Beragam Penyebab Disabilitas Intelektual pada Masa Postnatal

Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, menjelaskan tentang penyebab disabilitas intelektual yang kebanyakan ditekankan pada bawaan lahir yakni pada masa postnatal (sesudah lahir), prenatal (sebelum lahir), perinatal (saat lahir).

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 20 Apr 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2021, 12:00 WIB
Lip 6 default image
Ilustrasi bayi (sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, menjelaskan tentang penyebab disabilitas intelektual yang kebanyakan ditekankan pada bawaan lahir yakni pada masa postnatal (sesudah lahir), prenatal (sebelum lahir), perinatal (saat lahir).

Pada masa postnatal atau setelah melahirkan, penyebab disabilitas intelektual yang dapat terjadi adalah infeksi, malnutrisi, toksin, dan lingkungan yang kurang menstimulasi anak.

“Ada cukup banyak kasus yang saya dengar ketika bayi demam pendengarannya hilang, penglihatannya hilang, itu karena ada infeksi yang kita enggak tahu infeksi apa, macam-macam banget penyebabnya,” ujar Regis dalam kuliah umum yang diunggah di YouTube Pribadinya (Regis Machdy), dikutip Selasa (20/4/2021).

“Namanya bayi saat berkembang sangat ringkih jadi yang diserang itu bisa saja saraf tertentu,” tambahnya.

Serangan infeksi pada saraf tersebut dapat menyebabkan hilangnya fungsi-fungsi tertentu seperti penglihatan, pendengaran, atau bahkan kapasitas intelektual yang akhirnya menyebabkan disabilitas intelektual.

Selain itu, malnutrisi juga sangat memengaruhi. Toksin atau zat-zat berbahaya juga demikian, kata Regis.

“Lingkungannya tidak pernah menstimulasi anak, bayinya diabaikan oleh ibu, tidak pernah diajak interaksi sampai umur 2 tahun enggak pernah diajak ngobrol, enggak pernah diberi mainan untuk pegang-pegang ya dia tidak akan tahu dunia, enggak akan punya konsep.”

“Faktor nature genetik kuat banget, faktor-faktor lingkungan juga kuat banget jadi titik rentannya di masa sebelum, saat, dan setelah melahirkan,” katanya.

Simak Video Berikut Ini


Masa Prenatal

Pada masa prenatal atau saat bayi masih di dalam kandungan, bayi memiliki risiko menyandang disabilitas intelektual dengan penyebab tertentu.

“Pada masa prenatal, penyebab disabilitas intelektual bisa bermacam-macam,” lanjut Regis.

Penyebab-penyebab tersebut yakni gangguan kromosom, metabolisme, gangguan dalam pembentukan otak janin, dan lingkungan buruk selama masa kehamilan.

“Lingkungan buruk selama masa kehamilan misalkan radikal bebas karena ibunya bekerja di tempat yang selalu terpapar radikal bebas, nah itu bisa memengaruhi perkembangan janin.”


Masa Perinatal

Pada masa perinatal atau saat proses melahirkan ada beberapa penyebab lain yang menjadi alasan terjadinya disabilitas intelektual pada anak.

“Bisa jadi ada yang namanya anoxia atau kekurangan oksigen saat proses lahiran, entah karena ketubannya pecah atau mandet dalam proses pembukaan dan lain-lain.”

“Banyak faktor saat melahirkan, anak tidak mendapat suplai oksigen yang cukup itu masa kritis dan bisa memengaruhi itelektualitasnya,” kata Regis.

Ia menambahkan, sebenarnya anoxia juga bisa terjadi saat dalam kandungan, tapi risiko lebih tinggi ada pada saat lahiran karena lahiran adalah proses perpindahan.

Selain anoxia, berat badan kurang pada bayi juga berpengaruh terhadap kejadian disabilitas intelektual. Ketika bayi lahir prematur maka risiko komplikasi tinggi, katanya.

Penyebab lainnya adalah infeksi yang dimiliki ibu. Infeksi tersebut kemudian ditularkan kepada anak pada saat lahiran. Misalnya infeksi sifilis atau herpes.

“Itu kan penyakit di kelamin, ketika bayi keluar melalui vagina ibu kemudian tertular ke anak, efeknya bisa ke mana-mana,” tutupnya.


Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah COVID-19

Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tips Ciptakan Sirkulasi Udara di Ruangan Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya