Kisah di Balik Kesehatan Paus Fransiskus yang Hidup dengan Satu Paru

Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik, meninggal di usia 88 tahun setelah hidup dengan satu paru-paru akibat infeksi serius di masa mudanya.

oleh Tim Disabilitas Diperbarui 22 Apr 2025, 17:10 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2025, 17:10 WIB
Senyum Ramah Paus Fransiskus, Cermin Pesan Kebaikan dan Kasih Sayang
Paus Fransiskus melambaikan tangan kepada umat beriman setelah merayakan misa Paskah pada tanggal 31 Maret 2013 di Vatikan. (Alberto PIZZOLI/AFP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Paus Fransiskus, pemimpin spiritual milyaran umat Katolik di dunia, meninggal dunia pada usia 88 tahun di Vatikan. Kabar duka ini disampaikan oleh Kardinal Kevin Farrell pada Senin, 21 April 2025, pukul 7:35 pagi. Kematian Paus Fransiskus menyisakan duka mendalam bagi dunia, terlebih mengingat perjuangannya hidup dengan hanya satu paru-paru sejak masa mudanya.

Sebelum meninggal, Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit karena pneumonia ganda. Kondisi ini semakin menyoroti perjuangan kesehatan yang telah ia lalui sepanjang hidupnya. Terungkap bahwa Paus Fransiskus telah hidup dengan satu paru sejak remaja, akibat sebuah infeksi serius yang mengharuskan pengangkatan salah satu paru-parunya melalui operasi.

Informasi mengenai kondisi kesehatan Paus Fransiskus ini mengemuka setelah kematiannya, mengungkapkan kisah inspiratif tentang ketahanan dan kekuatan tubuh manusia. Kehilangan satu paru tidak menghalanginya menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Gereja Katolik selama bertahun-tahun.

Kisah di Balik Pengangkatan Paru-Paru Paus Fransiskus

Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta Buka Pintu untuk Warga yang Berkabung atas Wafatnya Paus Fransiskus
Kegiatan tersebut digelar di Nunsiatura Apostolik hingga Kamis (24/5/2025) pukul 17.00 WIB. (Liputan6.com/Herman Zakharia)... Selengkapnya

Menurut laporan Associated Press, yang dikutip dari ABC pada 5 September 2024, infeksi serius di masa muda Paus Fransiskus menjadi penyebab utama pengangkatan salah satu paru-parunya. Dr. William Schaffner dari Vanderbilt University Medical Center, menjelaskan bahwa kemungkinan penyebabnya adalah tuberkulosis atau komplikasi dari batuk rejan (pertusis).

Pada masa muda Paus Fransiskus, terapi antibiotik belum seluas saat ini. Oleh karena itu, operasi pengangkatan sebagian atau seluruh paru-paru menjadi pilihan pengobatan standar untuk mengatasi infeksi parah pada paru-paru. Komplikasi dari batuk rejan juga dapat menyebabkan kerusakan saluran bronkial dan infeksi kronis yang membahayakan, mengakibatkan pengangkatan paru-paru sebagai upaya penyelamatan.

Kemungkinan lain adalah adanya penyakit bawaan pada paru-paru sejak lahir. Tanpa pengobatan antibiotik yang memadai, infeksi paru-paru di masa lalu dapat mengancam jiwa. Meskipun infeksi paru-paru lebih sering terjadi pada orang dewasa, risiko pada remaja tetap tinggi, terutama dengan keterbatasan pengobatan di masa lalu.

Hidup Normal dengan Satu Paru

Dr. Schaffner menegaskan bahwa seseorang tetap dapat menjalani hidup normal dengan satu paru. Aktivitas fisik seperti bermain tenis, hiking, dan jogging masih bisa dilakukan. Ia menyamakannya dengan hidup dengan hanya satu ginjal.

Namun, dengan hanya memiliki satu paru, risiko terkena infeksi paru-paru seperti pneumonia dan bronkitis meningkat seiring bertambahnya usia, terutama bagi mereka yang berusia di atas 65 tahun. Kondisi ini semakin berbahaya jika disertai penyakit penyerta seperti sistem kekebalan tubuh yang lemah atau penyakit jantung.

Pneumonia merupakan salah satu penyakit pernapasan yang umum terjadi pada usia lanjut. Ahli paru Dr. Greg Martin dari Universitas Emory menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap risiko ini, terutama bagi lansia dengan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya.

Anatomi dan Fungsi Paru-Paru

Paru-paru merupakan organ vital dalam sistem pernapasan manusia. Organ ini berbentuk sepasang organ kenyal dan berisi udara yang terletak di rongga dada. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas, mengambil oksigen (O2) dan melepaskan karbon dioksida (CO2).

Anatomi paru-paru terdiri dari pleura, bronkus, bronkiolus, dan alveoli. Pleura melindungi paru-paru dan membantu pernapasan. Bronkus dan bronkiolus menyalurkan udara ke alveoli, tempat pertukaran gas. Alveoli dikelilingi kapiler darah yang memungkinkan oksigen masuk dan karbon dioksida keluar dari darah.

Selain pertukaran gas, paru-paru juga berfungsi dalam ekskresi, pengaturan pH darah, perlindungan terhadap benda asing, reservoir darah, sintesis zat, mendukung indera penciuman, dan membantu pembentukan suara. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus, sedangkan paru-paru kiri hanya dua lobus karena posisi jantung.

Untuk menjaga kesehatan paru-paru, penting menghindari polusi udara, berhenti merokok, olahraga teratur, dan pemeriksaan kesehatan berkala.

Kisah hidup Paus Fransiskus mengingatkan kita akan pentingnya menjaga kesehatan paru-paru dan betapa luar biasanya kemampuan tubuh manusia untuk beradaptasi dan bertahan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya