Liputan6.com, Jakarta - Siswa dengan disabilitas netra sering kali tak mendapatkan pelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA/science) dengan baik.
Hal ini terjadi lantaran guru tidak memahami bagaimana melakukan adaptasi proses pembelajaran ilmu alam kepada siswa tunanetra yang tidak dapat melihat atau kurang dapat melihat dengan baik.
Baca Juga
Hal tersebut melatarbelakangi diadakannya kegiatan Science Day pada Sabtu, 17 Desember 2022. Kegiatan ini diusung oleh Yayasan Mitra Netra bekerja sama dengan Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Advertisement
Kegiatan diikuti oleh 22 orang siswa dengan disabilitas netra dari tingkat SD dan SMP. Tujuan diadakannya Science Day adalah untuk memberikan pengalaman kepada para siswa tunanetra bagaimana belajar ilmu alam. Tentunya dengan menerapkan penyesuaian dan kemudahan yang diperlukan bagi mereka yang memiliki disabilitas penglihatan.
Uji coba strategi pembelajaran ilmu kimia dan fisika pun dilakukan kepada siswa peserta. Strategi pembelajaran ini dirancang khusus oleh para dosen dan mahasiswa program studi Pendidikan Kimia Fakultas MIPA UNJ didampingi tim yayasan.
Para siswa tunanetra dibagi dalam kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari empat hingga lima orang. Masing-masing akan belajar hal-hal yang berbeda sesuai tingkat sekolah. Ada yang belajar membuat sabun cair, belajar membuat ice cream, belajar bagaimana proses gas bergerak dari satu titik menyebar ke titik-titik lain. Juga belajar bagaimana suara manusia dapat dihantarkan dari pengirim pesan ke penerima pesan dengan alat bantu sederhana, yaitu kaleng dan benang.
Pesan untuk Siswa dan Guru
Setiap kali satu kelompok selesai mengerjakan percobaan yang ditugaskan kepada mereka, para fasilitator kemudian memberikan penjelasan untuk memaknai proses yang sudah ditempuh.
Fasilitator juga bertugas memastikan para siswa memahami konsep ilmu alam yang baru saja mereka pelajari.
Ada pesan yang terselip dalam kegiatan Science Day ini baik bagi siswa maupun guru. Bagi siswa, kegiatan ini mengingatkan bahwa ilmu alam yang dipelajari adalah hal-hal yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga selanjutnya mereka dapat memanfaatkannya.
Sedangkan bagi guru, kegiatan ini menyampaikan pesan bahwa siswa tunanetra dapat belajar dengan lebih maksimal di sekolah reguler. Para guru perlu melakukan penyesuaian khusus agar dapat menyampaikan mata pelajaran secara maksimal kepada siswa spesial.
Advertisement
Partisipasi Penuh Siswa Tunanetra
Guru memiliki peran penting dalam mengayomi siswa dengan disabilitas netra. Menurut Kepala Bagian Perpustakaan dan Produksi Buku Yayasan Mitra Netra, Indah Lutfiah, dengan kesempatan dan akses yang baik, siswa tunanetra bisa berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran.
“Siswa tunanetra dapat berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran dan dapat memahami konsep-konsep ilmu alam dengan baik. Pemahaman ini penting, guna mendukung kehidupan mereka selanjutnya,” kata Indah Lutfiah mengutip keterangan pers yang diterima Disabilitas Liputan6.com.
Yayasan ini berencana menjadikan Science Day sebagai kegiatan rutin. Tak hanya itu, ke depannya akan diselenggarakan pula Math Day bagi siswa dengan disabilitas netra.
“Mitra Netra akan menjadikan kegiatan Science Day ini menjadi salah satu kegiatan rutin. Di samping Science Day, Mitra Netra juga berencana untuk menyelenggarakan Math Day untuk siswa tunanetra,” ujarnya.
Pemenuhan akomodasi layak dan penyediaan aksesibilitas adalah pilar penting dalam penerapan sistem pendidikan inklusif di sekolah reguler. Dengan dipenuhinya kedua hal tersebut, siswa tunanetra akan dapat berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran di kelas reguler, pangkas Indah.