Liputan6.com, Jakarta Syair merupakan salah satu bentuk puisi lama dalam khazanah sastra Indonesia. Berasal dari bahasa Arab "syi'ir" yang berarti perasaan, syair telah mengalami perkembangan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu setelah masuk ke Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), syair didefinisikan sebagai puisi lama yang tiap-tiap bait terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir dengan bunyi yang sama. Syair memiliki bentuk yang terikat dengan aturan-aturan tertentu dalam penulisannya.
Beberapa ahli juga memberikan definisi tentang syair, di antaranya:
Advertisement
- Louis Maluf: Syair adalah bentuk kalimat yang sengaja diberikan sajak dan irama.
- Ali Badri: Syair adalah kalimat yang sengaja dibuat dengan menggunakan suatu irama.
- Qudamah bin Jafar: Syair adalah tulisan atau ucapan yang mengandung irama, ritme serta sajak dengan unsur imajinasi dan ekspresi rasa yang lebih dominan daripada prosa.
- Ahmad Hasan Az Zayyat: Syair adalah kalimat yang memiliki irama dan sajak, diungkapkan dalam bentuk karangan yang indah serta melukiskan kejadian yang ada.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa syair adalah bentuk puisi lama yang memiliki aturan tertentu dalam penulisannya, mengandung irama dan sajak, serta mengekspresikan perasaan atau melukiskan suatu kejadian dengan bahasa yang indah. Syair menjadi media untuk mengungkapkan isi hati, perasaan, atau menceritakan suatu peristiwa dengan gaya bahasa yang khas.
Sejarah dan Perkembangan Syair
Syair memiliki sejarah panjang dalam perkembangan sastra di Nusantara. Berikut adalah beberapa poin penting terkait sejarah dan perkembangan syair:
- Syair berasal dari Timur Tengah dan masuk ke wilayah Nusantara bersamaan dengan penyebaran agama Islam sekitar abad ke-13.
- Syair berbahasa Arab tertua yang ditemukan di Nusantara adalah catatan pada batu nisan Sultan Malik al-Shaleh di Pasee, Aceh, bertanggal 1297 M.
- Syair berbahasa Melayu tertua ditemukan pada prasasti Minye Tujoh di Aceh, bertanggal 1380 M.
- Pada awalnya, syair mengacu pada tradisi sastra Arab. Namun dalam perkembangannya, syair mengalami modifikasi dan menjadi khas Melayu.
- Hamzah Fansuri, seorang ulama sufi dan sastrawan yang hidup pada abad ke-16, memiliki peran besar dalam membentuk syair khas Melayu. Karyanya antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.
- Syair berkembang pesat di wilayah Melayu, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura.
- Pada masa penjajahan Belanda, syair juga digunakan sebagai media perlawanan dan kritik sosial.
Perkembangan syair di Nusantara tidak terlepas dari pengaruh budaya dan kondisi sosial masyarakat. Syair menjadi sarana untuk menyampaikan ajaran agama, nilai-nilai moral, kisah sejarah, hingga kritik sosial. Keindahan bahasa dan kedalaman makna yang terkandung dalam syair menjadikannya populer di berbagai lapisan masyarakat.
Advertisement
Ciri-ciri Syair
Syair memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari bentuk puisi lainnya. Berikut adalah ciri-ciri utama syair:
-
Terdiri dari empat baris setiap bait
Setiap bait syair selalu terdiri dari empat baris atau larik. Meskipun sebuah syair bisa memiliki beberapa bait, namun jumlah baris dalam setiap baitnya tetap empat.
-
Setiap baris terdiri dari 8-14 suku kata
Jumlah suku kata dalam setiap baris syair biasanya berkisar antara 8 hingga 14 suku kata. Hal ini memberikan irama yang khas pada syair ketika dibacakan.
-
Memiliki rima akhir a-a-a-a
Syair memiliki pola rima akhir yang sama pada setiap barisnya, yaitu a-a-a-a. Artinya, bunyi akhir pada setiap baris dalam satu bait adalah sama atau senada.
-
Semua baris merupakan isi
Berbeda dengan pantun yang memiliki sampiran, semua baris dalam syair merupakan isi atau kandungan utama. Tidak ada baris khusus yang berfungsi sebagai sampiran.
-
Bahasa yang digunakan bersifat kiasan
Syair sering menggunakan bahasa kiasan atau perumpamaan untuk menyampaikan maksudnya. Hal ini menambah keindahan dan kedalaman makna syair.
-
Berisi cerita atau pesan
Isi syair biasanya berupa cerita, nasihat, ajaran agama, atau peristiwa sejarah. Syair dapat menjadi media untuk menyampaikan pesan moral atau nilai-nilai tertentu.
-
Biasanya disampaikan secara lisan
Meskipun dapat ditulis, syair pada awalnya lebih sering disampaikan secara lisan, misalnya dalam acara-acara adat atau keagamaan.
Memahami ciri-ciri syair ini penting untuk dapat mengapresiasi dan membedakannya dari bentuk puisi lainnya. Ciri-ciri khas ini juga menjadi panduan bagi mereka yang ingin mencoba menulis syair.
Jenis-jenis Syair
Syair dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan isi dan tujuan penulisannya. Berikut adalah jenis-jenis syair yang umum dikenal:
1. Syair Panji
Syair panji bercerita tentang kehidupan di dalam istana atau kerajaan. Isinya meliputi kisah-kisah tentang raja, ratu, pangeran, putri, dan kehidupan istana secara umum. Syair jenis ini sering kali mengandung unsur romantisme dan petualangan. Contoh syair panji yang terkenal adalah Syair Ken Tambuhan.
2. Syair Romantis
Seperti namanya, syair romantis berisi tentang kisah percintaan. Jenis syair ini biasanya terdapat dalam cerita rakyat atau hikayat. Syair romantis mengekspresikan perasaan cinta, kerinduan, atau bahkan patah hati. Salah satu contoh syair romantis yang terkenal adalah Syair Bidasari.
3. Syair Kiasan
Syair kiasan menggunakan perumpamaan atau kiasan untuk menyampaikan pesan tertentu. Seringkali, syair jenis ini menggunakan objek-objek alam seperti bunga, burung, atau fenomena alam sebagai simbol. Syair kiasan bisa berisi sindiran terhadap suatu peristiwa atau kondisi sosial. Contoh syair kiasan yang terkenal adalah Syair Burung Pungguk.
4. Syair Sejarah
Syair sejarah berisi tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang pernah terjadi. Jenis syair ini sering kali menceritakan tentang peperangan, kejayaan suatu kerajaan, atau tokoh-tokoh sejarah. Syair Perang Mengkasar adalah salah satu contoh syair sejarah yang terkenal.
5. Syair Agama
Syair agama berisi tentang ajaran-ajaran agama, khususnya agama Islam. Jenis syair ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kategori:
- Syair sufi: berisi ajaran tasawuf dan spiritualitas Islam
- Syair tentang ajaran Islam: menjelaskan tentang hukum-hukum dan praktik keagamaan
- Syair riwayat nabi: menceritakan kisah-kisah para nabi
- Syair nasihat: berisi petuah dan nasihat keagamaan
Contoh syair agama yang terkenal adalah karya-karya Hamzah Fansuri seperti Syair Perahu.
6. Syair Jenaka
Syair jenaka bertujuan untuk menghibur pembaca atau pendengarnya. Isinya biasanya berupa cerita-cerita lucu atau situasi yang mengundang tawa. Meskipun menghibur, syair jenaka juga bisa menyisipkan pesan moral atau kritik sosial.
7. Syair Kehidupan
Syair kehidupan membahas berbagai aspek kehidupan manusia, seperti suka duka, perjuangan hidup, atau refleksi tentang makna kehidupan. Jenis syair ini sering kali mengandung pesan-pesan filosofis.
Memahami berbagai jenis syair ini membantu kita untuk lebih mengapresiasi kekayaan dan keberagaman syair dalam khazanah sastra Indonesia. Setiap jenis syair memiliki keunikan dan pesonanya sendiri, mencerminkan berbagai aspek kehidupan dan budaya masyarakat.
Advertisement
Unsur-unsur Syair
Seperti karya sastra lainnya, syair juga memiliki unsur-unsur pembangun yang membentuk keseluruhan karya. Unsur-unsur ini dapat dibagi menjadi dua kategori utama: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik.
Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun syair dari dalam. Berikut adalah unsur-unsur intrinsik dalam syair:
- Tema: Ide pokok atau gagasan utama yang ingin disampaikan penyair melalui syairnya. Tema bisa beragam, mulai dari cinta, kepahlawanan, kritik sosial, hingga ajaran agama.
- Perasaan (feeling): Ekspresi emosi atau suasana hati yang ingin diungkapkan penyair. Perasaan ini bisa berupa kegembiraan, kesedihan, kemarahan, atau kerinduan.
- Nada dan Suasana: Sikap penyair terhadap pembaca atau pendengar syair. Nada bisa berupa menasehati, mengkritik, memuji, atau menyindir. Suasana adalah kesan yang ditimbulkan syair terhadap pembaca.
- Amanat: Pesan atau nasihat yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Amanat bisa disampaikan secara tersurat (langsung) atau tersirat (tidak langsung).
- Diksi: Pilihan kata yang digunakan penyair. Dalam syair, diksi sangat penting untuk menciptakan keindahan bahasa dan memperkuat makna.
- Imaji: Gambaran angan atau citra yang dibangun oleh penyair melalui kata-kata. Imaji bisa berupa penggambaran visual, auditori, atau kinestetik.
- Rima: Pengulangan bunyi yang membentuk musikalitas atau kemerduan dalam syair. Dalam syair, rima akhir biasanya berpola a-a-a-a.
- Irama: Tinggi rendah, panjang pendek, keras lembut, atau cepat lambatnya pengucapan kata-kata dalam syair.
Unsur Ekstrinsik
Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang mempengaruhi penciptaan syair dari luar. Meskipun berada di luar struktur syair, unsur-unsur ini memiliki pengaruh signifikan terhadap keseluruhan syair. Berikut adalah beberapa unsur ekstrinsik syair:
- Latar Belakang Penyair: Kehidupan pribadi, pendidikan, dan pengalaman penyair dapat mempengaruhi tema dan gaya penulisan syair.
- Kondisi Sosial Budaya: Keadaan masyarakat, adat istiadat, dan nilai-nilai budaya pada masa syair diciptakan dapat tercermin dalam isi syair.
- Situasi Politik: Kondisi politik pada masa syair ditulis bisa mempengaruhi tema atau pesan yang ingin disampaikan penyair.
- Perkembangan Ilmu Pengetahuan: Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mempengaruhi cara penyair mengekspresikan idenya.
- Pengaruh Agama: Keyakinan dan ajaran agama sering kali menjadi inspirasi atau latar belakang penciptaan syair, terutama syair-syair bernafaskan agama.
Memahami unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik syair penting untuk dapat mengapresiasi dan menganalisis syair secara mendalam. Unsur-unsur ini saling berkaitan dan membentuk kesatuan yang utuh dalam sebuah syair.
Fungsi dan Manfaat Syair
Syair, sebagai salah satu bentuk karya sastra, memiliki berbagai fungsi dan manfaat dalam kehidupan masyarakat. Berikut adalah beberapa fungsi dan manfaat utama syair:
1. Media Ekspresi
Syair berfungsi sebagai sarana bagi penyair untuk mengekspresikan perasaan, pikiran, dan pengalaman mereka. Melalui syair, seseorang dapat menuangkan emosinya, baik itu kegembiraan, kesedihan, kemarahan, atau kerinduan, dalam bentuk yang indah dan puitis.
2. Sarana Pendidikan
Syair sering digunakan sebagai media untuk menyampaikan ajaran moral, etika, dan nilai-nilai kehidupan. Melalui cerita atau nasihat yang dikemas dalam bentuk syair, pesan-pesan pendidikan dapat disampaikan dengan cara yang lebih menarik dan mudah diingat.
3. Pelestarian Budaya
Syair berperan penting dalam melestarikan budaya dan tradisi masyarakat. Banyak syair yang mengandung cerita rakyat, legenda, atau sejarah yang membantu menjaga warisan budaya dari generasi ke generasi.
4. Kritik Sosial
Syair dapat menjadi media untuk menyampaikan kritik terhadap kondisi sosial, politik, atau pemerintahan. Melalui bahasa kiasan dan simbolisme dalam syair, penyair dapat mengungkapkan kritik secara halus namun tajam.
5. Hiburan
Syair, terutama yang bersifat jenaka atau romantis, berfungsi sebagai sarana hiburan. Keindahan bahasa dan irama dalam syair dapat memberikan kenikmatan estetis bagi pembaca atau pendengarnya.
6. Dokumentasi Sejarah
Banyak peristiwa sejarah yang diabadikan dalam bentuk syair. Syair sejarah membantu melestarikan ingatan kolektif masyarakat tentang peristiwa-peristiwa penting di masa lalu.
7. Pengembangan Bahasa
Melalui syair, kekayaan dan keindahan bahasa dapat dieksplorasi dan dikembangkan. Penggunaan diksi yang tepat dan gaya bahasa yang indah dalam syair turut memperkaya khazanah bahasa.
8. Media Dakwah
Terutama untuk syair-syair bernafaskan agama, syair menjadi media yang efektif untuk menyebarkan ajaran dan nilai-nilai keagamaan.
9. Terapi Psikologis
Menulis atau membaca syair dapat menjadi bentuk terapi psikologis. Mengekspresikan perasaan melalui syair atau merenungi makna syair dapat membantu seseorang mengelola emosi dan stres.
10. Penguatan Identitas Nasional
Syair-syair yang mengangkat tema kebangsaan atau patriotisme dapat membantu memperkuat rasa identitas nasional dan cinta tanah air.
Fungsi dan manfaat syair ini menunjukkan betapa pentingnya peran syair dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Meskipun zaman telah berubah, syair tetap memiliki relevansi dan dapat diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan ekspresi dan komunikasi di era modern.
Advertisement
Contoh-contoh Syair
Untuk lebih memahami bentuk dan isi syair, berikut adalah beberapa contoh syair dari berbagai jenis:
1. Syair Agama
Syair Perahu karya Hamzah Fansuri
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah i'tikad diperbetuli sudah
Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil tubuhmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal diammu
2. Syair Romantis
Syair Abdul Muluk karya Raja Ali Haji
Berhentilah kisah raja Hindustan
Tersebutlah pula suatu perkataan
Abdul Hamid Syah paduka Sultan
Duduklah baginda bersuka-sukaan
Abdul Muluk putera Baginda
Besarlah sudah bangsawan muda
Cantik menjelis usulnya syahda
Tiga belas tahun umurnya ada
3. Syair Kiasan
Syair Burung Pungguk
Pungguk bermadah seraya merawan
Wahai bulan, terbitlah Tuan
Gundahku tidak berketahuan
Keluarlah bulan tercelalah awan
4. Syair Sejarah
Syair Perang Mengkasar
Bismillah itu suatu firman
Fardulah kita kepadanya iman
Muttasil pula dengan rahman
Hasil maksudnya pada yang budiman
Rahman itu sifat yang sedia
Tiada bercerai dengan kunhi zat
Nyatanya itu tiada bertempat
Barang yang bekal sukar mendapat
5. Syair Jenaka
Hari Minggu beranjak siangSiang berlalu menuju petang
Sudah ditunggu tidak datang
Sekali datang menagih hutang
6. Syair Nasihat
Janganlah engkau berbuat jahat
Janganlah engkau suka menghujat
Jadi orang rajinlah bertaubat
Agar kelak selamat di dunia dan akhirat
Contoh-contoh syair di atas menunjukkan keberagaman tema dan gaya dalam penulisan syair. Setiap jenis syair memiliki keunikannya sendiri, baik dari segi isi maupun cara penyampaiannya. Melalui contoh-contoh ini, kita dapat melihat bagaimana syair digunakan untuk mengekspresikan berbagai aspek kehidupan, mulai dari ajaran agama, kisah cinta, kritik sosial, hingga peristiwa sejarah.
Cara Menulis Syair
Menulis syair membutuhkan kreativitas dan pemahaman tentang aturan-aturan dasarnya. Berikut adalah langkah-langkah dan tips untuk menulis syair:
1. Pahami Struktur Dasar Syair
- Setiap bait terdiri dari empat baris
- Setiap baris terdiri dari 8-14 suku kata
- Rima akhir berpola a-a-a-a
2. Pilih Tema
Tentukan tema atau topik yang ingin Anda tulis. Tema bisa berupa apa saja, mulai dari cinta, alam, kehidupan sosial, hingga ajaran moral.
3. Kembangkan Ide
Jabarkan ide-ide yang berkaitan dengan tema Anda. Buatlah kerangka kasar tentang apa yang ingin Anda sampaikan dalam syair.
4. Pilih Kata-kata yang Tepat
Gunakan diksi atau pilihan kata yang indah dan bermakna. Syair sering menggunakan bahasa kiasan, jadi jangan ragu untuk menggunakan metafora atau perumpamaan.
5. Perhatikan Rima
Pastikan setiap baris dalam satu bait berakhir dengan bunyi yang sama atau senada untuk menciptakan rima a-a-a-a.
6. Jaga Irama
Perhatikan jumlah suku kata dalam setiap baris untuk menciptakan irama yang harmonis ketika syair dibacakan.
7. Sampaikan Pesan dengan Jelas
Meskipun menggunakan bahasa kiasan, pastikan pesan utama syair Anda tetap dapat dipahami oleh pembaca.
8. Revisi dan Perbaiki
Setelah menulis draft pertama, baca kembali dan perbaiki bagian-bagian yang dirasa kurang. Perhatikan keindahan bahasa, kejelasan makna, dan kesesuaian dengan aturan syair.
9. Minta Pendapat Orang Lain
Mintalah orang lain untuk membaca syair Anda dan berikan masukan. Ini akan membantu Anda melihat syair dari sudut pandang yang berbeda.
10. Latihan Terus-menerus
Kemampuan menulis syair akan meningkat dengan latihan. Cobalah menulis syair secara rutin untuk mengasah keterampilan Anda.
Tips Tambahan:
- Bacalah banyak contoh syair untuk mendapatkan inspirasi dan memahami gaya penulisan yang berbeda.
- Gunakan kamus untuk menemukan kata-kata yang tepat dan berima.
- Jangan terlalu terpaku pada aturan. Terkadang, melonggarkan sedikit aturan bisa menghasilkan syair yang lebih kreatif.
- Ekspresikan perasaan dan pengalaman pribadi Anda untuk membuat syair yang lebih otentik dan bermakna.
Menulis syair memang membutuhkan latihan dan kesabaran, tetapi dengan tekad dan kreativitas, siapa pun bisa menghasilkan syair yang indah dan bermakna.
Advertisement
Kesimpulan
Syair merupakan salah satu bentuk puisi lama yang memiliki tempat istimewa dalam khazanah sastra Indonesia. Berakar dari tradisi Arab dan Persia, syair telah mengalami perkembangan dan adaptasi sehingga menjadi bentuk sastra yang khas Melayu. Dengan ciri-cirinya yang unik, seperti empat baris setiap bait, rima akhir a-a-a-a, dan penggunaan bahasa kiasan, syair menjadi media yang efektif untuk mengekspresikan berbagai aspek kehidupan, mulai dari ajaran agama, kisah cinta, kritik sosial, hingga peristiwa sejarah.
Melalui pembahasan tentang pengertian, sejarah, ciri-ciri, jenis-jenis, unsur-unsur, fungsi, dan contoh-contoh syair, kita dapat melihat betapa kayanya tradisi syair dalam budaya Indonesia. Syair tidak hanya berfungsi sebagai karya sastra, tetapi juga sebagai sarana pendidikan, pelestarian budaya, kritik sosial, dan bahkan sebagai media dakwah.
Di era modern ini, meskipun bentuk-bentuk sastra baru terus bermunculan, syair tetap memiliki relevansinya. Keindahan bahasa, kedalaman makna, dan fleksibilitas syair dalam mengangkat berbagai tema membuat bentuk sastra ini tetap menarik untuk diapresiasi dan dipelajari. Bagi mereka yang tertarik untuk menulis syair, pemahaman tentang struktur dan aturan dasar syair, serta latihan yang konsisten, dapat membantu mengembangkan keterampilan dalam menciptakan syair yang indah dan bermakna.
Akhirnya, mempelajari dan mengapresiasi syair bukan hanya tentang memahami sebuah bentuk sastra, tetapi juga tentang menghargai warisan budaya dan menjaga keberlangsungan tradisi literasi yang kaya. Syair, dengan segala keunikan dan keindahannya, akan terus menjadi bagian penting dalam mozaik sastra dan budaya Indonesia.