Liputan6.com, Golan - Pada Agustus lalu, pasukan perdamaian PBB di bawah komando UNDOF yang berdinas di Dataran Tinggi Golan, terjebak dalam tembak-menembak antara pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak. Pasukan perdamaian itu beranggotakan pasukan dari 6 negara, termasuk Fiji dan Filipina.
Kelompok Front Al Nusra di Suriah, yang terkait dengan Al Qaeda, telah membebaskan 45 anggota pasukan perdamaian PBB asal Fiji setelah menahan mereka selama dua minggu di sisi Suriah di Dataran Tinggi Golan. Demikian dikatakan oleh para pegiat.
Baca Juga
Dugaan Zat Beracun Tak Terbukti, Penyebab 7 Turis Asing Jatuh Sakit di Fiji Menyisakan Misteri
Viral 7 Turis di Fiji Dilarikan ke RS karena Keracunan Alkohol, Mual dan Muntah Usai Minum Koktail Mengandung Etanol
7 Turis Penghuni Resor Mewah Fiji Jatuh Sakit Diduga Keracunan Usai Minum Cocktail di Bar
"Pembebasan itu ditengahi oleh suatu negara Teluk (Persia)," kata seorang pegiat Suriah pada Kamis ini. Namun ia tidak mau disebutkan namanya.
Advertisement
Sebagaimana dikutip Liputan6.com dari Sky News, Kamis (11/09/2014), pegiat itu menambahkan bahwa perincian hal tersebut akan diungkapkan setelah para prajurit itu diserahterimakan kepada UNDOF, pasukan perdamaian PBB yang berdinas di Dataran Tinggi Golan.
Rami Abdel-Rahman, kepala Pengamat HAM Suriah (Syrian Observatory for Human Rights/SOHR), mengatakan badan yang berpusat di Inggris itu mendapatkan informasi bahwa para prajurit itu telah dibebaskan.
"Kami masih menunggu informasi tentang ketibaan mereka di kawasan yang aman," kata dia.
Pasukan penjaga perdamaian itu diciduk pada 28 Agustus lalu di daerah bergolak di Quneitra, di mana pasukan Suriah dan pemberontak telah berperang selama beberapa minggu belakangan ini. (Ans)