Liputan6.com, Kobani - Kepulan asap tebal akibat ledakan menggulung di langit Kota Kobani, perbatasan Turki-Suriah, dalam beberapa hari terakhir. Pejuang Kurdi dan milisi ISIS terlibat dalam pertempuran dahsyat di jalan-jalan.
Amerika Serikat dan sekutu pun turun tangan untuk membantu pasukan kurdi di Kota Kobani. Setidaknya ada 21 kloter serangan udara yang dilancarkan Negeri Paman Sam, bersama Inggris, Australia, dan Prancis pada Senin 13 Oktober hingga Selasa 14 Oktober 2014 lalu.
Menurut juru bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon), John Kirby, ada ratusan anggota ISIS yang tewas di medan pertempuran Kobani.
"Kami menargetkan Kobani demi misi kemanusiaan. Warga Kurdi di Kobani membutuhkan bantuan dan dukungan untuk mempertahankan tanah mereka," ujar John Kirby, seperti dimuat International Business Times, Kamis (16/10/2014).
Dia menjelaskan, pihaknya akan terus meningkatkan intensitas serangan. Namun bisa juga sewaktu-waktu mengurangi gempuran. Hal itu tergantung dengan kondisi di Kobani.
"Kami akan memberikan ruang bagi warga Kobani untuk mendapatkan kembali hak mereka," jelas John Kirby.
Otoritas Kobani mengatakan pasukan Kurdi tengah mengatur strategi jitu untuk menumpas ISIS, demi merebut kembali sebagian besar wilayah yang sudah dirampas oleh kelompok militan tersebut.
"Sejauh ini ada sekitar 200 ribu orang Kobani yang melarikan diri dari rumahnya karena diserang ISIS," ujar pejabat tersebut.
Namun kini, menurut Badan Pemantau Hak Asasi Manusia untuk Suriah mengatakan, pejuang Kurdi telah berhasil menguasai dua lokasi kekuasaan ISIS di Kobani. Tetapi kontrol ISIS disebut masih kuat di kota itu.
Presiden AS Barack Obama mengatakan pihaknya sangat prihatin atas kondisi Kota Kobani yang terancam diambil alih ISIS. Dia menegaskan akan mengerahkan kekuatan negaranya untuk menyelamatkan kota perbatasan tersebut. (Ein)
AS: Ratusan Anggota ISIS Tewas di Kobani
Presiden AS Barack Obama mengatakan pihaknya sangat prihatin atas kondisi Kota Kobani yang terancam diambil alih ISIS.
diperbarui 16 Okt 2014, 17:26 WIBDiterbitkan 16 Okt 2014, 17:26 WIB
FBI berharap masyarakat bisa mengenali suara militan ISIS dalam video yang disebarluaskan. (BBC)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
16 Kereta Api Baru Meluncur 1 Februari 2025, Ini Daftarnya
Serba-serbi Jelang Pelantikan Donald Trump sebagai Presiden ke-47 AS
Pesawat Garuda Indonesia Edisi Spesial Tahilalats, Terbang Perdana dari Jakarta ke Denpasar
Reaksi Istri Sandy Permana Setelah Nanang Gimbal Ditangkap Polisi, Ingin Tersangka Dihukum Mati
Waspada Hoaks Lowongan Kerja yang Beredar Viral, Simak Daftarnya
Regulator AS Sebut Pengawasan Kripto Bakal Lebih Kuat Jika Hal Ini Terjadi
Gencatan Senjata Belum Diterapkan, Serangan Israel di Gaza Tewaskan 8 Orang
7 Ritual Pemakaman Paling Unik di Dunia, Tak Biasa dan Bikin Terpukau
RS Polri Terima 13 Sampel DNA Keluarga Korban Kebakaran Glodok Plaza
Polisi Selidiki Laporan Bung Towel, Diduga Alami Doxing di Media Sosial
Iuran BPJS Kesehatan Terbaru, Siap-Siap Berubah di Bulan Juli 2025
Keluarga: Dian Pamit Pergi ke Glodok Plaza, hingga Kini Belum Bisa Dihubungi