Liputan6.com, Jakarta - Perancang busana disabilitas tuna daksa bernama Saeni, mengembangkan pola batik Goa Lawa yang merupakan ikon wisata Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.
Saeni merupakan seorang disabilitas yang memiliki keterbatasan fisik pada tangan sebelah kiri. Ia mampu secara mandiri mengkreasikan batik jadi busana muslim gaya Korea.
Riwayat Saeni, warga Desa Penaruban, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Sejak lahir, ia menyandang disabilitas. Menginjak remaja, Saeni mulai tertarik merancang busana.
Advertisement
"Alhamdulillah bisa dipercaya untuk menjadi salah satu desainer pada Gebyar Batik Purbalingga Tahun 2018 kemarin. Acara kemarin saya menampilkan desain bertema Famous In The World," kata Saeni.
Ia menjelaskan tema tersebut memadupadankan corak batik khas Purbalingga dengan pola busana luar negeri. Untuk saat ini, Saeni menerapkan batik Goa Lawa dalam pola busana benua Asia di antaranya Korea, Jepang, India, dan China.
Pola busana yang secara khusus dirancang oleh Saeni, perancang disabilitas ini, menampilkan baju muslim bergaya Korea untuk perempuan. Serta baju casual bergaya Jepang dengan model baju seperti Kimono.
"Rasanya pas sekali kalau dibuat baju muslim bergaya Korea, terus untuk busana prianya saya buat casual seperti di Jepang," tutur Saeni.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bekerja Sama dengan Berbagai Pihak
Saeni menjelaskan, busana yang dipamerkan Saeni di Gebyar Batik Purbalingga pada 2018 kemarin, bermitra dengan sentra batik Selabaya Batik Hatocha Art.
Dia juga bekerja sama dengan Martina, pembatik Goa Lawa asal Desa Selabaya yang menyiapkan bahan untuk dijadikan pakaian.
Pola busana padu padan batik dalam gaya Asia tersebut, diselesaikan Saeni dalam kurun waktu satu bulan. Proses pembuatan ia lakoni sendiri mulai dari menggambar pola hingga proses menjahit.
"Saya berharap lewat rancangan busana bisa ikut memperkenalkan batik goa lawa khas Kabupaten Purbalingga lebih luas," tutup Saeni.
Reporter : Abdul Aziz
Sumber : Merdeka
Advertisement