Liputan6.com, Bandung Membuat sabun mandi ternyata bisa dilakukan sendiri di rumah. Bahannya pun mudah didapat. Tinggal datang ke toko bahan kue atau supermarket terdekat. Karena sebagian besar adonannya serupa dengan kue bolu.
Rupanya, minyak menjadi bahan baku terbanyak sabun mandi. Selain minyak, ada ekstrak tumbuh-tumbuhan atau essential oil, soda api, dan air mineral. Hal itu terungkap ketika seorang pengrajin sabun asal Parung, Kabupaten Bogor, Esterlyta Panjaitan menggelar workshop di Tobucil, Bandung, Sabtu (3/6/2017) lalu.
Baca Juga
Hampir lima tahun, perempuan yang akrab disapa Lyta itu memproduksi sabun batangan, dan memasarkannya dengan brand Moloka Farm Living. Moloka merupakan Bahasa Rusia yang artinya susu. Lyta menggunakannya lantaran sabun buatannya mengandung susu kambing.
Advertisement
Kemarin, Lyta membagikan seluruh rahasia yang selama ini ia gunakan untuk membuat sabun. Tapi tanpa menggunakan susu kambing. Alasannya sederhana, karena dirinya ingin membagikan resep dasar membuat sabun dengan menggunakan bahan-bahan alami.
“Yang penting teman-teman bisa memahami dasarnya dulu, kalau nanti mau bereksperimen sendiri ya silakan,” tuturnya.
Salah satu rahasia dari sabun-sabun buatannya adalah minyak. Ada berbagai jenis minyak yang bisa dijadikan bahan baku. Tapi, Lyta lebih sering menggunakan minyak sawit lantaran kandungan vitamin E yang tinggi. Apalagi, mendapatkan minyak sawit juga mudah dan harganya terjangkau.
Tak jarang Lyta mencampurkan minyak sawit dengan minyak lainnya. Seperti minyak kelapa dan minyak zaitun, tergantung kebutuhan.
“Minyak sawit juga bisa diganti dengan minyak zaitun atau minyak lain yang sesuai dengan kebutuhan kulit. Tapi yang perlu dihindari adalah penggunaan minyak kelapa 100 persen untuk membuat sabun karena akan membuat kulit kering,” ujarnya.
Proses pembuatan sabun juga rupanya cukup sederhana. Hanya membutuhkan waktu tak kurang dari satu jam untuk mencampur semua bahan tersedia. Dimulai dengan memanaskan minyak, melarutkan soda api dengan air mineral, mencampur minyak yang suhunya sudah mencapai 40 derajat selsius dengan larutan soda api, menambahkan essential oil secukupnya, dan sedikit pewarna.
Ada beberapa pewarna alami yang bisa digunakan, seperti kopi, raw cacao, activated charcoal, kunyit, wortel, dan seledri. Ada juga pewarna dari mineral atau mika. Sementara untuk pewangi, Lyta lebih sering menggunakan essential oil dari tumbuhan lokal.
Andalannya adalah ekstrak daun nilam atau yang akrab disebut patchouli oil. Patchouli oil ini memiliki aroma kaya rempah dengan berbagai khasiat, seperti relaksasi dan bagus untuk mengobati alergi kulit. Tapi tak jarang juga Lyta menggunakan essential oil lain seperti kenanga dan sereh.
Jika seluruh adonan sudah tercampur, tinggal menuangkannya ke dalam cetakan dan menunggunya hingga padat. Menurut Lyta, biasanya adonan akan menjadi padat selama dua hari. Tetapi adonan akan padat sempurna dan baru bisa digunakan setelah dua minggu. Karena wangi dari essential oil baru muncul.
“Prinsipnya memang seperti membuat kue. Bahannya serupa, kecuali soda api. Alatnya juga sama, ada panci, timbangan, blender, spatula, dan cetakan. Tapi yang paling penting adalah resep,” kata alumni University of Arizona ini.
Untuk mendapatkan berbagai resep sabun, Lyta hanya perlu membuka Lye Calculator lewat jaringan internet telepon pintarnya. Di sana ia akan mendapatkan takaran bahan yang dibutuhkan untuk memproduksi sabunnya.
(Huyogo Simbolon)