Liputan6.com, Jakarta - Seorang pengusaha Las Vegas, Brent C Kovar (58) telah didakwa lantaran diduga mengatur mata uang kripto senilai USD 24 juta, atau setara Rp 391,2 miliar (kurs Rp 16.300 per dolar AS) dengan skema Ponzi melalui perusahaannya, Profit Connect.Â
Jaksa penuntut mengklaim Kovar secara keliru mempromosikan Profit Connect sebagai perusahaan penambangan mata uang kripto berbasis AI. Dengan menjamin pengembalian investasi tetap sebesar 15-30 persen APR, dan mencantumkan dukungan palsu dari Lembaga Penjamin Simpanan Federal (FDIC).
Baca Juga
Melansir laman news bitcoin, Senin (17/2/2025), Kovar pada periode 2017-2021 diduga menyalahgunakan dana investor untuk menutup pengeluaran bisnis, membeli aset pribadi, dan membayar kembali investor dengan alasan palsu.Â
Advertisement
Ia diduga menggunakan situs web, video YouTube, dan presentasi PowerPoint untuk memikat sedikitnya 400 investor.Â
Didakwa dengan 12 tuduhan penipuan kawat, tiga tuduhan penipuan dengan dalam bentuk telekomunikasi atau internet, 3 tuduhan pencucian uang. Sehingga Kovar terancam hukuman hingga 330 tahun penjara, dan denda USD 4,5 juta (Rp 73,35 miliar) jika terbukti bersalah. Â
Sidangnya ditetapkan pada 8 April 2025. Penyelidikan kasus tersebut dilakukan oleh FBI, FDIC OIG, dan unit investigasi kriminal dari lembaga IRS (IRS-CI).
Tunggu Pemangkasan The Fed
Di sisi lain, investor menunggu gebrakan kebijakan ekonomi dari Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Khususnya dalam pemangkasan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (the Fed) yang ditunggu oleh para investor dan pedagang kripto.Â
Saat ini, suku bunga telah mengalami penurunan sebesar 100 basis poin (bps) dari level tertingginya, yakni 5,5 persen. Level ini sebelumnya merupakan yang tertinggi sejak krisis finansial global 2008.Â
Keputusan pemangkasan suku bunga diambil oleh The Fed sebagai respons terhadap penurunan inflasi yang signifikan, dari puncaknya di 9 persen menjadi 3 persen dalam kurun waktu 18 bulan terakhir.Â
Namun, pejabat bank sentral masih menunggu inflasi mencapai target 2 persen sebelum mempertimbangkan pemangkasan suku bunga tambahan. Sehingga, kebijakan moneter saat ini diduga akan tetap dipertahankan, tanpa adanya pemangkasan lebih lanjut dalam waktu dekat.
Nantikan Suku Bunga The Fed 2,5%
Analis Nanovest dalam siaran pers resminya menyampaikan, investor kripto dan saham berharap suku bunga The Fed dapat terus turun hingga ke level 2,5 persen. Dengan kata lain, pemangkasan tambahan sebesar 200 bps dari posisi saat ini.Â
"Suku bunga yang lebih rendah akan memberikan dorongan bagi pasar keuangan, meningkatkan likuiditas, serta memperkuat daya beli konsumen. Namun, kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh Donald Trump, khususnya terkait penerapan tarif impor, berpotensi menggagalkan skenario tersebut," tulis Analis Nanovest.
"Jika kebijakan tarif yang agresif terus diterapkan, bukan tidak mungkin The Fed justru akan mengambil langkah sebaliknya. Menaikkan kembali suku bunga untuk mengendalikan dampak inflasi yang timbul akibat kebijakan proteksionis tersebut," ia menambahkan.Â
Di sisi lain, ada sejumlah faktor yang dinilai bakal memperburuk kondisi inflasi di Negeri Paman Sam. Semisal pengenaan tarif terhadap beberapa mitra dagang utama seperti China, Meksiko, Kanada dan Kolombia. Ditambah dengan ancaman tarif baru terhadap Uni Eropa.
Advertisement
Sumbang Kontribusi Impor USD 1,7 Triliun
Negara-negara yang masuk dalam daftar tarif Amerika Serikat menyumbang sekitar USD 1,7 triliun terhadap total impor AS pada 2024, setara dengan 6 persen dari produk domestik bruto (GDP) AS.Â
Jika kebijakan ini terus berlanjut atau bahkan berkembang menjadi perang dagang yang lebih luas, dampak terhadap harga barang dan jasa akan semakin besar.Â
"Hal ini tentu akan menjadi pukulan bagi investor yang berharap suku bunga terus turun, karena inflasi yang kembali meningkat dapat memaksa The Fed untuk kembali mengetatkan kebijakan moneter," kata Analis Nanovest.
Cadangan Kripto Naik 8.000%
Di tengah fluktuasi harga kripto, sebuah firma konsultan energi Jepang, Remixpoint, memutuskan untuk membangun cadangan mata uang kripto. Sehingga meningkatkan kepemilikannya lebih dari 8.000 persen dalam sembilan bulan yang berakhir pada 31 Desember 2025, dan sekarang hampir menghabiskan targetnya sebesar 10 miliar yen (USD 65 juta).
Perusahaan yang berbasis di Tokyo itu memegang 5,8 miliar yen (USD 38 juta) kripto pada akhir 2024. Naik dari 68 juta yen pada 31 Maret 2024.Â
Melansir laman Yahoo Finance, perusahaan juga telah menghabiskan 9 miliar yen untuk kripto hingga Kamis (13/2/2025), tanpa memberikan nilai kepemilikannya saat ini.
Sementara Remixpoint berfokus pada konsultasi energi, perusahaan baru-baru ini berekspansi untuk menyediakan layanan transaksi mata uang kripto setelah mulai berinvestasi dalam bitcoin (BTC) sebagai lindung nilai terhadap depresiasi yen Jepang.Â
Strategi ini serupa dengan yang dilakukan Metaplanet, sebuah perusahaan investasi Jepang yang program investasi BTC-nya diumumkan April 2024, membuat sahamnya melonjak beberapa ribu persen.
Bagian terbesar dari investasi Remixpoint dialokasikan untuk bitcoin sementara perusahaan juga berinvestasi dalam ether (ETH), SOL XRP, dan dogecoin (DOGE).
Advertisement
Kena Imbas Donald Trump
Investasi tersebut terungkap dalam laporan laba kuartal ketiga fiskal yang memperlihatkan laba sebesar 1,35 miliar yen, dan keuntungan yang belum direalisasi sebesar 658 juta yen pada kepemilikan mata uang kripto miliknya.Â
Mulai November 2024, Remixpoint mulai mengakui keuntungan dan kerugian valuasi pada kepemilikan mata uang kriptonya sebagai bagian dari pendapatan.
Remixpoint meningkatkan akumulasi mata uang kriptonya, mengingat kenaikan harga mata uang kripto sejak kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS. Sehingga menghasilkan lingkungan regulasi yang lebih bersahabat bagi industri kripto.
Saham perusahaan telah melonjak lebih dari 360 persen sejak kemenangan elektoral Trump. Sejak saat itu, perusahaan telah mempercepat akumulasi kriptonya, lebih dari empat kali lipat kepemilikan bitcoinnya menjadi 125,2 BTC.
Sebagai informasi, saham Remixpoint anjlok 15 persen pada Jumat (14/2/2025), sementara indeks Nikkei 225 yang lebih luas turun hanya 0,79 persen.
