Liputan6.com, Jakarta - Seorang disabilitas bernama Quan Peng menolak untuk tetap diam saja dengan kekurangannya. Justru di atas kursi rodanya, Quan Peng mewujudkan mimpinya.
Menjadi disabilitas dengan bantuan kursi roda seumur hidupnya, Quan Peng tetap ingin untuk memenuhi impiannya berkeliling Tiongkok.
Dilansir Oddity Central, Quan kehilangan kedua kakinya pada usia 17. Pria asal Gansu itu harus menjalani operasi untuk mengangkat tumor dari tulang belakangnya. Prosedur pembedahan itu ikut merusak saraf-saraf di kakinya.
Advertisement
Quan memutuskan untuk menjalani hidupnya seperti orang normal. Dia pindah ke Beijing pada 2013 untuk mengejar karir sebagai entrepreneur online.
Tak lama kemudian, dia memutuskan untuk mewujudkan mimpinya berkeliling Tiongkok. Quan Peng memulai perjalanan mengelilingi daratan Tiongkok dari Beijing pada 31 Agustus 2014.
"Ini adalah provinsi kelima dan kota keduapuluhdua yang sudah saya lewati selama perjalanan," kata Quan kepada media lokal setelah mencapai Fuzhou.
"Nasib saya telah menghalangi kebebasan saya. Saya harus mendapatkannya kembali, bagaimanapun caranya. Seiring dengan keinginan untuk melihat dunia dengan mata saya sendiri, saya juga melakukan perjalanan ini agar orang melihat pentingnya memiliki fasilitas bebas hambatan," ucap Quan.
Perjalanan itu sendiri tak ditempuh Quan dengan mudah. Apalagi mengingat kondisinya yang merupakan seorang disabilitas.
Quan sempat mengalami nyeri pundak, terjatuh dari kursi roda, bahkan sampai tergelincir dari bukit. Namun kesulitan-kesulitan itu sama sekali tidak membuatnya menyerah.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Berharap Bisa Memberi Inspirasi
Sejauh ini, Quan telah melakukan perjalanan sejauh 2.800 kilometer. Dia sudah menjelajahi hampir seluruh Tiongkok dan perjalanannya masih jauh dari selesai.
Quan Peng berencana untuk mengakhiri perjalanannya di Sanya, provinsi Hainan. Untuk itu, dia perlu menempuh perjalanan sejauh 1.700 kilometer lagi.
Di setiap perhentiannya, Quan juga mendokumentasikan ada atau tidaknya fasilitas yang tersedia untuk orang cacat seperti dirinya. Sayangnya, di sebagian besar tempat yang dia kunjungi tak tersedia fasilitas semacam itu.
Melalui ceritanya, Quan berharap dapat menginspirasi orang dan membuat mereka melihat bahwa berada di kursi roda tidak perlu harus menggagalkan mimpi dan ambisi seseorang.
Â
(Annisa Suryanie)
Â
Reporter : Tantri Setyorini
Sumber  : Merdeka
Advertisement