Liputan6.com, Jakarta - Gangguan pendengaran dapat dipicu oleh kebiasaan buruk yakni mengorek telinga dengan berbagai benda.
Saat telinga terasa tak nyaman seolah ada kotoran yang menumpuk, sebagian orang kerap mengoreknya dengan berbagai benda. Mulai dari cotton bud, korek kuping yang terbuat dari besi, bahkan benda lain seperti jepit rambut atau ujung kunci.
Advertisement
Baca Juga
“Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini justru bisa berbahaya dan berisiko merusak gendang telinga, yang berperan penting dalam proses pendengaran. Jika gendang telinga mengalami kerusakan, seseorang bisa mengalami gangguan pendengaran hingga infeksi telinga yang serius,” tulis dokter spesialis telinga hidung dan tenggorok RS EMC Pulomas, Josuadi Siregar, di laman EMC dikutip Jumat (14/3/2025).
Advertisement
Josuadi menambahkan, salah satu bahaya utama dari mengorek telinga adalah mendorong kotoran telinga (serumen) lebih dalam. Serumen sebenarnya berfungsi melindungi telinga dari debu, kotoran, dan bakteri. Jika terdorong terlalu dalam, kotoran bisa menyumbat saluran telinga, menyebabkan pendengaran terganggu dan meningkatkan risiko infeksi.
“Selain itu, penggunaan alat seperti cotton bud secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi dan luka di dalam telinga, yang membuat telinga lebih rentan terhadap infeksi,” jelasnya.
Lebih parah lagi, mengorek telinga terlalu dalam dapat melukai atau bahkan merobek gendang telinga. Gendang telinga adalah membran tipis yang sangat sensitif, dan jika pecah atau berlubang, bisa menyebabkan nyeri, gangguan pendengaran, dan dalam beberapa kasus, cairan keluar dari telinga akibat infeksi.
Hindari Kebiasaan Mengorek Telinga
Jika terjadi cedera pada gendang telinga, maka umumnya membutuhkan waktu lama untuk sembuh. Dan dalam kondisi tertentu, mungkin memerlukan tindakan medis lebih lanjut.
Untuk menjaga kesehatan telinga, sebaiknya hindari kebiasaan mengorek telinga sendiri. Jika telinga terasa penuh atau tersumbat, gunakan tetes telinga khusus yang dapat membantu melunakkan kotoran agar keluar dengan sendirinya.
“Jika kotoran telinga sudah menumpuk dan menyebabkan ketidaknyamanan, sebaiknya periksakan ke dokter THT agar dapat dibersihkan dengan metode yang aman,” saran Josuadi.
Advertisement
Hindari Keringkan Telinga dengan Cotton Bud
Josuadi juga mengimbau, jika telinga kemasukan air saat mandi atau berenang, maka sebaiknya tidak dikeringkan dengan cotton bud.
“Jika telinga kemasukan air saat mandi atau berenang, jangan dikeringkan dengan cotton bud. Cukup gunakan tisu yang digulung kecil lalu dimasukkan kedalam telinga untuk menyerap air sampai kering,” sarannya.
Mengorek telinga bukanlah cara yang aman untuk membersihkan telinga. Sebaliknya, kebiasaan ini justru bisa menyebabkan kerusakan gendang telinga, gangguan pendengaran, dan infeksi.
“Oleh karena itu, mulailah berhenti mengorek telinga dan gunakan metode yang lebih aman untuk menjaga kebersihan telinga tanpa membahayakan kesehatan pendengaran,” ucapnya.
Telinga Tak Perlu Dikorek-korek
Dalam keterangan lain, dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher di Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi, Jember, Denny Rizaldi, mengatakan bahwa telinga tak perlu dikorek.
Dia mengingatkan, mengorek telinga bukanlah hal yang dianjurkan. Pasalnya, telinga dapat membersihkan diri misalnya melalui proses mengunyah.
“Telinga punya cara membersihkan diri, seperti saat mengunyah. Jika telinga terasa terganggu, jangan dikorek segera periksa ke puskesmas atau dokter setempat, dan periksa telinga ke dokter secara rutin enam bulan sekali,” kata Denny dalam podcast zoom J-NGEPODS melansir laman Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Jember, Jumat (14/3/2025).
Advertisement
