Pendidikan Anak Disabilitas Intelektual Harus Disesuaikan dengan Kehidupan Sehari-hari

Tidak seperti anak yang memiliki IQ umum, anak dengan disabilitas intelektual tidak memerlukan pendidikan dengan pembelajaran yang terlalu rumit seperti aljabar dan gravitasi.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Mei 2021, 08:14 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi disabilitas. Foto: Patrick De Boeck dari Pexels
Ilustrasi disabilitas. Foto: Patrick De Boeck dari Pexels

Liputan6.com, Jakarta Tidak seperti anak yang memiliki IQ umum, anak dengan disabilitas intelektual tidak memerlukan pendidikan dengan pembelajaran yang terlalu rumit seperti aljabar dan gravitasi.

Menurut Co-Founder Pijar Psikologi, Regis Machdy, pendidikan bagi anak disabilitas intelektual harus sesuai dengan kehidupan nyata dan berfokus pada kemampuan mengurus diri dan bertahan hidup sehari-hari.

“Materi harus relate sama kehidupan nyata sebisa mungkin karena fungsinya untuk mereka adaptasi. Enggak usah mikirin materi-materi yang sulit,” ujar Regis dalam kuliah umum dalam kanal YouTube pribadinya (Regis Machdy), dikutip Sabtu (15/5/2021).

Ia menambahkan, hal ini juga menjadi salah satu penyebab anak-anak disabilitas intelektual akan kesulitan jika bersekolah di sekolah umum. Mereka akan cenderung tertinggal dan lebih baik disekolahkan di sekolah yang spesial.

“Kalau tempat kerja saya di UK, itu bukan sekolah jadi kaya yayasan tempat bermain untuk anak-anak yang punya gangguan fisik dan mental berat yang memang membuat mereka udah enggak mungkin bareng sama anak-anak pada umumnya.”

Simak Video Berikut Ini

Pentingnya Stimulasi

Regis juga menceritakan, di yayasan tersebut anak-anak hanya melakukan kegiatan sederhana seperti jalan-jalan di taman, makan bersama, dan permainan sederhana.

Untuk makan saja, lanjutnya, mereka memerlukan waktu satu hingga dua jam. Anak dengan disabilitas berat perlu disuapi dan diberi makanan dengan tekstur sesuai dalam potongan kecil-kecil.

“Jadi ya bukan sekolah, yang penting mereka ada aktivitas dan stimulus. Misal, kita ada ruangan dengan lampu disko untuk stimulus mata, ada juga ruangan dengan infra merah untuk stimulus rasa hangat.”

Selain itu, ada pula stimulasi pendengaran dengan menggunakan alunan musik. Anak-anak dipasangkan earphone dan diputarkan musik untuk melatih pendengarannya.

“Untuk disabilitas intelektual kategori mendalam, yang penting mereka bisa distimulasi saja karena jika mereka tidak distimulasi maka akan makin turun. Kita tahu kaki dan tangan mereka tidak berfungsi tapi dengan distimulasi setidaknya mereka jadi bisa membuka tangannya sedikit jadi kalau memakaikan baju lebih gampang,” tutupnya. 

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya