Ketika Tokoh Difabel Bicara Kisah Cinta

Inilah kisah cinta para tokoh difabel.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Des 2019, 15:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2019, 15:00 WIB
Vanessa Vlajkovic
Vanessa Vlajkovic dari Youth Disability Advocate Western Australia penyandang tuli dan tunawicara di Embassy of Australia, Jakarta Selasa (10/12/2019).

Liputan6.com, Jakarta Pertanyaan tentang pengaruh disabilitas terhadap kisah percintaan para tokoh difabel masih berlanjut. Kini giliran Ananda Sukarlan dan Bahrul yang menuturkan kisah mereka.

Ananda berkisah, sebetulnya autisme yang disandangnya tidak terlalu terlihat. Tapi ia sempat merasa minder dan malu karena keadaan tersebut membuatnya tak bisa melakukan beberapa hal, seperti misalnya menyetir. Namun, ia bertekad untuk memfokuskan diri pada kemampuannya dalam bidang piano dan musik.

“Untungnya bisa main piano, jadi kalau mau rayu cewek tinggal main piano,” ujar Ananda.

Jawaban Ananda Sukarlan sontak membuat para penonton tertawa. Ia juga tak lupa member pesan agar melihat orang dari sisi positif karena memang tidak ada yang sempurna.

Saksikan juga video berikut ini:

Kursi Roda Jadi Alat Uji Validasi Cinta

Kini, giliran Bahrul yang bercerita. Ia mengaku gagal dalam percintaan hingga lima kali. Namun ia mensyukuri keadaanya yang tak mampu berjalan dan menggunakan kursi roda karena hal tersebut dapat menjadi tolok ukur ketulusan seorang wanita.

“Kursi roda ini menjadi alat uji validasi cinta, sejauh mana orang itu mencintai saya. Pas saya dapet istri idaman, dalam kehidupan sehari-hari semua tidak tergantung istri. Saya bisa nyapu, ngepel, siapkan nasi, sedangkan istri antar jemput anak ke sekolah,” kata Bahrul.

Ia juga sempat bertanya pada istrinya mengapa bersedia menikah dengan Bahrul. Istrinya menjawab, percuma lelaki memiliki wajah tampan, tapi tidak dapat mencukupi.

“Meski disabilitas, kalau (bisa) membahagiakan istri kita, itu ada nilai lebih,” ujar Bahrul.

Thella sang moderator bertanya lagi, “Apa pasangan Anda disabilitas atau non-disabilitas?” kata Thella.

Ternyata pasangan Ananda, Angkie, dan Bahrul semuanya non-disabilitas. Ananda menambahkan, ia sudah memiliki anak perempuan dan kini anak perempuannya berpacaran dengan penyandang asperger syndrome sama seperti Ananda.

“Saya heran, kenapa dari sekian banyak orang, anak saya lebih memilih lelaki dengan asperger syndrome seperti saya,” ujar Ananda sambil tertawa.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya