Berdayakan Disabilitas, Kafe Dawn Ver Beta Dilayani Robot Jarak Jauh

Para penyandang disabilitas cacat berat tersebut, mengendalikan robot Orly Lab dari jarak jauh.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2019, 14:03 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2019, 14:03 WIB
Kafe di Jepang Gunakan Pelayan Robot agar Kaum Difabel bisa Tetap Bekerja
Kafe di Jepang Gunakan Pelayan Robot agar Kaum Difabel bisa Tetap Bekerja (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta- Sebuah kafe di Tokyo, Jepang melayani tamu dengan bantuan robot Orly Lab. Uniknya, robot-robot tersebut dikendalikan oleh para penyandang disabilitas.

Para penyandang disabilitas cacat berat tersebut, mengendalikan robot Orly Lab dari jarak jauh. Kafe itu bernama Dawn Ver Beta.

Pelayan kafe atau restoran dalam bentuk robot bukanlah konsep baru dalam lingkup teknologi.

Mereka sudah digunakan di beberapa kafe, seperti restoran Naulo di Nepal yang telah mempekerjakan tiga pelayan robot berbentuk manusia yang disebut Gingers. Namun, start up Ory Lab telah membawa konsep ini ke tingkat yang lebih maju.

Dilansir Bored Panda, tujuan pembukaan kafe ini adalah membantu kaum disabilitas untuk bisa mandiri di dalam hidup mereka yang serba terbatas.

Ada sepuluh karyawan yang dipekerjakan Dawn Ver Beta. Mereka adalah penderita penyakit berat seperti amyotrophic lateral sclerosis (ALS) dan cedera sumsum tulang belakang.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Robot yang Digunakan

Kafe di Jepang Gunakan Pelayan Robot agar Kaum Difabel bisa Tetap Bekerja
Kafe di Jepang Gunakan Pelayan Robot agar Kaum Difabel bisa Tetap Bekerja (Merdeka.com)

Para karyawan mengoperasikan robot empat kaki yang disebut OriHime-D dari rumah masing-masing.

Robot-robot itu dikendalikan dengan bantuan komputer yang melacak gerakan mata para pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur.

"Teknologi ini memungkinkan mereka untuk memindahkan robot, membuat mereka mengambil benda-benda dan bahkan berbicara dengan pelanggan," ujar CEO Ory Lab. Inc, Kentaro Yoshifuji.

Menurutnya, dengan teknologi yang dimiliki OriHime-D, para karyawan difabel tidak perlu keluar rumah atau bahkan bangun dari tempat tidur untuk bekerja.

Nantinya, mereka akan akan dibayar 1.000 Yen atau sekitar Rp 129.000 rupiah per jam.

"Saya ingin menciptakan dunia di mana orang-orang yang tidak dapat meenggerakkan tubuh mereka dapat bekerja juga," pungkas Kentaro.

 

(Annisa Suryanie)

 

Reporter : Tantri Setyorini

Sumber  : Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya