Retina Mata Robek Bisa Berujung Disabilitas Netra, Kenali Faktor Risiko hingga Penanganannya

Retina mata robek sering menyebabkan kondisi yang lebih serius sehingga dapat terjadi retina mata lepas (ablasio retina) hingga disabilitas netra.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 15 Agu 2024, 13:44 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2024, 13:43 WIB
Retina Mata Robek Bisa Berujung Disabilitas Netra, Kenali Faktor Risiko hingga Penanganannya
Retina Mata Robek Bisa Berujung Disabilitas Netra, Kenali Faktor Risiko hingga Penanganannya. (Foto: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta Retina mata robek adalah sebuah kondisi gangguan penglihatan yang jika dibiarkan dapat memicu disabilitas netra.

Penyusutan jaringan vitreous (cairan yang mengisi rongga bola mata) dapat menyebabkan lapisan retina di belakang bola mata tertarik. Jika tarikan yang terjadi cukup kuat, maka bisa memicu robeknya retina mata.

Retina mata robek sering menyebabkan kondisi yang lebih serius sehingga dapat terjadi retina mata lepas (ablasio retina).

“Retina mata robek harus segera diobati untuk menghindari masalah penglihatan lebih lanjut, atau dalam kasus tertentu dapat menyebabkan kebutaan,” kata dokter spesialis mata dari KMN EyeCare, Maria Magdalena Purba dalam keterangan pers.

Maria menjelaskan, retina adalah lapisan jaringan saraf yang peka cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak kemudian diproses sebagai gambar yang dilihat oleh mata. Retina mata sangat tipis dan robekan di dalamnya adalah masalah yang sangat serius.

Gejala umum retina mata robek adalah munculnya sensasi kilatan cahaya di mata dan floaters. Floaters adalah gangguan pada penglihatan yang menyerupai benda kecil seperti titik hitam, garis, ada bayangan yang seakan mengambang saat melihat suatu objek.

Seiring bertambahnya usia, umumnya jaringan vitreous di mata mulai menyusut dan menipis. Biasanya vitreous bergerak di sekitar retina tanpa menimbulkan masalah.

Penanganan Lebih Dini Lebih Baik

Dalam beberapa kasus khususnya pada orang yang memiliki vitreous yang lebih "lengket" penyusutan menimbulkan tarikan vitreous yang tidak normal dan menyebabkan retina robek. Ketika itu terjadi, cairan dapat melewati robekan dan mengangkat (melepaskan) retina.

Terkadang darah bisa bocor ke vitreous. Ini disebut perdarahan vitreous dan dapat menyebabkan sejumlah besar floaters. Retina mata robek dapat disembuhkan, dan semakin dini retina mata robek ditangani dengan tepat, semakin mencegah risiko memburuknya penglihatan atau bahkan risiko disabilitas netra.

Faktor Risiko Retina Robek

Tidak ada cara untuk memprediksi siapa yang mungkin mengalami robekan retina atau kapan hal itu dapat terjadi.

“Namun Anda dapat lebih waspada ketika memahami faktor-faktor risiko yang memungkinkan retina mata robek.”

Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Memiliki miopia (rabun jauh) dengan derajat tinggi;
  • pernah mengalami katarak, glaukoma, atau operasi mata lain sebelumnya;
  • mengonsumsi obat glaukoma yang membuat pupil kecil;
  • pernah mengalami cedera atau trauma mata yang serius;
  • memiliki anggota keluarga dengan riwayat ablasio retina;
  • memiliki area yang lemah di retina (yang mungkin dilihat oleh dokter mata selama pemeriksaan);
  • proses penuaan pada usia lanjut.

Bagaimana Diagnosis Retina Mata Robek?

Dokter mata akan memberikan obat tetes mata untuk melebarkan pupil. Kemudian akan dilihat melalui lensa khusus untuk melihat perubahan di dalam mata. Ini adalah cara terbaik untuk melihat apakah pasien mengalami robekan retina atau ablasi retina dini.

Bagaimana Penanganan Retina Mata Robek?

Ahli bedah mata dapat memperbaiki robekan retina mata dengan dua cara. Jika robekan retina didiagnosis segera sebelum berkembang menjadi ablasio retina, prognosisnya sangat baik. Dua cara penanganannya adalah:

Fotokoagulasi

Fotokoagulasi adalah salah satu pilihan penanganan kasus retina mata robek. Laser digunakan untuk menyegel retina ke dinding mata. Tujuannya, menjaga cairan agar tidak melalui robekan dan melepaskan retina.

Proses laser ini biasanya memakan waktu kurang dari 15 menit dan dapat dilakukan di poliklinik dokter mata. Dokter mata menempatkan lensa di bagian depan mata untuk memfokuskan laser. Dokter kemudian membuat luka bakar kecil dengan laser untuk membentuk bekas luka. Bekas luka yang terbentuk akan menutup rapat retina mata yang robek ke dinding mata.

Kriopeksi

Retina mata robek juga dapat ditangani dengan perawatan kriopeksi, biasanya memakan waktu kurang dari 30 menit.

Probe atau alat khusus digunakan untuk memberikan energi dingin yang intens ke retina. Ini membekukan retina di sekitar air mata dan menciptakan jaringan parut. Bekas luka retina mata robek akan menutup rapat retina ke dinding mata.

Robekan retina biasanya diobati dengan laser atau prosedur pembekuan (krioterapi). Perawatan dilakukan di poliklinik mata sehingga sangat efektif dan cukup aman.

Anestesi topikal atau lokal digunakan sebelum menjalani perawatan dan prosedur ini hanya sedikit tidak nyaman. Kriopeksi ini akan menciptakan jaringan parut di sekitar tepi robekan retina yang akan memperkuat menempelnya retina di dinding bagian dalam bola mata sehingga dapat mencegah robekan berkembang dan lebih lanjut menghindari terjadinya ablasio retina.

Setelah robekan dirawat, tetap ada risiko di kemudian hari untuk terjadi robekan retina tambahan yang terpisah.

“Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukan pemantauan lanjutan dan pemeriksaan secara berkala pasca perawatan,” pungkas Maria.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas
Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya