Kemenag Cetak Mushaf Al-Quran Isyarat untuk Penyandang Tuli dan Disabilitas Wicara, Begini Cara Bacanya

Mushaf yang disusun sejak 2022 terbilang unik karena pelafalannya tidak menggunakan lisan melainkan dengan bahasa isyarat.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Nov 2023, 12:48 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2023, 12:48 WIB
Kemenag Cetak Mushaf Al-Quran Isyarat untuk Penyandang Tuli dan Disabilitas Wicara, Begini Cara Bacanya
Kemenag Cetak Mushaf Al-Quran Isyarat untuk Penyandang Tuli dan Disabilitas Wicara, Begini Cara Bacanya Credit: freepik.com

Liputan6.com, Jakarta Penyandang disabilitas sensorik rungu wicara (PDSRW) memiliki hambatan dalam melafalkan berbagai hal secara verbal termasuk saat membaca Al-Quran.

Hal ini melatarbelakangi Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran (LPMQ) Balitbang Diklat Kementerian Agama membuat Mushaf Al-Quran Isyarat (MQI).

Mushaf yang disusun sejak 2022 terbilang unik karena pelafalannya tidak menggunakan lisan melainkan dengan bahasa isyarat.

Menurut Kepala LPMQ Kementerian Agama Abdul Aziz Shidqi, ada metode tersendiri dalam membacanya.

“Pendekatan isyarat dalam membaca Al-Quran bagi PDSRW merupakan suatu keniscayaan karena bahasa isyarat merupakan bahasa alamiahnya,” kata Azis, mengutip laman resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Selasa (28/11/2023).

Isyarat yang digunakan dalam pedoman ini merujuk pada isyarat abjad Arab sebagai standar isyarat huruf hijaiyah yang memiliki komponen tangan sebagai penampil, tempat/ruang, dan gerakan.

Dalam Pedoman Membaca Al-Quran Bagi PDSRW disebutkan, ada dua metode yang bisa digunakan penyandang disabilitas dalam membaca MQI yaitu metode Kitabah dan metode Tilawah.

“Masing-masing metode memiliki kaidah tersendiri, tanpa mengurangi nilai dan makna ayat-ayat Al-Quran yang dibaca. Dengan catatan, metode mana pun yang dipakai hendaklah dilakukan dengan tenang dan tidak terburu-buru (tartil),” tegas Aziz.

Membaca MQI Metode Kitabah

Asa Tahfiz Dalam Isyarat di Pondok Pesantren Tunarungu Jamhariyah
Siluet santri saat memparktikkan hafalan surat Al-qur’an di Pondok Pesantren Tunarungu Jamhariyah, Dusun Grogolan, Sleman, Yogyakarta, Senin (28/3/2022). Pondok pesantren tersebut mengkhususkan membina anak-anak penyandang tunarungu. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Lebih lanjut Azis menjelaskan, metode Kitabah adalah sistem isyarat yang digunakan berdasarkan tulisan atau kitabah. Yaitu, mengisyaratkan setiap huruf, harakat, dan tanda baca sebagaimana tertulis dalam Mushaf Standar Indonesia.

Dalam mengisyaratkan huruf-huruf Al-Quran, diperlukan jeda antar kata agar huruf-huruf yang diisyaratkan tidak tersambung secara keseluruhan, sehingga tidak mengacaukan makna.

“Hukum-hukum Tajwid seperti ikhfa’ (samar), idzhar (jelas), idgham (berdengung), iqlab (masuk), qalqalah (mantul) dan lainnya, yang lazim diterapkan dalam bacaan Al-Quran orang dengar (bacaan bersuara), tidak diterapkan dalam metode ini. Dengan kata lain, pembaca hanya mengisyaratkan tulisan yang tercantum dalam mushaf saja,” jelasnya.

“Tetapi, sebagai sebuah disiplin ilmu, kaidah-kaidah Tajwid tersebut akan tetap menjadi pembelajaran teoritis dalam pelajaran membaca MQI metode kitabah,” lanjutnya.

Membaca MQI Metode Tilawah

Asa Tahfiz Dalam Isyarat di Pondok Pesantren Tunarungu Jamhariyah
Santri bertadarus Al-qur’an dengan metode isyarat Arabic Sign Language (ASL) di Pondok Pesantren Tunarungu Jamhariyah, Dusun Grogolan, Sleman, Yogyakarta, Senin (28/3/2022). Pondok pesantren tersebut mengkhususkan membina anak-anak penyandang tunarungu. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sementara, metode Tilawah adalah mengeja huruf per huruf serta harakat dan tanda bacanya melalui isyarat gerakan jari dan tangan sesuai cara melafalkannya, dengan mengikuti hukum tilawah dan tajwid yang memungkinkan.

Secara umum, seperti halnya membaca mushaf Al-Quran, ada beberapa ketentuan umum yang perlu diperhatikan dalam membaca MQI, sebagai berikut:

Saat membaca Mushaf Al-Quran Isyarat, hendaknya memerhatikan adab membaca Al-Quran. Yakni tubuh harus dalam keadaan suci dari hadas kecil dan besar, memakai pakainan bersih dan sopan, dianjurkan menghadap ke arah kiblat, membaca dengan khusyuk dan tidak terburu-buru.

Tangan yang digunakan untuk berisyarat adalah tangan kanan si pembaca Al-Quran. Jika tidak memungkinkan menggunakan tangan kanannya, maka diperkenankan menggunakan tangan kirinya. Namun, arah isyaratnya berlawanan dengan pengguna tangan kanan, berlaku seperti pada cermin/mirroring.

Area Pergerakan Tangan Saat Baca MQI

Kemenag Cetak Mushaf Al-Quran Isyarat untuk Penyandang Tuli dan Disabilitas Wicara, Begini Cara Bacanya
Kemenag Cetak Mushaf Al-Quran Isyarat untuk Penyandang Tuli dan Disabilitas Wicara, Begini Cara Bacanya. (Image by Artadya Gumelar from Pixabay)

Saat membaca MQI, maka area pergerakan tangan juga perlu diperhatikan. Area pergerakan tangan adalah di hadapan depan pembaca, di bawah kedua matanya, di atas pusarnya, tidak lebih dari sisi kanan dan kiri tubuhnya.

Penjelasan arah orientasi tangan pada pembacaan Al-Quran isyarat adalah sebagai berikut:

  • Menunjuk lurus ke atas, artinya: ujung jari menghadap ke arah atas pembaca.
  • Menunjuk ke kiri atau kanan, artinya: ujung jari menghadap ke arah kiri atau kanan pembaca.
  • Menghadap ke luar, artinya: telapak tangan menghadap ke arah luar tubuh pembaca.
  • Menghadap ke dalam, artinya: telapak tangan menghadap ke arah dalam tubuh pembaca.
  • Menghadap ke kiri, artinya: telapak tangan menghadap ke arah kiri tubuh pembaca.
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya