Apa Penyebab Mimisan pada Anak, Begini Cara Mengatasinya

Pelajari penyebab umum mimisan pada anak, cara menanganinya dengan tepat, serta kapan harus memeriksakan ke dokter. Informasi lengkap untuk orang tua.

oleh Ayu Isti Prabandari Diperbarui 20 Mar 2025, 14:10 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 14:10 WIB
apa penyebab mimisan pada anak
apa penyebab mimisan pada anak ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Mimisan atau epistaksis merupakan kondisi yang cukup umum terjadi pada anak-anak, terutama usia 3-10 tahun. Meskipun terlihat menakutkan, mimisan pada anak biasanya tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan penanganan sederhana di rumah. Namun, orang tua tetap perlu memahami penyebab, gejala, serta cara menangani mimisan pada anak dengan tepat.

Promosi 1

Pengertian Mimisan pada Anak

Mimisan adalah kondisi keluarnya darah dari hidung akibat pecahnya pembuluh darah kecil di dalam rongga hidung. Pada anak-anak, pembuluh darah di hidung cenderung lebih tipis dan rapuh, sehingga lebih mudah pecah. Mimisan dapat terjadi dari satu atau kedua lubang hidung.

Berdasarkan lokasi perdarahannya, mimisan dibagi menjadi dua jenis:

  • Mimisan anterior - Perdarahan berasal dari bagian depan hidung, tepatnya di area Little's area. Ini merupakan jenis mimisan yang paling umum terjadi pada anak-anak, mencakup lebih dari 90% kasus.
  • Mimisan posterior - Perdarahan berasal dari bagian belakang hidung. Jenis ini lebih jarang terjadi pada anak-anak dan biasanya memerlukan penanganan medis.

Meskipun mimisan dapat terjadi kapan saja, anak-anak cenderung lebih sering mengalaminya pada pagi hari atau saat cuaca dingin dan kering. Durasi mimisan biasanya berlangsung beberapa detik hingga beberapa menit, namun jarang melebihi 10 menit.

Penyebab Umum Mimisan pada Anak

Ada berbagai faktor yang dapat memicu terjadinya mimisan pada anak. Berikut ini adalah beberapa penyebab yang paling umum:

1. Udara Kering

Udara yang terlalu kering merupakan penyebab utama mimisan pada anak. Kondisi ini sering terjadi saat musim dingin atau di ruangan ber-AC. Udara kering dapat menyebabkan selaput lendir hidung menjadi kering dan mudah pecah. Ketika anak menggosok atau mengorek hidungnya, pembuluh darah yang rapuh dapat pecah dan menyebabkan perdarahan.

2. Kebiasaan Mengorek Hidung

Anak-anak sering memiliki kebiasaan mengorek hidung, terutama saat tidur atau tanpa sadar. Jika dilakukan terlalu dalam atau dengan kuku yang tajam, hal ini dapat melukai pembuluh darah di dalam hidung dan menyebabkan mimisan.

3. Infeksi Saluran Pernapasan

Berbagai kondisi yang menyebabkan hidung tersumbat atau iritasi dapat memicu mimisan. Contohnya termasuk pilek, sinusitis, dan alergi. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan pada selaput lendir hidung, membuatnya lebih rentan terhadap perdarahan.

4. Cedera pada Hidung

Benturan atau pukulan pada hidung, misalnya saat bermain atau terjatuh, dapat menyebabkan pembuluh darah di hidung pecah. Cedera ini bisa mengakibatkan mimisan ringan hingga berat, tergantung pada kekuatan benturan.

5. Benda Asing dalam Hidung

Anak-anak, terutama usia 2-5 tahun, terkadang memasukkan benda kecil ke dalam hidung mereka. Benda asing seperti manik-manik, kacang, atau potongan mainan dapat mengiritasi dan melukai selaput lendir hidung, menyebabkan mimisan.

6. Efek Samping Obat-obatan

Beberapa jenis obat dapat meningkatkan risiko mimisan sebagai efek samping. Contohnya termasuk obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid jika digunakan dalam jangka panjang, serta obat pengencer darah seperti aspirin.

7. Kelainan Pembuluh Darah

Meskipun jarang, beberapa anak mungkin memiliki kelainan pembuluh darah bawaan yang membuat mereka lebih rentan terhadap mimisan. Salah satu contohnya adalah hereditary hemorrhagic telangiectasia (HHT).

Gejala dan Tanda Mimisan pada Anak

Mimisan pada anak biasanya mudah dikenali. Berikut adalah beberapa gejala dan tanda yang perlu diperhatikan:

  • Darah mengalir dari satu atau kedua lubang hidung
  • Darah yang keluar bisa sedikit atau banyak
  • Anak mungkin merasa gatal atau tidak nyaman di hidung sebelum mimisan
  • Kadang disertai rasa sakit ringan di area hidung
  • Jika darah mengalir ke belakang tenggorokan, anak mungkin merasakan rasa darah di mulut atau mual
  • Mimisan bisa terjadi tiba-tiba, bahkan saat anak sedang tidur

Penting untuk diingat bahwa sebagian besar kasus mimisan pada anak tidak disertai rasa sakit yang signifikan. Jika anak mengeluh nyeri hebat atau terdapat gejala lain yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter.

Cara Mengatasi Mimisan pada Anak

Ketika anak mengalami mimisan, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan mengikuti langkah-langkah berikut untuk menghentikan perdarahan:

1. Posisikan Anak dengan Benar

Dudukkan anak dengan posisi tubuh sedikit condong ke depan. Hindari membaringkan anak atau menengadahkan kepalanya ke belakang, karena hal ini dapat menyebabkan darah mengalir ke tenggorokan dan memicu mual atau muntah.

2. Tekan Bagian Hidung

Cubit lembut bagian lunak hidung anak, tepat di bawah tulang hidung, menggunakan ibu jari dan jari telunjuk. Tahan tekanan ini selama 10-15 menit tanpa melepaskannya. Tekanan ini membantu menghentikan aliran darah dengan memberikan tekanan pada pembuluh darah yang pecah.

3. Bernapas Melalui Mulut

Minta anak untuk bernapas melalui mulut selama hidungnya ditekan. Hal ini mencegah anak menghirup atau menelan darah yang dapat menyebabkan mual.

4. Gunakan Kompres Dingin

Aplikasikan kompres dingin atau es yang dibungkus handuk pada batang hidung dan pipi anak. Dingin dapat membantu mempersempit pembuluh darah dan mengurangi pembengkakan, yang pada gilirannya dapat membantu menghentikan perdarahan.

5. Hindari Aktivitas Berlebihan

Setelah mimisan berhenti, minta anak untuk beristirahat dan menghindari aktivitas fisik yang berat selama beberapa jam. Aktivitas berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu mimisan kembali.

6. Jaga Kelembaban Hidung

Untuk mencegah mimisan berulang, jaga kelembaban hidung anak dengan menggunakan pelembab udara di kamar tidur atau mengoleskan pelembab hidung seperti petroleum jelly di bagian dalam lubang hidung.

Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun sebagian besar kasus mimisan pada anak dapat diatasi di rumah, ada beberapa situasi yang memerlukan perhatian medis segera:

  • Mimisan berlangsung lebih dari 20 menit meskipun sudah dilakukan penekanan
  • Perdarahan sangat deras atau sulit dihentikan
  • Anak mengalami mimisan lebih dari sekali dalam seminggu
  • Mimisan disertai gejala lain seperti pusing, pucat, atau kesulitan bernapas
  • Anak memiliki riwayat gangguan pembekuan darah
  • Mimisan terjadi setelah cedera kepala yang signifikan
  • Terdapat benda asing di dalam hidung yang tidak bisa dikeluarkan
  • Anak mengeluhkan nyeri yang parah di area hidung atau wajah

Dalam kasus-kasus tersebut, dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab dan memberikan perawatan yang sesuai.

Pencegahan Mimisan pada Anak

Meskipun tidak semua kasus mimisan dapat dicegah, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko terjadinya:

1. Jaga Kelembaban Udara

Gunakan humidifier atau pelembab udara di kamar anak, terutama saat musim dingin atau di ruangan ber-AC. Ini membantu mencegah kekeringan pada selaput lendir hidung.

2. Hindari Iritasi Hidung

Ajarkan anak untuk tidak mengorek atau menggaruk bagian dalam hidungnya. Jaga agar kuku anak selalu pendek dan bersih.

3. Gunakan Pelembab Hidung

Aplikasikan pelembab hidung seperti saline spray atau petroleum jelly di bagian dalam lubang hidung anak untuk menjaga kelembabannya.

4. Hindari Paparan Asap Rokok

Asap rokok dapat mengiritasi selaput lendir hidung. Pastikan lingkungan anak bebas dari asap rokok.

5. Atasi Alergi dengan Tepat

Jika anak memiliki alergi, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat guna mengurangi iritasi pada hidung.

6. Berikan Nutrisi yang Cukup

Pastikan anak mendapatkan asupan vitamin dan mineral yang cukup, terutama vitamin C dan K yang penting untuk kesehatan pembuluh darah.

Mitos dan Fakta Seputar Mimisan pada Anak

Ada beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai mimisan pada anak. Mari kita luruskan dengan fakta yang benar:

Mitos: Mimisan selalu disebabkan oleh tekanan darah tinggi

Fakta: Pada anak-anak, mimisan jarang disebabkan oleh tekanan darah tinggi. Penyebab yang lebih umum adalah udara kering, iritasi, atau cedera ringan pada hidung.

Mitos: Menengadahkan kepala adalah cara terbaik menghentikan mimisan

Fakta: Menengadahkan kepala justru dapat menyebabkan darah mengalir ke tenggorokan dan memicu mual. Posisi yang benar adalah duduk dengan kepala sedikit condong ke depan.

Mitos: Mimisan menandakan kekurangan zat besi

Fakta: Meskipun anemia dapat meningkatkan risiko mimisan, sebagian besar kasus mimisan pada anak tidak berhubungan dengan kekurangan zat besi.

Mitos: Anak yang sering mimisan memiliki masalah kesehatan serius

Fakta: Sebagian besar kasus mimisan pada anak bersifat jinak dan dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah. Namun, jika mimisan terjadi sangat sering atau disertai gejala lain, perlu konsultasi dengan dokter.

Perawatan Jangka Panjang untuk Anak yang Sering Mimisan

Jika anak Anda sering mengalami mimisan, beberapa langkah perawatan jangka panjang mungkin diperlukan:

  • Konsultasi rutin dengan dokter THT untuk mengevaluasi kondisi hidung anak
  • Penggunaan pelembab hidung atau saline spray secara teratur
  • Modifikasi lingkungan untuk menjaga kelembaban udara yang optimal
  • Identifikasi dan penghindaran faktor pemicu, seperti alergen atau iritan
  • Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan prosedur kauterisasi untuk menutup pembuluh darah yang sering bermasalah

Pertanyaan Seputar Mimisan pada Anak

Apakah mimisan berbahaya bagi anak?

Sebagian besar kasus mimisan pada anak tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah. Namun, jika mimisan terjadi sangat sering atau disertai gejala lain yang mengkhawatirkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Berapa lama mimisan normal berlangsung?

Mimisan pada anak biasanya berlangsung antara beberapa detik hingga 10 menit. Jika perdarahan berlanjut lebih dari 20 menit meskipun sudah dilakukan penekanan, segera cari bantuan medis.

Apakah anak yang sering mimisan perlu dibatasi aktivitasnya?

Umumnya tidak perlu membatasi aktivitas anak yang sering mimisan, kecuali jika dokter menyarankan demikian. Namun, hindari aktivitas fisik yang terlalu berat segera setelah episode mimisan untuk mencegah perdarahan berulang.

Bisakah mimisan pada anak dicegah sepenuhnya?

Meskipun tidak semua kasus mimisan dapat dicegah, risiko terjadinya dapat dikurangi dengan menjaga kelembaban udara, menghindari iritasi hidung, dan mengatasi faktor pemicu seperti alergi dengan tepat.

Apakah mimisan bisa menjadi tanda penyakit serius?

Dalam sebagian besar kasus, mimisan pada anak bukan merupakan tanda penyakit serius. Namun, jika mimisan disertai gejala lain seperti mudah memar, pendarahan gusi, atau kelelahan ekstrem, ini bisa menjadi tanda kondisi yang memerlukan evaluasi medis lebih lanjut.

Kesimpulan

Mimisan pada anak merupakan kondisi yang umum terjadi dan sebagian besar kasus dapat diatasi dengan penanganan sederhana di rumah. Pemahaman tentang penyebab, cara mengatasi, dan langkah-langkah pencegahan mimisan sangat penting bagi orang tua. Meskipun jarang berbahaya, mimisan yang terjadi terlalu sering atau disertai gejala yang mengkhawatirkan perlu mendapat perhatian medis. Dengan pengetahuan yang tepat dan penanganan yang benar, orang tua dapat membantu anak mereka mengatasi episode mimisan dengan lebih baik dan mengurangi kecemasan yang mungkin timbul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya