Mabuk dan Emosi, Anak Tabrak Ayahnya Sendiri Hingga Tewas

Malapetaka tinggal menunggu waktu ketika mabuk-mabukan dan marah-marah bercampur menjadi satu.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 18 Jun 2014, 10:37 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2014, 10:37 WIB
Putri tabrak ayah hingga tewas
Mobil BMW convertible milik tersangka penabrak ayah sendiri hingga tewas

Liputan6.com, Riverside Seseorang yang mabuk memang menjadi masalah bagi banyak orang, bukan hanya bagi dirinya sendiri. Suasana menjadi lebih parah jika kondisi itu bercampur baur dengan marah-marah. Malapetaka menunggu.

Sebagaimana dilansir dari The Independent (15 Juni 2014), seorang pria di Amerika Serikat dilindas hingga tewas oleh putrinya yang sedang mabuk. Saat itu korban berusaha menghentikan buah hatinya mengemudi mobil dalam keadaan teler.

Bounmy Rajsombath (69) meninggal hari Jumat lalu setelah putrinya, Soukvilay Barton (37), memundurkan mobil dari dalam garasi rumah keluarga dan menabrak ayahnya yang sedang berdiri di belakang mobil.

Menurut beberapa laporan, Barton kebanyakan menenggak minuman keras dan sempat adu pendapat dengan para anggota keluarga di rumah mereka di Riverside di selatan California.

Barton yang sedang kesal itu bermaksud meninggalkan rumah itu dan pergi menggunakan BMW dua pintu miliknya.

Ketika Barton memundurkan kendaraannya, ayahnya sedang berdiri di belakang mobil itu dan terluka parah karena tabrakan itu.

Rajsombath segera dibawa ke Rumah Sakit Riverside namun dinyatakan meninggal segera setelah tiba di fasilitas medis itu.

Para saksi mengatakan bahwa ketika Barton menyadari bahwa ia telah menabrak ayahnya, wanita itu keluar dari mobilnya dan duduk menangis di jalanan sebelum polisi datang menangkapnya.

Barton kini berada dalam tahanan karena dicurigai mengemudi selagi mabuk dan kelalaian besar yang menyebabkan kematian. Uang jaminan penahanan ditetapkan sebesar US$75.000.

Bounmy Rajsmobath adalah seorang imigran yang berangkat dari Thailand dan tiba di Amerika tahun 1979.

Sebelum tiba di Amerika, ia pernah menjadi petinggi di departemen pertahanan Laos namun harus mengungsi ke Thailand karena jiwanya terancam oleh pemberontakan komunis selama perang Vietnam.

Dulunya, ia bekerja sebagai ahli ledeng selama beberapa tahun di Amerika. Bersama istrinya, Sinh, mereka memiliki dua putra dan dua putri.

Seorang pria yang mengaku sebagai menantu Rajsmobath mengatakan bahwa, “Mendiang adalah seorang yang dicintai semua orang. Ia adalah seorang yang sangat dihormati di kalangan masyarakat Laos. Saya sangat sedih. Muak.”

Berdasarkan pengalaman Liputan6.com selama di California, Riverside merupakan suatu kota pelajar yang biasanya tenang. (Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya