Picu Gangguan Pendengaran, Orangtua Tak Dianjurkan Bawa Bayi ke Bioskop

Gangguan pendengaran pada bayi dapat dipicu berbagai faktor, salah satunya akibat paparan suara keras.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 04 Okt 2021, 18:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2021, 18:00 WIB
Pembukaan Bioskop di Masa PPKM Level 3
Penonton duduk dengan menjaga jarak di dalam bisokop CGV Grand Indonesia, Jakarta, Kamis (16/9/2021). Pemerintah memberikan kelonggaran dengan memperbolehkan bioskop buka kembali di wilayah berstatus PPKM level 3 dan 2 dengan kapasitas pengunjung 50 persen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Gangguan pendengaran pada bayi dapat dipicu berbagai faktor, salah satunya akibat paparan suara keras.

Salah satu sumber suara keras yang dapat mengganggu pendengaran bayi adalah audio di bioskop. Maka dari itu, dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter menyarankan para orangtua untuk tidak mengajak bayi nonton di bioskop.

Menurutnya, menonton film di bioskop menjadi salah satu cara menghabiskan waktu libur atau akhir pekan dengan keluarga. Tak jarang ada pasangan yang membawa bayi mereka untuk menonton bersama.

Bioskop di kota-kota besar memiliki sistem canggih yang dapat mengeluarkan volume suara hingga 85 desibel (dB).  Angka tersebut hanya sebatas untuk volume percakapan biasa dari sebuah film.

Bila sedang ditayangkan adegan heboh, seperti di film-film pahlawan super yang banyak perkelahian, maka intensitas volume bisa meningkat berkali-kali lipat.


Tingkat Kebisingan Tak Aman

Menurut American Academy of Pediatrics, tingkat kebisingan yang melebihi 45 desibel saja sudah berpotensi menyebabkan gangguan pendengaran pada bayi.

Bayi memiliki indera pendengaran yang super sensitif. Ini membuatnya akan selalu memerhatikan segala suara yang ada di sekitarnya. Jika suara tersebut terlampau keras, kesehatan telinga bayi bagian dalam akan terancam. Hal ini khususnya terjadi pada bagian koklea yang bertugas untuk memproses bunyi.

Sebagai akibat dari kerusakan fungsi telinga, bayi akan mengalami gangguan pendengaran.

Menurut Dyah, beberapa gejala gangguan pendengaran pada bayi meliputi:

-Bayi tidak menoleh ke arah sumber suara pada umur 3–6 bulan.

-Saat terjadi suara keras secara tiba-tiba, bayi tidak terkejut.

-Mengalami keterlambatan berbicara saat memasuki usia anak-anak.

-Tidak lagi tertarik pada mainan yang mengeluarkan bunyi-bunyian.

“Jika bayi Anda mengalami salah satu atau semua ciri-ciri di atas, segera periksakan kondisi pendengarannya ke dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT),” kata Dyah mengutip Klikdokter, Minggu (3/10/2021).

Dengan demikian, buah hati bisa segera mendapatkan penanganan yang optimal. Semakin cepat ditangani, semakin besar pula kemungkinannya terhindar dari gangguan pendengaran permanen dan perkembangan bahasa (menyimak dan berbicara).


Pencegahan

Apabila terpaksa membawa bayi ke bioskop, maka pencegahan yang dapat dilakukan adalah menyumbat telinga bayi dengan pelindung.

“Sebisa mungkin, pilihlah film dengan adegan yang tidak terlalu mengagetkan, sehingga suara yang dihasilkan tidak terlalu menyakiti telinga bayi Anda.”

“Selain itu, Anda dan pasangan juga bisa menjaga bayi dengan keluar bioskop secara bergantian. Memang tidak nyaman buat orang dewasa seperti Anda, tetapi setidaknya, itu bisa ‘mengistirahatkan’ sejenak fungsi pendengaran buah hati dari suara-suara bising,” pungkasnya.


Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya