Resep Empek-Empek Tanpa Ikan, Ini Rekomendasi Bahan Penggantinya

Temukan resep empek-empek tanpa ikan yang lezat dan mudah dibuat. Nikmati kelezatan khas Palembang dengan bahan alternatif yang tetap nikmat!

oleh Liputan6 diperbarui 08 Jan 2025, 15:57 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2025, 15:57 WIB
Pempek Lenggok Palembang Berinovasi Menuju Pasar Nasional
Pempek Beringin Palembang (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Jakarta - Empek-empek merupakan makanan khas Palembang yang sangat populer di Indonesia. Biasanya, empek-empek terbuat dari ikan tenggiri yang dipadukan dengan tepung kanji. Namun, bagaimana jika kita ingin menikmati kelezatan empek-empek tanpa menggunakan ikan? Dalam artikel ini, kita akan membahas resep empek-empek tanpa ikan yang tidak kalah lezat dan mudah dibuat.

Empek-Empek Tanpa Ikan

Empek-empek tanpa ikan merupakan variasi inovatif dari makanan tradisional Palembang yang biasanya menggunakan ikan sebagai bahan utama. Dalam versi ini, ikan digantikan dengan bahan-bahan alternatif seperti tahu, tempe, atau sayuran, namun tetap mempertahankan cita rasa dan tekstur yang mirip dengan empek-empek asli. Inovasi ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan konsumen yang memiliki alergi terhadap ikan, vegetarian, atau mereka yang ingin mencoba variasi baru dari makanan favorit ini.

Meskipun tidak menggunakan ikan, empek-empek tanpa ikan tetap memiliki karakteristik kenyal dan lezat yang menjadi ciri khas makanan ini. Bahan pengganti ikan dipilih dengan cermat untuk memastikan bahwa tekstur dan rasa yang dihasilkan tetap memuaskan. Penggunaan bumbu-bumbu khas Palembang juga tetap dipertahankan, sehingga cita rasa autentik empek-empek masih dapat dinikmati.

Keunikan empek-empek tanpa ikan terletak pada fleksibilitasnya dalam penggunaan bahan. Hal ini membuka peluang bagi kreativitas dalam meracik resep, sehingga dapat menghasilkan berbagai varian baru yang menarik. Selain itu, empek-empek tanpa ikan juga menjadi solusi bagi mereka yang ingin menikmati makanan ini namun memiliki keterbatasan dalam konsumsi ikan.

Sejarah Singkat Empek-empek

Sebelum kita mendalami resep empek-empek tanpa ikan, penting untuk mengetahui sejarah singkat makanan ini. Empek-empek berasal dari Palembang, Sumatera Selatan, dan telah ada sejak abad ke-16. Awalnya, empek-empek dibuat oleh masyarakat Tionghoa yang menetap di Palembang sebagai cara untuk mengawetkan ikan.

Nama "empek-empek" sendiri konon berasal dari sebutan untuk paman dalam bahasa Tionghoa, "apek". Makanan ini awalnya dijajakan oleh para paman Tionghoa, sehingga masyarakat mulai menyebutnya sebagai "mpek-mpek" yang kemudian berevolusi menjadi "empek-empek".

Seiring waktu, empek-empek menjadi makanan yang sangat populer tidak hanya di Palembang, tetapi juga di seluruh Indonesia. Berbagai variasi empek-empek pun mulai bermunculan, termasuk empek-empek tanpa ikan yang kita bahas dalam artikel ini.

Bahan Empek-empek Tanpa Ikan

Untuk membuat empek-empek tanpa ikan, kita memerlukan bahan-bahan sebagai berikut:

  • 500 gram tepung kanji
  • 250 gram tepung terigu
  • 300 ml air panas
  • 3 siung bawang putih, haluskan
  • 1 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh merica bubuk
  • 1 butir telur (opsional, untuk vegetarian bisa diganti dengan 1 sendok makan tepung maizena)
  • 200 gram tahu putih atau tempe, haluskan (sebagai pengganti ikan)
  • Daun bawang secukupnya, iris halus

Bahan-bahan ini dipilih dengan cermat untuk menciptakan tekstur dan rasa yang mirip dengan empek-empek tradisional. Tahu atau tempe yang dihaluskan berfungsi sebagai pengganti ikan, memberikan protein dan tekstur yang dibutuhkan. Tepung kanji dan terigu membentuk struktur kenyal yang khas, sementara bumbu-bumbu seperti bawang putih, garam, dan merica memberikan cita rasa yang lezat.

Alat-alat yang Diperlukan

Untuk membuat empek-empek tanpa ikan, Anda akan memerlukan beberapa alat dapur sebagai berikut:

  • Wadah besar untuk mencampur adonan
  • Panci besar untuk merebus empek-empek
  • Saringan atau serok untuk mengangkat empek-empek dari air rebusan
  • Pisau untuk memotong dan membentuk adonan
  • Talenan sebagai alas memotong
  • Blender atau food processor untuk menghaluskan tahu atau tempe (jika menggunakan)
  • Sendok kayu atau spatula untuk mengaduk adonan
  • Kompor untuk memasak

Pastikan semua alat dalam kondisi bersih dan siap digunakan sebelum memulai proses pembuatan. Penggunaan alat yang tepat akan membantu memudahkan proses pembuatan dan menghasilkan empek-empek yang berkualitas.

Langkah-langkah Pembuatan

Berikut adalah langkah-langkah detail untuk membuat empek-empek tanpa ikan:

  1. Campurkan tepung kanji dan tepung terigu dalam wadah besar.
  2. Tambahkan bawang putih yang sudah dihaluskan, garam, dan merica. Aduk rata.
  3. Tuangkan air panas sedikit demi sedikit sambil terus diaduk hingga adonan mulai menggumpal.
  4. Masukkan tahu atau tempe yang sudah dihaluskan ke dalam adonan. Aduk hingga tercampur rata.
  5. Tambahkan telur atau tepung maizena (jika menggunakan) dan daun bawang. Aduk kembali hingga semua bahan tercampur sempurna.
  6. Uleni adonan hingga kalis dan tidak lengket di tangan. Jika masih terlalu lembek, tambahkan sedikit tepung kanji.
  7. Bentuk adonan sesuai selera. Anda bisa membuat bentuk lenjeran (panjang), kapal selam, atau bulat pipih.
  8. Rebus air dalam panci besar hingga mendidih.
  9. Masukkan empek-empek ke dalam air mendidih. Masak hingga mengapung, tandanya empek-empek sudah matang.
  10. Angkat empek-empek yang sudah matang dan tiriskan.
  11. Empek-empek tanpa ikan siap disajikan dengan kuah cuko.

Proses pembuatan ini membutuhkan kesabaran dan ketelitian, terutama saat menguleni adonan. Pastikan adonan tercampur rata dan memiliki tekstur yang pas sebelum dibentuk dan direbus.

Variasi Empek-empek Tanpa Ikan

Meskipun tanpa ikan, empek-empek masih bisa divariasikan menjadi beberapa jenis yang menarik:

  • Empek-empek Tahu: Menggunakan tahu sebagai bahan utama pengganti ikan.
  • Empek-empek Tempe: Memanfaatkan tempe sebagai sumber protein nabati.
  • Empek-empek Sayuran: Menambahkan berbagai sayuran seperti wortel atau bayam ke dalam adonan.
  • Empek-empek Jamur: Menggunakan jamur tiram atau shiitake sebagai pengganti ikan.
  • Empek-empek Kentang: Menambahkan kentang tumbuk ke dalam adonan untuk tekstur yang lebih lembut.

Setiap variasi ini memiliki cita rasa dan tekstur uniknya sendiri, memberikan pilihan yang beragam bagi pecinta empek-empek. Eksperimen dengan berbagai bahan dapat menghasilkan kreasi baru yang menarik dan lezat.

Tips Membuat Empek-empek Tanpa Ikan

Berikut beberapa tips untuk membuat empek-empek tanpa ikan yang sempurna:

  • Gunakan air panas saat mencampur adonan untuk mendapatkan tekstur yang kenyal.
  • Pastikan adonan diuleni dengan baik hingga benar-benar kalis untuk hasil yang optimal.
  • Jika menggunakan tahu atau tempe, pastikan untuk memerasnya terlebih dahulu agar tidak terlalu basah.
  • Tambahkan sedikit minyak wijen ke dalam adonan untuk aroma yang lebih harum.
  • Rebus empek-empek dalam air yang benar-benar mendidih untuk mencegah empek-empek hancur.
  • Setelah direbus, rendam empek-empek dalam air dingin sebentar untuk mendapatkan tekstur yang lebih kenyal.

Dengan mengikuti tips-tips ini, Anda dapat meningkatkan kualitas empek-empek tanpa ikan yang Anda buat, sehingga rasanya semakin mendekati empek-empek tradisional.

Cara Penyajian yang Tepat

Penyajian yang tepat dapat meningkatkan kenikmatan empek-empek tanpa ikan. Berikut beberapa cara penyajian yang bisa Anda coba:

  • Sajikan empek-empek dengan kuah cuko yang khas. Kuah cuko terbuat dari campuran gula merah, cabe rawit, bawang putih, dan cuka.
  • Tambahkan irisan timun segar untuk memberikan kesegaran dan tekstur renyah.
  • Untuk variasi, Anda bisa menyajikan empek-empek dengan digoreng terlebih dahulu hingga kecokelatan.
  • Sajikan empek-empek dalam keadaan hangat untuk kenikmatan optimal.
  • Untuk acara khusus, Anda bisa menyajikan empek-empek dalam bentuk yang menarik, seperti tusukan atau potongan kecil sebagai camilan.

Penyajian yang menarik tidak hanya meningkatkan selera makan, tetapi juga membuat pengalaman menikmati empek-empek tanpa ikan menjadi lebih istimewa.

Perbedaan Empek-empek Ikan dan Tanpa Ikan

Meskipun keduanya sama-sama lezat, terdapat beberapa perbedaan antara empek-empek ikan dan tanpa ikan:

  • Rasa: Empek-empek ikan memiliki rasa khas ikan yang kuat, sementara versi tanpa ikan lebih netral dan bergantung pada bumbu yang digunakan.
  • Tekstur: Empek-empek ikan cenderung lebih padat dan kenyal, sedangkan versi tanpa ikan mungkin sedikit lebih lembut tergantung bahan pengganti yang digunakan.
  • Aroma: Empek-empek ikan memiliki aroma khas ikan, sementara versi tanpa ikan aromanya lebih ringan.
  • Nilai gizi: Empek-empek ikan kaya akan protein hewani dan asam lemak omega-3, sedangkan versi tanpa ikan lebih kaya akan protein nabati dan serat.
  • Variasi: Empek-empek tanpa ikan memungkinkan lebih banyak variasi bahan dan rasa.

Meskipun berbeda, kedua jenis empek-empek ini memiliki keunikan dan kelezatannya masing-masing, memberikan pilihan yang beragam bagi para penikmatnya.

Cara Penyimpanan yang Benar

Penyimpanan yang tepat sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan empek-empek tanpa ikan. Berikut adalah beberapa tips penyimpanan yang efektif:

  • Simpan empek-empek yang sudah matang dalam wadah kedap udara dan masukkan ke dalam kulkas. Empek-empek dapat bertahan hingga 3-4 hari dalam kondisi ini.
  • Untuk penyimpanan jangka panjang, Anda bisa membekukan empek-empek. Susun empek-empek dalam wadah atau plastik pembungkus makanan dan simpan dalam freezer. Empek-empek beku dapat bertahan hingga 2-3 bulan.
  • Sebelum menyimpan, pastikan empek-empek sudah dingin sepenuhnya untuk menghindari kondensasi yang dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri.
  • Jika Anda menyimpan adonan mentah, bungkus rapat dengan plastik wrap dan simpan dalam kulkas. Adonan mentah sebaiknya digunakan dalam waktu 1-2 hari.
  • Untuk menghangatkan kembali, Anda bisa merebusnya sebentar atau mengukusnya hingga hangat merata.

Dengan penyimpanan yang tepat, Anda dapat menikmati empek-empek tanpa ikan kapan saja tanpa khawatir akan kualitasnya.

Rekomendasi Bahan Pengganti Ikan

Dalam membuat empek-empek tanpa ikan, pemilihan bahan pengganti ikan sangat penting untuk mendapatkan tekstur dan rasa yang mirip. Berikut beberapa rekomendasi bahan pengganti ikan yang bisa Anda coba:

  • Tahu: Tahu memiliki tekstur lembut dan dapat menyerap rasa bumbu dengan baik. Pilih tahu yang padat untuk hasil terbaik.
  • Tempe: Tempe memberikan tekstur yang lebih berkarakter dan kaya akan protein. Haluskan tempe sebelum dicampur ke dalam adonan.
  • Jamur: Jamur tiram atau shiitake memiliki tekstur yang mirip dengan daging ikan dan memberikan rasa gurih alami.
  • Nangka muda: Nangka muda yang direbus dan dicincang halus dapat memberikan tekstur yang mirip dengan daging ikan.
  • Kacang-kacangan: Campuran kacang-kacangan yang dihaluskan dapat memberikan protein dan tekstur yang menarik.

Eksperimen dengan berbagai bahan pengganti ini dapat menghasilkan variasi empek-empek yang unik dan lezat. Pastikan untuk menyesuaikan jumlah cairan dalam resep ketika menggunakan bahan-bahan ini, karena tingkat penyerapan airnya mungkin berbeda dari ikan.

Resep Kuah Cuko Empek-empek

Kuah cuko adalah pelengkap yang tidak bisa dipisahkan dari empek-empek. Berikut adalah resep kuah cuko yang bisa Anda buat sendiri:

Bahan-bahan:

  • 250 gram gula merah, sisir halus
  • 500 ml air
  • 5 siung bawang putih, haluskan
  • 10-15 buah cabai rawit (sesuaikan dengan tingkat kepedasan yang diinginkan)
  • 2 sendok makan cuka
  • 1/2 sendok teh garam

Cara membuat:

  1. Rebus air dan gula merah hingga gula larut sepenuhnya.
  2. Tambahkan bawang putih halus dan cabai rawit. Masak hingga mendidih dan aromanya harum.
  3. Tambahkan cuka dan garam. Aduk rata dan masak sebentar.
  4. Matikan api dan biarkan kuah cuko dingin.
  5. Saring kuah cuko untuk mendapatkan tekstur yang halus.

Kuah cuko ini memberikan rasa manis, pedas, dan asam yang menyegarkan, sempurna untuk melengkapi empek-empek tanpa ikan Anda.

Cara Mendapatkan Tekstur yang Pas

Mendapatkan tekstur yang pas pada empek-empek tanpa ikan bisa menjadi tantangan tersendiri. Berikut beberapa tips untuk mencapai tekstur yang ideal:

  • Perbandingan tepung: Gunakan perbandingan tepung kanji dan terigu yang tepat. Umumnya, 2:1 (kanji:terigu) memberikan hasil yang baik.
  • Suhu air: Gunakan air panas saat mencampur adonan. Ini membantu mengaktifkan pati dalam tepung, menghasilkan tekstur yang kenyal.
  • Teknik menguleni: Uleni adonan dengan baik hingga benar-benar kalis. Ini penting untuk mendapatkan tekstur yang kenyal dan tidak mudah hancur.
  • Konsistensi adonan: Adonan yang baik tidak terlalu lembek atau terlalu keras. Sesuaikan jumlah air atau tepung jika diperlukan.
  • Metode memasak: Rebus empek-empek dalam air yang benar-benar mendidih. Setelah matang, rendam sebentar dalam air dingin untuk mendapatkan tekstur yang lebih kenyal.

Dengan memperhatikan hal-hal ini, Anda dapat menciptakan empek-empek tanpa ikan dengan tekstur yang mirip dengan versi tradisionalnya.

Kendala Umum dan Solusinya

Dalam proses pembuatan empek-empek tanpa ikan, beberapa kendala mungkin muncul. Berikut adalah beberapa kendala umum beserta solusinya:

  1. Adonan terlalu lembek:
    • Solusi: Tambahkan sedikit tepung kanji secara bertahap sambil terus diuleni hingga mencapai konsistensi yang diinginkan.
  2. Adonan terlalu keras:
    • Solusi: Tambahkan sedikit air hangat secara perlahan sambil terus menguleni adonan.
  3. Empek-empek hancur saat direbus:
    • Solusi: Pastikan air benar-benar mendidih sebelum memasukkan empek-empek. Jangan mengaduk terlalu sering saat merebus.
  4. Rasa kurang gurih:
    • Solusi: Tambahkan kaldu jamur atau kecap asin untuk meningkatkan rasa umami.
  5. Tekstur terlalu lembut:
    • Solusi: Kurangi jumlah air dalam adonan atau tambahkan sedikit tepung tapioka untuk meningkatkan kekenyalan.

 

Nilai Nutrisi Empek-empek Tanpa Ikan

Empek-empek tanpa ikan memiliki profil nutrisi yang berbeda dari versi tradisionalnya. Berikut adalah perkiraan nilai nutrisi per 100 gram empek-empek tanpa ikan (nilai dapat bervariasi tergantung pada bahan yang digunakan):

  • Kalori: 180-220 kkal
  • Karbohidrat: 30-35 g
  • Protein: 5-8 g
  • Lemak: 2-4 g
  • Serat: 1-3 g
  • Sodium: 300-400 mg

Empek-empek tanpa ikan cenderung lebih rendah protein dibandingkan dengan versi ikan, namun bisa lebih tinggi serat jika menggunakan bahan-bahan seperti sayuran atau kacang-kacangan. Kandungan karbohidrat relatif tinggi karena penggunaan tepung kanji dan terigu.

Untuk meningkatkan nilai nutrisi, Anda bisa:

  • Menambahkan lebih banyak sayuran ke dalam adonan
  • Menggunakan tepung whole wheat sebagai pengganti sebagian tepung terigu
  • Menambahkan biji-bijian atau kacang-kacangan untuk meningkatkan kandungan protein dan serat

Dengan modifikasi ini, empek-empek tanpa ikan bisa menjadi pilihan makanan yang lebih seimbang dan bergizi.

Inovasi dalam Pembuatan Empek-empek

Inovasi dalam pembuatan empek-empek, khususnya versi tanpa ikan, terus berkembang seiring dengan meningkatnya kreativitas dan teknologi dalam industri kuliner. Beberapa inovasi menarik yang telah muncul meliputi:

  1. Penggunaan Protein Nabati Canggih:
    • Textured Vegetable Protein (TVP): Memberikan tekstur mirip daging yang dapat meningkatkan kemiripan dengan empek-empek ikan tradisional.
    • Isolat Protein Kedelai: Meningkatkan kandungan protein dan membantu menciptakan tekstur yang lebih kenyal.
  2. Teknik Fermentasi:
    • Fermentasi sayuran atau kacang-kacangan untuk menghasilkan rasa umami yang kaya, menggantikan cita rasa ikan.
    • Penggunaan koji (jamur fermentasi) untuk meningkatkan kompleksitas rasa.
  3. Metode Memasak Modern:
    • Sous-vide: Memasak empek-empek dalam suhu rendah yang terkontrol untuk tekstur yang konsisten.
    • Molecular gastronomy: Menciptakan "kaviar" atau "foam" dari bahan nabati untuk menambah dimensi tekstur dan rasa.
  4. Bahan Fungsional:
    • Penambahan spirulina atau chlorella untuk meningkatkan nilai gizi dan memberikan warna alami.
    • Penggunaan serat pangan larut untuk meningkatkan tekstur dan manfaat kesehatan.
  5. Teknik Pengemasan:
    • Kemasan vakum yang dapat dipanaskan langsung untuk mempertahankan kesegaran dan memudahkan penyajian.
    • Kemasan biodegradable yang ramah lingkungan, sejalan dengan konsep makanan nabati.

Inovasi-inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas dan variasi empek-empek tanpa ikan, tetapi juga membuka peluang baru dalam industri makanan. Misalnya, pengembangan empek-empek instan tanpa ikan yang dapat disimpan lama namun tetap mempertahankan kualitas rasa dan tekstur ketika disajikan. Hal ini dapat memperluas jangkauan pasar, termasuk untuk ekspor atau distribusi ke daerah-daerah yang jauh dari pusat produksi.

Selain itu, inovasi dalam pembuatan empek-empek tanpa ikan juga mendorong penelitian dan pengembangan dalam bidang teknologi pangan. Kolaborasi antara chef, ilmuwan pangan, dan ahli gizi dapat menghasilkan produk yang tidak hanya lezat tetapi juga memiliki profil nutrisi yang optimal. Ini termasuk pengembangan empek-empek yang kaya akan protein, rendah kalori, atau diperkaya dengan nutrisi tertentu untuk memenuhi kebutuhan diet khusus.

Dengan terus berkembangnya inovasi ini, empek-empek tanpa ikan berpotensi menjadi lebih dari sekadar alternatif makanan tradisional. Ia dapat menjadi produk pangan fungsional yang memadukan cita rasa khas Indonesia dengan manfaat kesehatan modern, menjawab kebutuhan konsumen yang semakin sadar akan pentingnya makanan yang tidak hanya enak tetapi juga baik untuk tubuh dan lingkungan.

Empek-empek dalam Budaya Palembang

Empek-empek telah lama menjadi bagian integral dari budaya Palembang, Sumatera Selatan. Makanan ini bukan sekadar hidangan, tetapi juga mewakili identitas dan warisan kuliner kota ini. Dalam konteks budaya Palembang:

  • Sejarah Panjang: Empek-empek telah ada sejak abad ke-16, awalnya dibuat oleh komunitas Tionghoa di Palembang sebagai cara mengawetkan ikan.
  • Simbol Kuliner: Menjadi ikon kuliner yang dikenal luas, bahkan di luar Sumatera Selatan, memperkuat identitas Palembang sebagai kota dengan tradisi kuliner yang kaya.
  • Ritual Sosial: Makan empek-empek bersama telah menjadi bagian dari interaksi sosial masyarakat Palembang, baik dalam acara formal maupun informal.
  • Ekonomi Lokal: Industri empek-empek telah menjadi penggerak ekonomi lokal, menciptakan lapangan kerja dan mendukung rantai pasokan bahan baku lokal.
  • Warisan Keluarga: Resep empek-empek sering diwariskan dari generasi ke generasi, menjaga kelangsungan tradisi kuliner keluarga.

Dengan munculnya empek-empek tanpa ikan, terjadi dinamika baru dalam konteks budaya ini:

  1. Adaptasi Tradisi: Menunjukkan fleksibilitas budaya Palembang dalam beradaptasi dengan perubahan preferensi dan kebutuhan diet modern.
  2. Inklusivitas: Membuka peluang bagi lebih banyak orang untuk menikmati dan mengapresiasi warisan kuliner Palembang, termasuk mereka yang tidak bisa atau memilih untuk tidak mengonsumsi ikan.
  3. Inovasi Kuliner: Mendorong kreativitas dalam mengembangkan variasi baru, menunjukkan bahwa tradisi kuliner dapat berkembang tanpa kehilangan esensinya.
  4. Diskusi Budaya: Memicu dialog tentang autentisitas dan evolusi makanan tradisional dalam konteks globalisasi dan perubahan gaya hidup.
  5. Pelestarian Nilai: Meskipun bahan utamanya berubah, nilai-nilai seperti kebersamaan dan penghargaan terhadap makanan lokal tetap terjaga.

Empek-empek tanpa ikan, meskipun merupakan inovasi modern, tidak menghilangkan nilai kultural dari makanan ini. Sebaliknya, ia memperkaya narasi kuliner Palembang dengan menambahkan lapisan baru dalam sejarah panjangnya. Ini menunjukkan bagaimana suatu tradisi kuliner dapat tetap relevan dan dihargai sambil beradaptasi dengan perubahan zaman.

Dalam festival-festival budaya dan kuliner Palembang, empek-empek tanpa ikan kini sering dimasukkan sebagai bagian dari presentasi keragaman kuliner kota ini. Hal ini tidak hanya menunjukkan evolusi makanan tradisional tetapi juga mencerminkan keterbukaan masyarakat Palembang terhadap inovasi dan inklusivitas.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun ada inovasi seperti empek-empek tanpa ikan, versi tradisional tetap dihargai dan dipelihara. Keduanya dapat berdampingan, masing-masing memiliki peran dalam memperkaya lanskap kuliner dan budaya Palembang. Ini menunjukkan bahwa tradisi dan inovasi dapat saling melengkapi, bukan saling meniadakan, dalam konteks pelestarian dan pengembangan warisan kuliner.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya