3-10-1906: Kode Bahaya SOS dan Mitos Titanic

3 Oktober 1906, konferensi radio di Berlin dimulai. Salah satu hasilnya, mengakui secara resmi SOS sebagai kode bahaya internasional.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 03 Okt 2014, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Okt 2014, 06:00 WIB
Ilsutrasi SOS
Ilsutrasi SOS

Liputan6.com, Jakarta Pada 3 Oktober 1906, konferensi radio di Berlin, Jerman dimulai. Salah satu hasilnya adalah mengakui secara resmi SOS sebagai kode bahaya internasional -- berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh British Marconi Society dan German Telefunk.

SOS adalah kode Morse yang terdiri dari 3 titik, 3 garis, dan 3 titik yang tak terputus. (• • • - - - • • •). Sangat gampang diingat dan bisa dikirim sekaligus.

Awalnya, tak ada niat untuk menjadikan kode itu sebagai singkatan, meski orang yang bicara Bahasa Inggris mengartikannya sebagai 'Save Our Souls' -- selamatkan jiwa kami atau 'Save Our Ship' -- selamatkan kapal kami. Namun, tak ada padanan frasa itu dalam Bahasa Jerman.

Kali pertama, SOS diperkenalkan ke publik adalah pada 1 Juli 1908.SOS menggantikan kode sebelumnya yang dibuat Marconi Company, 'CQD' -- yang berarti 'All Stations Urgent', namun secara populer diartikan sebagai 'Come Quick Danger' atau 'Come Quickly Down'.

Konon, Titanic adalah kapal pertama yang menggunakan kode SOS -- saat celaka  pada 15 April 1912. Namun, menurut peneliti maritim Patrick Robertson, itu hanya mitos.

"Robertson menyebut, SOS kali pertama digunakan 3 tahun sebelum Titanic tenggelam...pada Juni 1909 saat SS Slavonia celaka di Atlantik Utara, di lepas pantai Portugal," demikian Liputan6.com kutip dari buku 'Is It True?: The facts behind the things we have been told'

Senada, seperti dimuat Encyclopedia Titanica, kali pertama SOS digunakan dalam kondisi bahaya adalah pada 10 Juni 1909, saat SS Slavonia celaka di Azores. Dua kapal uap menerima sinyal tersebut dan segera melakukan tindakan penyelamatan.

SOS dari Kapal Celaka Titanic


Lebih dari 1.500 orang tewas saat Titanic celaka dan akhirnya karam. Sebaliknya, masih ada 700 nyawa yang berhasil selamat. Mereka yang masih bernyawa berutang budi pada teknologi komunikasi terbaru di zaman itu: telegraf nirkabel (wireless telegraphy).

Kala itu di sebuah stasiun telegraf terpencil di ujung tenggara Newfoundland, pesan "Wish you were here" diterima dari seorang penumpang Titanic. Sesaat kemudian, informasi tak terduga menyusul.

"Ya Tuhan, Pak Gray, Titanic menabrak gunung es dan mengeluarkan CQD," demikian pemberitahuan yang diterima kepala operator Walter Gray dari bawahannya,  J.C.R. Godwin, seperti dikutip dari situs Kanada, The Star. CQD adalah sinyal bahaya sebelum SOS.

Kepala operator Titanic Jack Phillips -- yang adalah teman baik Gray saat pelatihan Marconi -- juga mengirim sinyal yang terbaru: SOS.

Pesan itu diterima 14 April 1912 sebelum tengah malam. Dan kurang dari 3 jam kemudian, kapal termewah dan tercanggih di zamannya itu tenggelam.

SOS -- yang awalnya jarang digunakan para operator radio Marconi -- menjadi standar setelah kejadian nahas Titanic.

Selain soal Morse, sejumlah kejadian menarik terjadi pada tanggal 3 Oktober. pada 1929, Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovania mengubah namanya menjadi Kerajaan Yugoslavia.

Tanggal yang sama pada tahun 1932, Irak merdeka dari Britania Raya. Sementara 20 tahun kemudian, pada 1952, Inggris membuat senjata nuklir dan menjadi negara ketiga dengan kekuatan senjata mematikan itu.

Pada 3 Oktober 1990, juga dicatat sejarah sebagai hari di mana Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu kembali.

Mereka yang lahir pada tanggal 3 Oktober berbagi ulang tahun dengan sejumlah tokoh ternama di antaranya Charles "Charlie" Duke, astronot termuda yang pernah berjalan di Bulan. (Riz)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya