Arti Sujanan dalam Primbon Jawa: Memahami Makna dan Pengaruhnya

Pelajari arti sujanan dalam primbon Jawa, cara menghitungnya, dan pengaruhnya terhadap kehidupan pernikahan. Simak penjelasan lengkapnya di sini.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi Diperbarui 24 Feb 2025, 16:25 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 16:25 WIB
arti sujanan dalam primbon jawa
arti sujanan dalam primbon jawa ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dalam budaya Jawa, primbon menjadi pedoman penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pernikahan. Salah satu istilah yang sering muncul dalam perhitungan weton jodoh adalah "sujanan". Artikel ini akan membahas secara mendalam tentang arti sujanan dalam primbon Jawa, cara menghitungnya, serta pengaruhnya terhadap kehidupan pernikahan.

Pengertian Sujanan dalam Primbon Jawa

Sujanan merupakan salah satu hasil perhitungan weton dalam primbon Jawa yang berkaitan dengan ramalan jodoh. Istilah ini berasal dari bahasa Jawa yang secara harfiah berarti "berselingkuh" atau "tidak setia". Dalam konteks primbon pernikahan, sujanan mengacu pada potensi terjadinya permasalahan dalam rumah tangga, khususnya yang berkaitan dengan kesetiaan pasangan.

Meskipun terdengar negatif, penting untuk dipahami bahwa sujanan hanyalah salah satu dari berbagai hasil perhitungan weton yang ada dalam primbon Jawa. Hasil ini tidak boleh dianggap sebagai vonis atau kepastian, melainkan sebagai peringatan atau gambaran tentang tantangan yang mungkin dihadapi oleh pasangan dalam kehidupan pernikahan mereka.

Cara Menghitung Weton untuk Mengetahui Sujanan

Untuk mengetahui apakah pasangan termasuk dalam kategori sujanan, diperlukan perhitungan weton yang melibatkan hari lahir dan pasaran dari kedua calon pengantin. Berikut adalah langkah-langkah untuk melakukan perhitungan tersebut:

  1. Tentukan nilai neptu (angka) dari hari lahir masing-masing pasangan:
    • Minggu = 5
    • Senin = 4
    • Selasa = 3
    • Rabu = 7
    • Kamis = 8
    • Jumat = 6
    • Sabtu = 9
  2. Tentukan nilai neptu dari pasaran lahir masing-masing pasangan:
    • Kliwon = 8
    • Legi = 5
    • Pahing = 9
    • Pon = 7
    • Wage = 4
  3. Jumlahkan nilai neptu hari dan pasaran untuk masing-masing pasangan.
  4. Jumlahkan hasil penjumlahan neptu kedua pasangan.
  5. Hasil akhir penjumlahan tersebut kemudian dicocokkan dengan tabel weton Jawa untuk mengetahui kategorinya.

Jika hasil penjumlahan neptu kedua pasangan menghasilkan angka 7, 16, 25, atau 34, maka pasangan tersebut termasuk dalam kategori sujanan.

Makna dan Pengaruh Sujanan dalam Kehidupan Pernikahan

Meskipun sujanan sering diartikan sebagai pertanda negatif, penting untuk memahami bahwa hasil perhitungan ini tidak menentukan nasib pernikahan secara mutlak. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait makna dan pengaruh sujanan dalam kehidupan pernikahan:

  1. Peringatan, bukan vonis: Hasil perhitungan sujanan sebaiknya dianggap sebagai peringatan untuk lebih waspada dan menjaga keharmonisan rumah tangga, bukan sebagai vonis yang tidak bisa diubah.
  2. Tantangan dalam pernikahan: Sujanan dapat diartikan sebagai gambaran tentang tantangan yang mungkin dihadapi pasangan, khususnya dalam hal menjaga kesetiaan dan kepercayaan.
  3. Kesempatan untuk berkembang: Dengan mengetahui potensi tantangan ini, pasangan dapat lebih mempersiapkan diri dan berusaha lebih keras untuk membangun fondasi pernikahan yang kuat.
  4. Pentingnya komunikasi: Hasil perhitungan sujanan dapat menjadi pemicu bagi pasangan untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan keterbukaan dalam hubungan mereka.
  5. Memperkuat komitmen: Menyadari adanya potensi tantangan dapat mendorong pasangan untuk memperkuat komitmen mereka terhadap pernikahan dan satu sama lain.

Tradisi Perhitungan Weton dalam Budaya Jawa

Perhitungan weton, termasuk penentuan sujanan, merupakan bagian dari tradisi yang telah lama ada dalam budaya Jawa. Tradisi ini memiliki akar yang dalam dan masih dipegang teguh oleh sebagian masyarakat Jawa hingga saat ini. Berikut adalah beberapa aspek penting terkait tradisi perhitungan weton:

  1. Sejarah dan asal-usul: Tradisi perhitungan weton berakar pada kepercayaan animisme dan dinamisme yang dianut oleh masyarakat Jawa kuno. Seiring waktu, tradisi ini bercampur dengan unsur-unsur agama dan budaya lain yang masuk ke Jawa.
  2. Tujuan perhitungan: Pada dasarnya, perhitungan weton bertujuan untuk mencari keselarasan dan keharmonisan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pernikahan.
  3. Peran sesepuh atau ahli primbon: Dalam masyarakat Jawa tradisional, perhitungan weton biasanya dilakukan oleh sesepuh atau ahli primbon yang dianggap memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam hal ini.
  4. Variasi dalam interpretasi: Meskipun ada pedoman umum dalam perhitungan weton, interpretasi hasilnya dapat bervariasi tergantung pada daerah dan tradisi lokal.
  5. Perkembangan modern: Seiring perkembangan zaman, banyak orang Jawa modern yang mulai memandang perhitungan weton sebagai bagian dari warisan budaya yang perlu dilestarikan, namun tidak selalu diikuti secara kaku.

Cara Menyikapi Hasil Perhitungan Sujanan

Bagi pasangan yang mendapati hasil perhitungan weton mereka termasuk dalam kategori sujanan, penting untuk menyikapinya dengan bijak. Berikut adalah beberapa saran untuk menyikapi hasil perhitungan tersebut:

  1. Jangan panik atau terburu-buru mengambil keputusan: Hasil perhitungan sujanan bukanlah vonis, melainkan gambaran tentang potensi tantangan yang mungkin dihadapi.
  2. Diskusikan bersama pasangan: Bicarakan hasil perhitungan ini dengan pasangan secara terbuka dan jujur. Bahas bagaimana kalian berdua akan menghadapi tantangan yang mungkin muncul dalam pernikahan.
  3. Fokus pada penguatan hubungan: Alih-alih terpaku pada hasil perhitungan, fokuskan energi untuk membangun fondasi hubungan yang kuat melalui komunikasi, kepercayaan, dan komitmen.
  4. Konsultasi dengan ahli: Jika merasa perlu, berkonsultasilah dengan ahli primbon atau konselor pernikahan untuk mendapatkan pandangan yang lebih mendalam.
  5. Tetap optimis dan realistis: Ingatlah bahwa keberhasilan pernikahan lebih ditentukan oleh usaha dan komitmen pasangan, bukan oleh ramalan atau perhitungan.

Perbandingan Sujanan dengan Hasil Perhitungan Weton Lainnya

Dalam primbon Jawa, sujanan hanyalah salah satu dari beberapa hasil perhitungan weton yang ada. Penting untuk memahami bahwa setiap hasil memiliki makna dan interpretasi yang berbeda. Berikut adalah perbandingan sujanan dengan beberapa hasil perhitungan weton lainnya:

  1. Pegat:
    • Arti: Bercerai atau berpisah
    • Angka: 1, 9, 10, 18, 19, 27, 28, 36
    • Interpretasi: Pasangan mungkin menghadapi banyak masalah yang dapat berujung pada perceraian
  2. Ratu:
    • Arti: Pemimpin atau yang dihormati
    • Angka: 2, 11, 20, 29
    • Interpretasi: Pasangan akan hidup harmonis dan dihormati oleh lingkungan sekitar
  3. Jodoh:
    • Arti: Pasangan yang cocok
    • Angka: 3, 12, 21, 30
    • Interpretasi: Pasangan memiliki kecocokan yang tinggi dan berpotensi hidup harmonis
  4. Topo:
    • Arti: Bertapa atau berjuang
    • Angka: 4, 13, 22, 31
    • Interpretasi: Pasangan mungkin menghadapi kesulitan di awal pernikahan, namun akan menemukan kebahagiaan setelah melalui perjuangan
  5. Tinari:
    • Arti: Mendapatkan keberuntungan
    • Angka: 5, 14, 23, 32
    • Interpretasi: Pasangan akan mendapatkan kemudahan dalam mencari rezeki dan kebahagiaan
  6. Padu:
    • Arti: Bertengkar atau berselisih
    • Angka: 6, 15, 24, 33
    • Interpretasi: Pasangan mungkin sering mengalami pertengkaran, namun tidak sampai bercerai
  7. Sujanan:
    • Arti: Berselingkuh atau tidak setia
    • Angka: 7, 16, 25, 34
    • Interpretasi: Pasangan mungkin menghadapi masalah kesetiaan dalam pernikahan
  8. Pesthi:
    • Arti: Takdir atau kepastian
    • Angka: 8, 17, 26, 35
    • Interpretasi: Pasangan akan menjalani kehidupan pernikahan yang tenang dan damai

Mitos dan Fakta Seputar Sujanan dalam Primbon Jawa

Seiring berkembangnya zaman, banyak mitos dan kesalahpahaman yang muncul terkait dengan sujanan dan perhitungan weton secara umum. Berikut adalah beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui:

Mitos:

  1. Sujanan pasti berarti pernikahan akan gagal.
  2. Hasil perhitungan weton tidak bisa diubah dan menentukan nasib secara mutlak.
  3. Pasangan dengan hasil perhitungan sujanan sebaiknya tidak menikah.
  4. Hanya orang Jawa yang perlu memperhatikan perhitungan weton.
  5. Sujanan selalu berkaitan dengan perselingkuhan fisik.

Fakta:

  1. Sujanan hanya menggambarkan potensi tantangan, bukan kepastian kegagalan pernikahan.
  2. Hasil perhitungan weton adalah panduan, bukan vonis. Usaha dan komitmen pasangan lebih menentukan keberhasilan pernikahan.
  3. Pasangan dengan hasil sujanan tetap bisa menikah dan membangun rumah tangga yang bahagia dengan usaha lebih.
  4. Perhitungan weton adalah bagian dari warisan budaya Jawa yang bisa diapresiasi oleh siapa saja, terlepas dari latar belakang etnis.
  5. Sujanan dalam konteks primbon Jawa tidak selalu berarti perselingkuhan fisik, tetapi bisa juga merujuk pada berbagai bentuk ketidaksetiaan dalam hubungan.

Pengaruh Modernisasi terhadap Kepercayaan Sujanan

Seiring dengan perkembangan zaman dan modernisasi, pandangan masyarakat terhadap kepercayaan tradisional seperti perhitungan weton dan sujanan juga mengalami perubahan. Berikut adalah beberapa aspek yang menunjukkan pengaruh modernisasi terhadap kepercayaan sujanan:

  1. Pergeseran nilai: Banyak generasi muda Jawa yang mulai memandang perhitungan weton sebagai tradisi budaya yang menarik, namun tidak lagi dianggap sebagai penentu utama dalam pengambilan keputusan pernikahan.
  2. Pendekatan ilmiah: Beberapa orang mencoba mengkaji perhitungan weton, termasuk sujanan, dari sudut pandang ilmiah atau psikologis untuk memahami relevansinya dalam konteks modern.
  3. Adaptasi dalam praktik: Beberapa keluarga Jawa modern tetap melakukan perhitungan weton, namun lebih sebagai bentuk penghormatan terhadap tradisi dan bukan sebagai faktor penentu.
  4. Integrasi dengan nilai-nilai modern: Ada upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam perhitungan weton, seperti kehati-hatian dan persiapan dalam pernikahan, dengan pendekatan yang lebih modern.
  5. Digitalisasi: Munculnya aplikasi dan situs web yang menawarkan perhitungan weton online, termasuk penentuan sujanan, menunjukkan adaptasi tradisi ini terhadap era digital.

Cara Mempersiapkan Diri Menghadapi Tantangan dalam Pernikahan

Terlepas dari hasil perhitungan weton, setiap pasangan perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi berbagai tantangan dalam pernikahan. Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:

  1. Komunikasi terbuka: Bangun kebiasaan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan pasangan tentang harapan, kekhawatiran, dan masalah yang dihadapi.
  2. Pendidikan pranikah: Ikuti kursus atau konseling pranikah untuk membekali diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam menjalani kehidupan pernikahan.
  3. Membangun kepercayaan: Fokus pada membangun dan menjaga kepercayaan satu sama lain melalui kejujuran, konsistensi, dan kesetiaan.
  4. Mengelola keuangan bersama: Diskusikan dan rencanakan pengelolaan keuangan bersama untuk menghindari konflik terkait masalah finansial di masa depan.
  5. Menjaga keseimbangan: Usahakan untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi, pekerjaan, dan hubungan pernikahan.
  6. Fleksibilitas dan adaptasi: Bersikaplah fleksibel dan siap beradaptasi dengan perubahan yang mungkin terjadi dalam perjalanan pernikahan.
  7. Menghargai perbedaan: Pahami dan hargai perbedaan karakter, latar belakang, dan kebiasaan masing-masing pasangan.
  8. Menjaga romantisme: Jangan lupa untuk terus menjaga romantisme dan kemesraan dalam hubungan, meskipun sudah lama menikah.
  9. Pengembangan diri: Terus berupaya untuk mengembangkan diri, baik secara individu maupun sebagai pasangan.
  10. Dukungan keluarga dan teman: Jaga hubungan baik dengan keluarga dan teman-teman yang dapat memberikan dukungan dalam perjalanan pernikahan.

Peran Konseling Pranikah dalam Menghadapi Sujanan

Bagi pasangan yang mendapati hasil perhitungan weton mereka termasuk dalam kategori sujanan, konseling pranikah dapat menjadi langkah penting dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan pernikahan. Berikut adalah beberapa peran penting konseling pranikah:

  1. Pemahaman yang lebih baik: Konseling pranikah dapat membantu pasangan memahami makna sebenarnya dari hasil perhitungan sujanan dan bagaimana menyikapinya dengan bijak.
  2. Identifikasi potensi masalah: Konselor dapat membantu pasangan mengidentifikasi potensi masalah yang mungkin muncul dalam pernikahan mereka, tidak hanya terbatas pada isu kesetiaan.
  3. Pengembangan strategi: Melalui konseling, pasangan dapat belajar dan mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan yang mungkin muncul dalam pernikahan.
  4. Peningkatan komunikasi: Konseling pranikah dapat membantu pasangan meningkatkan keterampilan komunikasi mereka, yang sangat penting dalam mengatasi berbagai masalah dalam rumah tangga.
  5. Penguatan komitmen: Proses konseling dapat membantu pasangan memperkuat komitmen mereka terhadap pernikahan dan satu sama lain.
  6. Eksplorasi nilai dan harapan: Konseling memberikan kesempatan bagi pasangan untuk mengeksplorasi nilai-nilai dan harapan masing-masing terkait pernikahan.
  7. Manajemen konflik: Pasangan dapat belajar teknik-teknik manajemen konflik yang efektif untuk mengatasi perselisihan yang mungkin muncul dalam rumah tangga.
  8. Perencanaan masa depan: Konseling pranikah dapat membantu pasangan merencanakan masa depan mereka bersama, termasuk dalam hal keuangan, karir, dan keluarga.
  9. Dukungan emosional: Konselor dapat memberikan dukungan emosional bagi pasangan yang mungkin merasa cemas atau khawatir tentang hasil perhitungan sujanan.
  10. Perspektif objektif: Konseling dapat memberikan perspektif yang lebih objektif dan profesional tentang kesiapan pasangan untuk menikah, terlepas dari hasil perhitungan weton.

Kesimpulan

Arti sujanan dalam primbon Jawa merupakan salah satu hasil perhitungan weton yang sering dianggap kurang menguntungkan bagi pasangan yang akan menikah. Meskipun demikian, penting untuk memahami bahwa hasil perhitungan ini bukanlah vonis atau kepastian, melainkan gambaran tentang potensi tantangan yang mungkin dihadapi dalam pernikahan.

Dalam menyikapi hasil perhitungan sujanan, pasangan perlu bersikap bijak dan tidak terburu-buru mengambil keputusan. Komunikasi terbuka, penguatan komitmen, dan persiapan yang matang menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul dalam kehidupan pernikahan.

Penting juga untuk memahami bahwa keberhasilan sebuah pernikahan lebih ditentukan oleh usaha dan komitmen pasangan, bukan semata-mata oleh ramalan atau perhitungan. Dengan pemahaman yang tepat dan persiapan yang baik, pasangan dapat membangun rumah tangga yang harmonis dan bahagia, terlepas dari hasil perhitungan weton mereka.

Tradisi perhitungan weton, termasuk sujanan, dapat dilihat sebagai bagian dari kekayaan budaya Jawa yang patut diapresiasi. Namun, dalam konteks modern, penting untuk menyikapinya secara bijak dan seimbang, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai universal seperti cinta, kepercayaan, dan komitmen dalam membangun rumah tangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya