin segar bagi pasar, termasuk aset kripto. (Dok Indodax)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan kembali memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan mendatang. Perkiraan ini setelah Data Consumer Price Index (CPI) AS mencatat level indeks sebesar 315,493 pada November 2024.

tentu saja hal ini akan berpengaruh pada aset kripto. Bitcoin (BTC), yang sebelumnya mengalami fluktuasi, kembali menunjukkan pemulihan signifikan. Saat ini Harga Bitcoin berada di kisaran USD 100.000 per koin. Kenaikan harga Bitcoin juga diiringi oleh Fear and Greed Index pasar kripto yang berada di angka 76 dari 100, menunjukkan dominasi sentimen "greed" atau optimisme yang kuat.

Jika tren ini berlanjut, tidak menutup kemungkinan Bitcoin akan menembus level psikologis di atas USD 104.000, melampaui rekor tertinggi yang tercatat minggu lalu.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan angka inflasi ini berdampak kepada pasar kripto. Data inflasi yang sesuai ekspektasi telah memberikan angin segar bagi pasar, termasuk aset kripto.

"Selain itu, optimisme terhadap kebijakan suku bunga yang lebih longgar dari Federal Reserve dapat menjadi katalis positif bagi pergerakan Bitcoin dan aset kripto lainnya ke depan,” ujarnya dikutip pada Minggu (15/12/2024).

Minat Institusional 

Menurut Oscar, kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini juga mencerminkan minat institusional yang semakin meningkat.

“Investor institusional mulai memahami peran Bitcoin dalam portofolio mereka, menunjukkan pergeseran perspektif terhadap pasar keuangan tradisional,” katanya.

Oscar juga menekankan pentingnya edukasi masyarakat terkait kripto.

“Ketika semakin banyak orang memahami manfaat Bitcoin dan teknologi blockchain, tingkat adopsi akan tumbuh secara alami,” jelasnya.

 

 

Fear and Greed Index

Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)
Aset digital kripto Bitcoin. (Foto by AI)

Ia menambahkan bahwa potensi pemotongan suku bunga oleh The Fed dapat mendukung tren kenaikan aset berisiko seperti Bitcoin.

“Dengan meningkatnya likuiditas di pasar, Bitcoin memiliki peluang besar untuk melanjutkan penguatannya. Selain itu, Fear and Greed Index yang saat ini berada di angka 76 menjadi indikator positif. Sentimen greed di pasar menunjukkan optimisme investor, tetapi kita harus tetap waspada terhadap volatilitas yang dapat memengaruhi stabilitas pasar. Semakin tinggi kepercayaan terhadap pasar, sebagian orang justru akan memanfaatkan momentum untuk melakukan aksi jual,” jelasnya.

Oscar juga menyoroti daya tarik teknologi blockchain sebagai pilar penting di tengah ketidakpastian ekonomi global. “Keamanan dan transparansi yang ditawarkan blockchain semakin relevan di era ekonomi yang penuh ketidakpastian,” tegasnya.

 

Prospek

Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)
Ilustrasi aset kripto Bitcoin. (Foto By AI)

Melihat prospek ke depan, Oscar optimis bahwa Bitcoin memiliki peluang besar untuk mencapai level baru. “Jika data ekonomi terus mendukung dan kebijakan moneter global tetap kondusif, Bitcoin bisa mencetak rekor tertinggi baru,” ungkapnya.

Oscar menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya regulasi yang mendukung pertumbuhan aset digital.

“Regulasi yang jelas dan proaktif dapat menciptakan ekosistem yang sehat bagi perkembangan aset digital, baik di Indonesia maupun secara global,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya