Rusia Belum Niat Jadikan Bitcoin Cadangan Aset

Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov menuturkan, kripto kurang dapat diprediksi sekarang dibandingkan aset lain yang diterima secara umum. Namun, Rusia beri sinyal terbuka untuk bitcoin.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Des 2024, 11:05 WIB
Diterbitkan 29 Des 2024, 11:05 WIB
Rusia Belum Niat Jadikan Bitcoin Cadangan Aset
Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan terbuka terhadap pembentukan cadangan strategis bitcoin (BTC). Akan tetapi, saat ini bukan waktu yang tepat. (Foto: Jievani Weerasinghe/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov mengatakan terbuka terhadap pembentukan cadangan strategis bitcoin (BTC). Akan tetapi, saat ini bukan waktu yang tepat karena alasan risiko volatilitas yang melekat pada bitcoin.

Mengutip crypto-news-flash.com, Minggu (29/12/2024), Menteri Siluanov mengatakan hal itu saat berbicara dalam sebuah kuliah di Financial University di Moscow, Rusia. Menurut media lokal, ia mengakui Rusia dapat pertimbangkan untuk membuat cadangan bitcoin pada masa mendatang.

Siluanov mengakui keuntungan besar yang ditawarkan di investasi kripto. Ia mengatakan, individu yang investasi di bitcoin pada awal tahun akan melipatgandakan investasi selama harga naik.

Meski demikian, ia menekankan keengganan Rusia untuk ekspos cadangannya terhadap risiko terbalik yang terkait kripto.

“Dan lebih baik hasilkan lebih sedikit tetapi tetap, seperti kata pepatah, simpan uang Anda,” ujar Siluanov.

Ia mengatakan, kripto kurang dapat diprediksi sekarang dibandingkan aset lain yang diterima secara umum.  Seiring hal itu, ia menilai, pembentukan cadangan strategis bitcoin saat ini tidak dapat dibenarkan. Namun, Siluanov tidak sepenuhnya mengabaikan konsep cadangan kripto strategis, menyiratkan peninjauan dapat dilakukan pada masa mendatang.

“Penting untuk melihat apa yang akan terjadi dalam lima hingga 10 tahun,” ujar Siluanov.

Sementara Siluanov telah mengesampingkan cadangan kripto pada masa mendatang, Rusia telah memakai bitcoin untuk pembayaran lintas batas.

Menurut laporan CNF, Rusia telah adopsi bitcoin untuk mengatasi sanksi internasional. Strategi ganda ini menunjukkan penggunaan bitcoin yang disengaja oleh pemerintah sebagai media perdagangan, bukan sebagai penyimpan nilai.

Keraguan Rusia untuk mengadopsi Bitcoin sebagai aset cadangan menyoroti kekhawatiran yang lebih luas di antara kekuatan global. Misalnya, Jepang juga mengabaikan konsep cadangan Bitcoin, dengan alasan masalah likuiditas dan perilaku pasar yang tidak dapat diprediksi.

 

 

Cadangan Bitcoin

Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Unsplash/Aleksi Raisa)

Meningkatnya diskusi seputar pembentukan cadangan Bitcoin nasional mengikuti kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Selama kampanye pemilihannya, presiden terpilih Donald Trump tersebut berulang kali berjanji untuk membentuk cadangan strategis Bitcoin. RUU tentang Bitcoin Act mengenai cadangan kripto strategis telah disiapkan di AS. Dalam pembaruan CNF baru-baru ini, manajer investasi Aset VanEck mengatakan AS dapat mengurangi utang nasionalnya dengan membuat cadangan Bitcoin.

Analis VanEck memperkirakan valuasi Bitcoin dapat mencapai USD 42,3 juta per koin pada 2049. Mereka mengklaim lonjakan ini akan memungkinkan AS untuk mengimbangi kewajiban senilai USD 42 triliun.

Dalam laporan CNF lainnya, Chairman MicroStrategy Michael Saylor mengatakan cadangan Bitcoin dapat menciptakan "kekayaan USD 16 hingga USD 81 triliun untuk Departemen Keuangan AS.

Pakar pasar lainnya menyarankan adopsi yang meluas oleh ekonomi utama, khususnya AS, dapat membantu menstabilkan harga Bitcoin dan berpotensi menghilangkan volatilitas siklusnya. Untuk saat ini, gagasan Bitcoin yang berfungsi sebagai cadangan nasional lebih idealis daripada praktis.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Cadangan Bitcoin Bisa Pangkas Utang AS hingga 35% pada 2049

Harga Bitcoin (Foto: Freepik)
Harga Bitcoin (Foto: Freepik)

Sebelumnya, Amerika Serikat diperkirakan dapat mengurangi utang nasionalnya hingga 35% dalam 24 tahun ke depan, jika menciptakan cadangan 1 juta Bitcoin (BTC), sejalan dengan rancangan undang-undang yang diusulkan oleh Senator Cynthia Lummis.

Hal itu diungkapkan oleh perusahaan manajemen aset, VanEck.

Mengutip Cointelegraph, Selasa (24/12/2024) perkiraan VanEck mengasumsikan Bitcoin akan meningkat pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 25% menjadi USD 42,3 juta pada tahun 2049, sementara utang nasional AS naik pada CAGR 5% dari USD 37 triliun pada awal tahun 2025 menjadi USD 119,3 triliun pada waktu yang sama.

"Cadangan tersebut dapat mewakili sekitar 35% dari utang nasional pada tahun 2049, mengimbangi sekitar USD 42 triliun kewajiban," kata kepala penelitian aset digital VanEck, Matthew Sigel dan analis investasi Nathan Frankovitz dalam sebuah laporan.

Skenario "optimis" dari keduanya mengasumsikan CAGR Bitcoin sebesar 25% akan dimulai dari titik harga USD 200.000 pada tahun 2025.

Sebagai catatan, Bitcoin saat ini diperdagangkan pada harga USD 95.360 dan perlu naik lebih dari dua kali lipat untuk mencapai titik awal yang disebutkan VanEck.

Harga Bitcoin yang naik menjadi USD 42,3 juta berarti Bitcoin mewakili sekitar 18% dari aset keuangan dunia — naik besar dari sekitar 0,22% yang diwakilinya di pasar senilai USD 900 triliun saat ini.

Pemerintahan Presiden terpilih Donald Trump yang baru telah melontarkan gagasan tentang cadangan Bitcoin, yang telah memicu kenaikan harga btc hingga lebih dari enam digit, tetapi RUU Lummis masih belum ditinjau oleh Senat atau DPR.

 

Penggunaan dari Sitaan Aset

Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)
Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Berdasarkan RUU Lummis, AS dapat menggunakan kembali 198.100 Bitcoin yang dimilikinya dari penyitaan aset sementara 801.900 Bitcoin yang tersisa dapat dibiayai melalui Fungsi Dukungan Darurat, menjual sebagian dari cadangan emasnya senilai USD 455 miliar untuk Bitcoin.

Adopsi Bitcoin di tingkat negara bagian, institusional, dan korporat AS juga akan mendukung estimasi CAGR penerbit dana yang diperdagangkan di bursa Bitcoin dan Ether, kata Sigel dan Frankovitz.

Negara-negara anggota aliansi BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) juga dapat memengaruhi harga Bitcoin dan membuatnya semakin banyak digunakan sebagai mata uang, Sigel menjelaskan dalam sebuah postingan di platform X pada 21 Desember 2024.

"Sangat mungkin Bitcoin akan digunakan secara luas sebagai mata uang penyelesaian untuk perdagangan global oleh negara-negara yang ingin menghindari peningkatan parabola dalam sanksi USD yang telah diberlakukan," katanya.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya