Menhan Rusia: Kecelakaan MH17 Tanggung Jawab Ukraina

Ungkapan Menhan Shoigu soal MH17 disampaikan di tengah kunjungan Menhan Malaysia Hishammuddin Hussein di Moskow.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 10 Sep 2014, 18:31 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2014, 18:31 WIB
Petunjuk kecelakaan MH17
Petunjuk kecelakaan MH17 (Twitter)

Liputan6.com, Moskow - Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menyalahkan Ukraina atas jatuhnya Malaysia Airlines Penerbangan MH17 yang celaka saat menempuh perjalanan dari Amsterdam, Belanda ke Kuala Lumpur, Malaysia pada 17 Juli 2014.

Ia menambahkan, tragedi itu tidak akan pernah terjadi jika pihak Kiev tidak mengangkat senjata. "Bencana itu terjadi di wilayah udara Ukraina, yang harus bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi," kata dia, seperti dimuat Reuters, Rabu (10/9/2014).

Ungkapan Shoigu disampaikan di tengah kunjungan Menhan Malaysia Hishammuddin Hussein di Moskow. Menhan negeri jiran selanjutnya akan bertolak ke Amsterdam.

Sebelumnya, laporan yang dikeluarkan Dutch Safety Board Selasa 9 September menyebut bahwa MH17 hancur akibat tubrukan sejumlah objek berkecepatan tinggi.

Sebaliknya, Ukraina dan pihak Barat yakin, Boeing 777 milik Malaysia ditembak rudal yang ditembakkan dari darat oleh pemberontak pro-Moskow.

Lantas, bagaimana reaksi pihak korban?

James Rizk, yang kedua orangtuanya -- Albert dan Maree menjadi korban kecelakaan MH17 mengaku lega karena tak ada pesan darurat yang dikirimkan pesawat ke pengendali lalu lintas udara atau ATC.

"Kami menggarisbawahi itu, bahwa tak ada sinyal darurat dari kotak hitam," kata dia seperti dikutip dari News.com.au.

Namun, temuan yang diumumkan baru bersifat 'dasar'. Ia dan adiknya, Venessa masih ingin mengetahui siapa yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

"Kami menanti hal utama: siapa yang bertanggung jawab. Tapi kami memahami, itu butuh proses panjang."

Sebelumnya, Menteri Transportasi Malaysia, Datuk Seri Liow Tiong Lai, mengatakan data yang diunduh dari perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder jelas menunjukkan pembicaraan berhenti mendadak.

Sesaat sebelum pesawat Malaysia Airlines MH17 menemui nasib nahasnya, 17 Juli 2014, sang pilot dengan berkomunikasi dengan pusat kontrol lalu lintas udara (ATC) Dnipropetrovsk. Tiba-tiba pembicaraan mereka terputus pada pukul 13.19 waktu Ukraina. (Baca selengkapnya: Kata-kata Terakhir Pilot MH17: Romeo November Delta, Malaysian..) (Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya